Ciri-ciri Orang Munafik Menurut Al Quran yang Kekal di Neraka

Ciri-ciri Orang Munafik Menurut Al Quran

Pernahkah Anda mendapati seorang yang beragama Islam tetapi perilakunya berpihak pada orang kafir? Apabila pernah, janganlah Anda vonis dia sebagai orang munafik yang hakiki. Karena kita tidak memiliki hak untuk memberikan vonis munafik kepada seseorang kecuali bila Allah dan Rasul-Nya telah menyebutkan bahwa ia benar-benar munafik.

Memang kita tidak bisa menilai secara pasti siapakah diantara kita yang benar-benar seorang mukmin dan siapakah yang munafik. Namun, kita perlu mengoreksi diri kita masing-masing. Apakah ada ciri-ciri kemunafikan yang ada pada diri kita. Berikut ini akan kami jelaskan ciri orang munafik berdasarkan surat Al-Baqarah ayat 8 sampai ayat 14 :

1. Iman Hanya di Mulut

Penyakit nifaq atau kemunafikan itu letaknya berada di dalam hati. Kita tidak akan pernah bisa memvonis seseorang sebagai orang munafik kecuali kalau kita benar-benar pernah membuka isi hatinya. Maka tidaklah mungkin kita bisa menilai orang secara pasti apakah ia benar-benar munafik ataukah tidak. Meskipun demikian, Allah Maha Mengetahui terhadap seluruh isi hati makhluk-Nya. Bagaimanapun seseorang menyembunyikan kemunafikannya maka Allah akan tetap mengetahuinya.

Orang-orang munafik sebenarnya adalah orang yang tidak beriman. Namun, mereka menyatakan bahwa dirinya beriman kepada Allah dan hari akhir di hadapan orang-orang yang beriman. Mereka sejatinya adalah orang kafir yang menyamar di dalam sekumpulan orang-orang yang beriman. Mereka hanya beriman di lisannya saja akan tetapi tidak ada keimanan di dalam hatinya. Allah berfirman :

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَبِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَۘ ٨

Di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang mukmin.


[QS. Al-Baqarah ayat 8]

Orang munafik adalah orang yang tidak ada kesesuaian antara hati dan ucapannya. Dengan mudahnya mereka mengikrarkan keimanan yang sesungguhnya tidak ada bekas iman di dalam hatinya. Orang munafik seperti ini tempatnya kekal di dalam neraka, karena secara akidah mereka bukanlah orang yang beriman.

Berbeda halnya dengan orang iman yang perilakunya seperti orang munafik. Mereka hanya bertingkah menyerupai orang munafik tetapi secara akidah mereka adalah orang beriman, sehingga tidak menyebabkan dirinya kekal di dalam neraka. Imam Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya :

"Kemunafikan : Ialah menampakkan kebaikan dan menyembunyikan kejelekan, ia terdiri dari beberapa jenis : “I’tiqodiy” yaitu yang pelakunya kekal di dalam neraka, dan “Amaliy” yaitu termasuk dosa yang paling besar"

Dari penjelasan ibnu Katsir tersebut bisa kita ketahui bahwa nifaq itu terbagi menjadi dua, yaitu :

  1. Nifaq I'tiqody
  2. Nifaq Amaliy

Baca Juga : Pengertian Munafik dalam Islam, Contoh, Ciri-ciri, Serta Dalilnya

Nifaq i'tiqodiy adalah orang yang tidak memliki keimanan di dalam hatinya akan tetapi ia mengucapkan bahwa dirinya beriman kepada Allah dan hari akhir. Demikian itulah nifaq yang dimaksud dari surat Al-Baqoroh ayat 8 di atas. Jenis nifaq seperti ini adalah jenis nifaq yang membuat pelakunya kekal di dalam neraka.

Nifaq amaliy adalah sebuah penyakit hati yang dimiliki orang iman. Sebenarnya di dalam hati mereka terdapat keimanan akan tetapi perilaku mereka seperti orang munafik; seperti suka berbohong, suka berkhianat, ingkar janji, dan lain sebagainya. Jenis nifaq ini tetap diancam pelakunya akan dimasukkan ke dalam neraka, tetapi tidak kekal.

2. Penipu

Orang munafik adalah penipu yang paling berbahaya. Mereka tidak hanya menipu manusia, tetapi mereka juga menipu Allah dan orang-orang yang beriman. Mereka menyatakan iman dengan lisannya yang padahal hatinya mengingkari keimanan tersebut. Tanpa sadar justru ia telah menipu dirinya sendiri.

Allah berfirman :

يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۚ وَمَا يَخْدَعُوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَۗ ٩

Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari.


