Pengertian Tawakal Menurut Bahasa dan Istilah
Segala puji bagi Allah
rabb semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap atas yang mulia Nabi kita
Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam dan juga keluarganya dan seluruh
sahabatnya.
Tawakal kepada Allah adalah salah satu amalan hati seorang hamba yang memiliki kedudukan yang mulia dan agung. Tawakal adalah salah satu kewajiban keimanan yang paling agung.
Tawakal adalah amalan dan ibadah untuk mendekatkan diri
kepada Allah yang paling utama. Tawakal
merupakan tingkatan tauhid kepada Allah yang paling tinggi. Setiap perkara
tidak akan menghasilkan apapun kecuali dengan tawakal kepada Allah dan memohon
pertolongan kepada-Nya.
Ibnul Qoyyim menjelaskan bahwa tawakal adalah setengahnya
agama, dan setengahnya
lagi adalah inabah. Agama itu adalah isti’anah dan ibadah. Adapun
tawakal itu adalah isti’anah dan inabah itu adalah ibadah.
Pertanyaannya adalah :
Apa itu tawakal? Bisakah kamu jelaskan pengertian tawakal menurut bahasa dan
istilah?
Nah, pada
pembelajaran kali ini akan kami jelaskan pengertian tawakal menurut bahasa dan
istilah yang benar menurut para ahli. Tidak hanya pengertiannya saja, akan
tetapi juga pengertian tawakal dan contoh penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari, disertai juga
dalil-dalil dan keutamaan tawakal di dalam Al-Quran dan Al-Hadits.
A. Pengertian
Tawakal Menurut Bahasa
Tawakal
menurut bahasa merupakan kata
yang diambil dari bahasa Arab yaitu “At-Tawakkul” tulisan
arab dari at-tawakkul
adalah :
التَّوَكَّلُ
Kata at-tawakkul
berakar dari kata : تَوَكَّلَ - يَتَوَكَّلُ
- تَوَكُّلًا (tawakkala – yatawakkalu – tawakkulan) yang artinya adalah menyerahkan, menyandarkan, dan memasrahkan.
Berikut ini beberapa ungkapan penggunaan kata tawakal
dalam bahasa Arab :
وَكِلَ
بالله، وتوكَّل عليه، واتَّكل: استسلم إليه.
Dia mewakilkan kepada
Allah, tawakal kepada-Nya, dan bersandar : yaitu maknanya
adalah menyerahkan
pada-Nya.
وتوكَّل بالأمر: إذا ضمن القيام به.
Dia tawakalkan
urusannya : yaitu maknanya menanggung pelakasanan urusannya.
ووكَّلْتُ
أمري إلى فلان: اعتمدت في أمري عليه.
Aku wakilkan urusanku
pada fulan : yaitu maknanya aku menyandarkan urusanku padanya.
ووكَّل
فلانٌ فلاناً: إذا عجز عن القيام بأمر نفسه، أو وثق فيه بأن يقوم بأمره.
Fulan mewakilkan pada
fulan : yaitu tatkala ia tidak mampu menunaikan urusannya sendiri atau
mempercayakan hal itu untuk ditunaikkan urusannya.
ووكل
إليه الأمر: سلَّمه
Dia mewakilkan perkara
kepadanya : yaitu artinya adalah menyerahkan.
Nah, dari
ungkapan-ungkapan di atas dapat kita jelaskan pengertian tawakal menurut bahasa
adalah menampakkan ketidakkuasaan dan menyandarkannya pada yang lain.
Atau dalam arti yang lain adalah ketika seseorang tidak mampu melakukan suatu urusan maka ia sandarkan urusan itu pada yang lain untuk
menyelesaikan urusan tersebut.
B. Pengertian
Tawakal Menurut Istilah
Berikut ini beberapa pengertian
tawakal menurut istilah yang
dikemukakan oleh para ulama atau para ahli :
1. Ibnu Rojab
هو صدقُ اعتماد القلب على الله - عز وجل - في استجلاب المصالح، ودفعِ
المضارِّ من أمور الدنيا والآخرة كُلِّها
Hakikat tawakal adalah
bergantungnya hati dengan sebenar-benarnya kepada Allah azza wajalla dalam
mendatangkan kemaslahatan dan menolak bahaya dari perkara dunia dan akhirat
secara menyeluruh.