[QS. Al-Baqarah ayat 9]

Penipuan yang dilakukan oleh orang munafik bukanlah penipuan yang main-main. Mereka berani menipu orang-orang beriman dengan ucapan “لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ” demi menjaga keselamatan mereka.

Orang-orang munafik adalah orang-orang yang takut kepada manusia. Akan tetapi mereka tidak takut kepada Allah. Mereka mengetahui bahwa kaum mukminin selalu menang dalam peperangan melawan orang kafir. Sehingga mereka ketakutan jika terang-terangan memusuhi kaum mukminin karena takut dengan kekuatan kaum mukminin.

Oleh karena itu, mereka mempermainkan kalimat tauhid itu untuk menyembunyikan kekafiran mereka di hadapan orang-orang iman. Tujuan mereka tidak lain dan tidak bukan adalah agar darah dan harta mereka aman tatkala terjadi peperangan antara kaum mukminin dan kaum kafirin.

Ibnu Juraij mengatakan :

يُظْهِرُونَ "لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ" يُرِيدُونَ أَنْ يَحْرِزُوا بِذَلِكَ دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ، وَفِي أَنْفُسِهِمْ غَيْرُ ذَلِكَ

Mereka menampakkan (keimanan dengan ucapan) “Tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) kecuali Allah.” Dengan ucapan itu mereka ingin agar darah dan hartanya terlindungi. Padahal di dalam hatinya mereka tidak meyakini ucapan itu.


[Tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Baqarah ayat 9]

3. Meragukan Islam

Sebagaimana yang telah Allah nyatakan sendiri dalam surat Ali Imran ayat 85 bahwa agama yang diterima di sisi Allah hanyalah agama Islam. Agama selain Islam adalah agama yang tidak akan pernah diterima oleh Allah. Bahkan apabila seseorang meninggal dunia sedangkan ia dalam keadaan tidak menganut agama Islam maka ia akan menjadi orang yang paling rugi di akhirat.

Orang munafik adalah orang yang ragu dengan kebenaran agama Islam. Di dalam hati mereka terdapat penyakit keragu-raguan yang terus ditambah penyakitnya oleh Allah. Allah berfirman :

فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ ١٠

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya dan mereka mendapat azab yang sangat pedih karena mereka selalu berdusta.


[QS. Al-Baqarah ayat 10]

Menurut para ahli tafsir, penyakit yang diidap oleh orang-orang munafik menurut ayat tersebut adalah penyakik keraguan.

4. Suka Beralasan

Ciri orang munafik berikutnya adalah bahwa mereka adalah orang yang pandai beralasan ketika diberikan nasehat. Allah berfirman :

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِۙ قَالُوْٓا اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ ١١

Apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi,” mereka menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.”


[QS. Al-Baqarah ayat 11]

Menurut Ibnu Mas'ud, yang dimaksud dengan perbuatan kerusakan yang diperbuat oleh orang munafik adalah kekufuran dan kemaksiatan. Ketika mereka dinasehati untuk tidak berbuat kekufuran dan kemaksiatan mereka malah beralasan bahwa apa yang mereka perbuat adalah melakukan perbaikan.

Telah jelas pada ayat tersebut bahwa termasuk ciri-ciri yang tampak pada orang munafik adalah banyaknya beralasan. Tatkala mereka diberikan nasehat atas maksiat yang dikerjakannya maka dengan padainya mereka beralasan bahwa apa yang ia lakukan adalah kebaikan.

5. Tidak Merasa Bersalah

Orang munafik selalu menganggap maksiat dan kekufuran yang dilakukannya adalah perbuatan yang benar. Ketika mereka melakukan perbuatan maksiat maka mereka menganggap bahwa perbuatannya itu di atas petunjuk. Hal ini juga biasanya kita jumpai pada orang-orang yang bermaksiat dengan perbuatan bid'ahnya. Mereka bahkan berani membawakan dalil-dalil untuk membenarkan bid'ah yang mereka lakukan.

Namun sayangnya mereka tidak merasa bahwa bid’ah yang dilakukannya adalah perbuatan maksiat dan kesesatan. Allah berfirman :

اَلَآ اِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَلٰكِنْ لَّا يَشْعُرُوْنَ ١٢

Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.


[QS. Al-Baqarah ayat 12]

6. Tidak Mengetahui Kebodohannya

Orang munafik adalah orang yang bodoh di atas kebodohan. Hal itu dikarenakan ketidaktahuan mereka bahwa mereka sedang berada dalam kesesatan. Tatkala nasehat datang kepada mereka agar mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana imannya orang beriman yang hakiki maka mereka malah mencela bahwa orang-orang iman itu adalah orang yang bodoh.