[Sumber : Jami’ul-Ulum wal Hikam]
2. Al-Hasan
إنَّ توكلَ العبد على ربِّه أنْ يعلمَ أن الله هو ثقته
Sesungguhnya tawakal
seorang hamba kepada Rabb nya adalah bahwa ia tahu bahwa Allah adalah yang ia
percayakan. [Sumber :
Jami’ul-Ulum wal-Hikam]
3. Az-Zabidi
الثِّقَةُ بِمَا عِنْد اللهِ - تَعالَى - وَاليَأْسُ مِمَّا فِي أَيْدِي
النَّاسِ
Tawakal adalah
mempercayakan semuanya kepada Allah ta’ala dan berputus asa dari apa yang ada
di tangan manusia.
[Sumber : Tajul-Urus]
4. Utsaimin
التوكل هو صدق الاعتماد على الله عز وجل في جلب
المنافع ودفع المضار مع فعل الأسباب التي أمر الله بها
Tawakal adalah
menyandarkan dengan sebenar-benarnya kepada Allah azza wa jalla dalam
memperoleh manfaat dan menolak bahaya bersamaan dengan melakukan usaha yang
diperintahkan oleh Allah.
[Sumber : Majmu’ Fatawa wa Rasail ibn Utsaimin]
Baca
Juga : Pengertian Ihsan dalam Islam
C. Hakikat Tawakal
Dari semua penjelasan
pengertian tawakal menurut istilah yang dikemukakan oleh para ulama di atas
dapat kita ketahui bahwa hakikat tawakal adalah menyandarkan hati kepada Allah
yang disertai dengan usaha dan disertai pula dengan keyakinan yang penuh bahwa
Allah adalah yang Maha Memberi Rezeki, Maha Mencipta, Maha Menghidupkan, Maha
Mematikan, dan tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Dia, dan tidak ada
Rabb selain-Nya.
Tawakal kepada Allah
tidak akan bermakna apabila tanpa disertai dengan usaha. Karena tawakal itu
adalah kepercayaan kepada Allah dengan menggantungkan perkara kepada-Nya
disertai dengan berusaha.
Rasulullah shallallaahu
'alaihi wasallam bersabda :
لَوْ أَنَّكُمْ
كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا
يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
Seandainya
kalian betul-betul bertawakal kepada Allah maka niscaya kalian akan diberi
rezeki sebagaimana burung, mereka pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong
dan pulang di sore hari perut terisi penuh.
[HR.
Tirmidzi]
Hadits tersebut
menunjukkan bahwa tawakal yang benar adalah tawakal yang disertai dengan usaha.
Bukan bersandar pasrah tanpa usaha sama sekali. Burung pun melakukan usaha
dengan keluar di pagi hingga sore hari untuk mencari rezeki.
Tentunya usaha yang
dilakukan haruslah dengan usaha yang halal dan diperintahkan oleh Allah. Tidak
boleh kita berusaha dengan usaha yang haram dan dilarang oleh Allah.
Usaha merupakan
keharusan. Seorang yang ingin
memperoleh sesuatu tentu harus berusaha untuk mendapatkannya. Diantara salah
satu kisah tentang hal ini adalah saat di mana Allah perintahkan kepada Maryam
untuk menggoyangkan pangkal pohon kurma.
Disebutkan di dalam Al-Quran :
وَهُزِّيْٓ اِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسٰقِطْ
عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا ۖ
Goyanglah pangkal pohon kurma itu
ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menjatuhkan buah kurma yang masak kepadamu.
[QS. Maryam ayat 25]
Pada ayat tersebut
Allah perintahkan Maryam untuk menggoyangkan pohon kurma agar ia bisa
memakannya. Padahal kondisi Maryam saat itu sedang hamil dan sangat
lemah. Bagaimana mungkin ia mampu menggoyangkan pohon kurma dengan sangat kuat
hingga buahnya terjatuh? Tentu
saja hal itu mustahil dilakukan.
Akan tetapi Allah tetap ingin Maryam berusaha. Seandainya
Allah berkehendak bisa saja Allah menjatuhkan buah kurma itu secara langsung
tanpa harus ada usaha apapun dari Maryam.
Akan tetapi Allah tetap perintahkan
Maryam untuk berusaha meskipun dalam
kondisi lemah. Maka dari usahanya itulah Allah izinkan buah kurma yang masak itu terjatuh.
D. Perintah Tawakal dalam Al-Quran
Berikut ini beberapa
dalil perintah untuk bertawakal di dalam Al-Quran beserta terjemahannya :
فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّكَ عَلَى الْحَقِّ
الْمُبِيْنِ Maka, bertawakallah
kepada Allah. Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) berada di atas kebenaran
yang nyata. [QS. An-Naml ayat 79] |
وَلِلّٰهِ غَيْبُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاِلَيْهِ
يُرْجَعُ الْاَمْرُ كُلُّهٗ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ
عَمَّا تَعْمَلُوْنَ ࣖ Milik
Allahlah (pengetahuan tentang) yang gaib (di) langit dan (di) bumi.
Kepada-Nyalah segala urusan dikembalikan. Maka, sembahlah Dia dan
bertawakallah kepada-Nya. Tuhanmu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. [QS. Hud ayat 123] |
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ
وَسَبِّحْ بِحَمْدِهٖۗ وَكَفٰى بِهٖ بِذُنُوْبِ عِبَادِهٖ خَبِيْرًا ۚ Bertawakallah
kepada (Allah) Yang Mahahidup yang tidak mati dan bertasbihlah dengan
memuji-Nya. Cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya. [QS. Al-Furqan ayat 58] |
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ
ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ
عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ
عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ Maka, berkat
rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan
menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan
(penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal. [QS. Ali Imron ayat 159] |
فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ
اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
ࣖ Jika mereka
berpaling (dari keimanan), katakanlah (Nabi Muhammad), “Cukuplah Allah
bagiku. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia
adalah Tuhan pemilik ‘Arasy (singgasana) yang agung.” [QS. At-Taubah ayat 129] |
قُلْ هُوَ الرَّحْمٰنُ اٰمَنَّا بِهٖ وَعَلَيْهِ
تَوَكَّلْنَاۚ فَسَتَعْلَمُوْنَ مَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Dialah Zat Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan
hanya kepada-Nya kami bertawakal. Kelak kamu akan tahu siapa yang berada
dalam kesesatan yang nyata.” [QS. Al-Mulk ayat 29] |
وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ Oleh karena
itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal. [QS. Ali Imran ayat 122] |
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ
اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ
اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah, gemetar
hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat)
imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal, [QS. Al-Anfal ayat 2] |
Berdasarkan ayat-ayat di atas dapat kita pahami bahwa
tawakal itu hukumnya wajib bagi seorang mukmin. Bahkan diantara salah satu ciri
seorang mukmin sejati adalah yang senantiasa bertawakal kepada Allah.
Selain
itu tawakal adalah syarat keimanan. Apabila tawakal itu
hilang maka hilang pula keimanan. Allah
subhanahu wata'ala berfirman :
وَعَلَى اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Bertawakallah hanya kepada Allah,
jika kamu orang-orang mukmin.
[QS. Al-Maidah ayat 23]
Tawakal juga merupakan salah satu bangunan tauhid
uluhiyah. Hal ini sebagaimana
yang ditunjukkan oleh firman Allah berikut ini :
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
Hanya kepada Engkaulah kami
menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
[QS. Al-Fatihah ayat 5]
E. Penerapan dan Contoh Tawakal
1. Tawakal dalam Beribadah
Agama itu setengahnya adalah
Ibadah dan setengahnya lagi adalah Isti’anah (memohon pertolongan). Tawakal
adalah bagian dari isti’anah. Oleh karena itu ketika kita beribadah
kepada Allah hendaknya juga disertai dengan tawakal kepada Allah. Allah subhanahu
wata'ala berfirman :
فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ
Maka, sembahlah Dia dan
bertawakallah kepada-Nya
[QS. Hud ayat 123]
2. Tawakal dalam Berdakwah
Dakwah adalah tugas setiap umat Nabi Muhammad shallallaahu
'alaihi wasallam. Setiap dari kita diperintahkan oleh Allah subhanahu
wata'ala untuk berdakwah. Yang menjadi tantangan adalah bahwa tidak semua
orang mau menerima dakwah Islam.
Oleh karena itu, ketika kita berdakwah hendaknya kita
bertawakal kepada Allah. Biarkanlah Allah yang menentukan apakah mereka mau
mengikuti dakwah Islam ataukah tidak. Yang terpenting adalah kita sudah
melaksanakan tugas kita berdakwah di jalan Allah dengan ikhlas. Allah subhanahu
wata'ala berfirman :
فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ
اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ࣖ
Jika mereka berpaling (dari
keimanan), katakanlah (Nabi Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan
selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan pemilik ‘Arasy
(singgasana) yang agung.”