Allah berfirman :

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اٰمِنُوْا كَمَآ اٰمَنَ النَّاسُ قَالُوْٓا اَنُؤْمِنُ كَمَآ اٰمَنَ السُّفَهَاۤءُ ۗ اَلَآ اِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاۤءُ وَلٰكِنْ لَّا يَعْلَمُوْنَ ١٣

Apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman,” mereka menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang picik akalnya itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang picik akalnya, tetapi mereka tidak tahu.


[QS. Al-Baqarah ayat 13]

Tidak hanya bodoh di atas bodoh, bahkan Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa kebodohan mereka adalah kebodohan yang sempurna. Pasalnya mereka tidak mengetahui kebodohan mereka sendiri. Mereka terombang-ambing dalam kesesatan dan kebodohan. Sehingga mereka pun terjerumus di dalam kebodohan dan kebutaan. Mata mereka buta dari kebenaran dan jauh dari petunjuk Allah.

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan dalam kitab tafsirnya : "Dan termasuk kesempurnaan bodohnya mereka, yaitu sesungguhnya mereka tidak mengetahui kondisi mereka yang sedang berada di dalam kesesatan dan kebodohan. Hal itulah yang menjerumuskan mereka, menghantarkan dalam kebutaan, dan jauh dari petunjuk."

7. Bermuka Dua

Termasuk ciri orang munafik yang tampak adalah bahwa mereka adalah manusia yang bermuka dua. Tatkala mereka berkumpul dengan orang iman maka dengan lihainya mereka menampakkan baju keimanannya. Mereka seakan-akan adalah orang yang beriman tatkala bersama orang iman, sehingga orang iman sendiripun tidak tahu bahwa ia adalah orang munafik.

Akan tetapi ketika mereka tidak berkumpul bersama kalangan orang-orang iman, lalu kembali kepada golongan orang-orang kafir maka mulai tampaklah siapa mereka yang sebenarnya. Tatkala mereka bersama orang kafir maka mereka tampakkan bahwa diri mereka termasuk golongan mereka. Bahkan dengan terang-terangan mereka mengatakan pada orang kafir bahwa dirinya hanya menyamar dengan baju keimanannya saat berkumpul bersama orang-orang iman.

Allah berfirman :

وَاِذَا لَقُوا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قَالُوْٓا اٰمَنَّا ۚ وَاِذَا خَلَوْا اِلٰى شَيٰطِيْنِهِمْ ۙ قَالُوْٓا اِنَّا مَعَكُمْ ۙاِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُوْنَ ١٤

Apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Akan tetapi apabila mereka menyendiri dengan setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya pengolok-olok.”


[QS. Al-Baqarah ayat 14]

Ringkasan dan Penutup

  • Menurut Ibnu Katsir nifaq itu terbagi menjadi dua; yakni nifaq i’tiqadiy dan nifaq amaliy.
  • Orang munafik yang kekal di dalam neraka adalah nifaq i’tiqodiy.
  • Munafiq i’tiqody hanya beriman di lisan saja akan tetapi tidak ada keimanan di dalam hatinya.
  • Orang-orang munafik menggunakan kalimat “لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ” sebagai alat untuk menipu Allah dan orang-orang iman.
  • Hati orang munafik penuh dengan keraguan atas kebenaran risalah yang dibawa oleh Rasulullah .
  • Tatkala nasehat datang kepada orang-orang munafik agar tidak berbuatan kerusakan maka mereka akan mencari-cari alasan pembenaran untuk membenarkan perbuatannya.
  • Orang-orang munafik tidak merasa bahwa apa yang dilakukannya adalah perbuatan kekufuran dan kemaksiatan.
  • Orang-orang beriman dianggap bodoh oleh orang-orang munafik, padahal orang-orang munafiklah orang bodoh yang sesungguhnya.
  • Ketika orang-orang munafik berbaur dengan orang-orang beriman maka mereka tampakkan wajah keimanan. Akan tetapi, ketika berbaur dengan orang-orang kafir maka tampaklah siapa mereka yang sebenarnya bahkan mengolok-olok orang iman dibelakang mereka.

Demikianlah pembahasan Ciri-ciri Orang Munafik Menurut Al Quran yang Kekal di Neraka. Semoga kita dihindarkan oleh Allah dari sifat-sifat kemunafikan dan dijadikan sifat-sifat keimanan bersemayam dalam diri kita. Amiin.

Refrensi

  • Al-Quranul Karim
  • Tafsir Ibnu Katsir
  • Tafsir Ath-Thobari

Related Posts :