[QS. At-Taubah ayat 129]
Diantara salah satu contoh teladan tawakal dalam
berdakwah adalah seperti apa yang dilakukan oleh Nabi Nuh ‘alaihis salam ketika
mendakwahi umatnya. Disebutkan di dalam Al-Quran :
۞ وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ نُوْحٍۘ
اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُمْ مَّقَامِيْ وَتَذْكِيْرِيْ
بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَعَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْتُ فَاَجْمِعُوْٓا اَمْرَكُمْ وَشُرَكَاۤءَكُمْ
ثُمَّ لَا يَكُنْ اَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ اقْضُوْٓا اِلَيَّ وَلَا تُنْظِرُوْنِ
Bacakanlah (sampaikanlah wahai Nabi
Muhammad) kepada mereka berita penting (tentang) Nuh ketika dia berkata kepada
kaumnya, “Wahai kaumku, jika terasa berat bagi kamu keberadaanku tinggal
(bersamamu) dan peringatanku dengan ayat-ayat Allah, kepada Allahlah aku
bertawakal. Oleh karena itu, bulatkanlah keputusanmu dan kumpulkanlah
sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku), selanjutnya janganlah keputusanmu itu
dirahasiakan. Kemudian, bertindaklah terhadap diriku dan janganlah kamu
tunda-tunda (tindakan itu) kepadaku.
[QS. Yunus ayat 71]
3. Tawakkal dalam Berjihad dan Berperang
Ketika dalam keadaan berperang seorang mukmin tidak
hanya mengandalkan senjata dan kekuatannya saja. Akan tetapi juga tawakal
berserah diri kepada Allah agar Allah memberikan pertolongan-Nya.
وَاِذْ غَدَوْتَ مِنْ اَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِيْنَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ
ۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ اِذْ هَمَّتْ طَّۤاىِٕفَتٰنِ مِنْكُمْ اَنْ تَفْشَلَاۙ
وَاللّٰهُ وَلِيُّهُمَا ۗ وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ
(Ingatlah) ketika engkau (Nabi Muhammad) berangkat pada pagi
hari meninggalkan keluargamu untuk mengatur orang-orang mukmin pada pos-pos
pertempuran. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Ingatlah) ketika dua
golongan dari pihak kamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah
penolong mereka. Oleh karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang
mukmin bertawakal.
[QS. Ali Imron ayat 121-122]
4. Tawakal Ketika Berdamai
Tidak hanya saat berperang, di saat berdamai dengan
musuhpun juga hendaknya bertawakal kepada Allah subhanahu wata'ala. Allah
subhanahu wata'ala berfirman :
۞ وَاِنْ جَنَحُوْا
لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
(Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah
engkau (Nabi Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya
hanya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[QS. Al-Anfal ayat 61]
5. Tawakal dalam Bermusyawarah
Ketika bermusyawarah dan telah membulatkan tekad maka
hendaknya bertawakal menyerahkan segala apapun hasilnya kepada Allah subhanahu
wata'ala. Allah subhanahu wata'ala berfirman :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ
كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى
اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka, berkat rahmat Allah engkau
(Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau
bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu.
Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila
engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang bertawakal.
[QS. Ali Imran ayat 159]
6. Tawakal dalam Mencari Rezeki
Tawakal dalam mencari rezeki adalah memasrahkan segala
apa yang dihasilkan dari usahanya dalam mencari rezeki kepada Allah, senantiasa
bersyukur terhadap rezeki yang Allah berikan, meyakini dan mengimani bahwa Allah
Maha Memberi Rezeki, berprasangka baik kepada Allah, serta yakin bahwa rezekinya
telah ditentukan kadarnya oleh Allah subhanahu wata'ala.
Allah subhanahu wata'ala berfirman :
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا
ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ
حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Siapa yang bertakwa kepada Allah,
niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya
rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah,
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang
menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap
sesuatu.
[QS. Ath-Thalaq ayat 2-3]
F. Keutamaan Tawakal Kepada Allah
1. Diberikan Kecukupan
Dalam mengusahakan sesuatu tentu akan ada
faktor-faktor yang kita tidak memiliki kuasa dalam menentukannya. Oleh karena
itu, kita sebagai seorang mukmin hendaknya bertawakal kepada Allah di setiap
apapun yang kita usahakan baik itu dalam perkara dunia maupun akhirat.
Dengan tawakal maka Allah akan memberikan kecukupan
terhadap apa yang kita usahakan. Di dalam Al-Quran disebutkan :
وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ
Siapa yang bertawakal kepada Allah,
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya
[QS. Ath-Thalaq ayat 3]
2. Cinta Allah Kepada Orang yang Bertawakal
Mukmin yang tawakal kepada Allah adalah mukmin yang
dicintai oleh Allah. Allah subhanahu wata'ala berfirman :
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang bertawakal.
[QS. Ali Imran ayat 159]
3. Pertolongan Allah dari Para Musuh
Ketika kaum muslimin diserang oleh pasukan Quraisy,
maka mereka pun berperang dengan bertawakal kepada Allah. Akhirnya mereka
memenangkan peperangan tersebut dan kembali dengan nikmat dan karunia dari
Allah. Di dalam Al-Quran disebutkan :
اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ
قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًاۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا
اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ فَانْقَلَبُوْا بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَفَضْلٍ لَّمْ
يَمْسَسْهُمْ سُوْۤءٌۙ وَّاتَّبَعُوْا رِضْوَانَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ ذُوْ فَضْلٍ عَظِيْمٍ
(yaitu) mereka yang (ketika ada) orang-orang mengatakan
kepadanya, “Sesungguhnya orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan (pasukan)
untuk (menyerang) kamu. Oleh karena itu, takutlah kepada mereka,” ternyata
(ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah
(menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.” Mereka kembali
dengan nikmat dan karunia dari Allah. Mereka tidak ditimpa suatu bencana dan
mereka mengikuti (jalan) rida Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.
[QS. Ali Imran ayat 173-174]
4. Masuk Surga Tanpa Hisab
Siapa yang tidak mau masuk surga tanpa hisab? Tentu
kita sangat menginginkannya, bukan?
Nah, salah satu amalan yang dapat menyebabkan seseorang
masuk surga tanpa hisab adalah bertawakkal. Rasulullah shallallaahu 'alaihi
wasallam bersabda :
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ:
هُمُ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ، وَلَا يَتَطَيَّرُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Ada tujuh puluh ribu orang dari
umatku yang masuk surga tanpa hisab: yaitu orang yang tidak minta diruqyah (diobati
dengan mantera), tidak bertathayyur, dan mereka bertawakal kepada Tuhan mereka.
[HR. Bukhari]
5. Diberikan Rezeki
Ketika seorang keluar dari rumahnya dalam rangka berusaha
untuk mencari rezeki dengan penuh tawakal kepada Allah, maka Allah akan berikan
ia rezeki sebagaimana burung yang diberikan rezeki oleh Allah. Rasulullah shallallaahu
'alaihi wasallam bersabda :
لَوْ أَنَّكُمْ
كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا
يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
Seandainya
kalian betul-betul bertawakal kepada Allah maka niscaya kalian akan diberi
rezeki sebagaimana burung, mereka pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong
dan pulang di sore hari perut terisi penuh.
[HR.
Tirmidzi]
G. Rangkuman Materi Tawakal
Alhamdulillah
pembahasan mengenai pengertian tawakal, penerapan tawakal, contoh tawakal, serta
keutamaan tawakal telah selesai. Berikut ini poin-poin rangkuman materi di atas
:
- Tawakal secara bahasa berarti menyerahkan, menyandarkan, dan memasrahkan.
- Tawakal secara bahasa adalah menampakkan ketidakkuasaan dan memasrahkannya pada yang lain.
- Tawakal secara istilah adalah menyandarkan hati kepada Allah terhadap urusan dunia dan akhirat yang disertai dengan usaha dan keyakinan penuh kepada Allah.
- Tawakal hukumnya adalah wajib.
- Terapkan tawakal di dalam setiap kehidupan kita, baik saat ibadah, berdakwah, berjihad, bermusyawarah, dan mencari rezeki semuanya harus disertai tawakal.
- Keutamaan tawakal yaitu : diberikan kecukupan oleh Allah, dicintai oleh Allah, ditolong oleh Allah, masuk surga tanpa hisab, dan diberikan rezeki oleh Allah.
Demikianlah pembahasan
pengertian tawakal menurut bahasa dan istilah ini kami akhiri, semoga kita dapat
mengamalkan tawakal dalam kehidupan sehari-hari. Amin.
Materi ini ditulis
oleh : Adam Rizkala
Buku Refrensi : Silsilah
Al-A’mal Al-Qulub oleh Syaikh Shalih Al-Munajjid
0 Response to "Pengertian Tawakal Menurut Bahasa dan Istilah"
Post a Comment
Berkomentarlah dengan komentar yang mencerminkan seorang muslim yang baik :)