MENU

Penjelasan Hadits Tentang Islam Iman dan Ihsan - Hadits Arbain ke 2 [Bagian 3]

Hadits Tentang islam

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan hidayah Islam kepada kita semua. Shalawat serta salam, semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya hingga hari kiamat.

Pada kesempatan kali ini, kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang penjelasan hadits Islam, Iman dan Ihsan. Telah dijelaskan pada artikel sebelumnya penjelasan tentang Islam dan Iman, maka pada artikel ini akan kita pelajari bersama penjelasan tentang Ihsan dan tanda-tanda hari kiamat.

Pengertian Sanad, Matan, dan Rawi Beserta Contohnya

Pengertian Sanad Matan dan Rawi Beserta Contohnya

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan hidayah Islam kepada kita, yang seandainya hidayah itu tidak diberikan kepada kita maka kita tidak mungkin mendapatkannya.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya.

Dalam pembahasan ilmu hadits, sering kali kita mendengar istilah sanad, matan dan rawi. Sebenarnya apakah definisi dari ketiga istilah tersebut? Dan seperti apa contohnya di dalam hadits?

Berikut ini kita bahas bersama pengertian sanad, matan dan rawi beserta contohnya dalam hadits.

DAFTAR ISI

A. Pengertian Sanad dan Contohnya

Secara bahasa sanad (السند) berarti sandaran. Adapun secara istilah, sanad adalah :

سِلْسِلَةُ الرجَالِ الْموصلة لِلْمَتن

Rangkaian para periwayat hadits yang menghubungkan sampai kepada redaksi hadits.

Atau bisa juga didefinisikan bahwa sanad adalah :

رَوَاةُ الْحَدِيْث الِّذِيْنَ نَقَلُوْهُ إِلَيْنَا

Para periwayat hadits yang menukilkan (menyampaikan) hadits kepada kita.

Dengan kata lain sanad adalah rangkaian orang-orang yang meriwayatkan hadits dari tingkatan sahabat hingga hadits itu sampai kepada kita.

Berikut ini contoh-contoh sanad dalam hadits yang dituliskan dalam kitab hadits shahih Bukhari yang ditandai dengan cetak berwarna merah :

Contoh Pertama :

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي الخَيْرِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا

أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ


رواه البخاري

Umar bin Khalid telah menceritakan hadits padaku (imam Bukhari), ia berkata : Al-Laits menceritakan hadits padaku (Umar bin Khalid), dari Yazid, dari Abu Al-Khair, dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma,

bahwa seorang lelaki bertanya pada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam : “Manakah islam yang paling baik?” Beliau menjawab : “Memberikan makanan, dan membaca salam pada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.”


[HR.Bukhari]

Berdasarkan rangkaian sanad di atas, dapat artikan bahwa Abdullah bin ‘Amr mendapatkan hadits dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Lalu hadits tersebut disampaikan kepada Abul Khair lalu kepada Yazid lalu kepada Al-Laits lalu kepada Umar bin Khalid lalu kepada penulis hadits yakni imam Al-Bukhari.

Contoh Kedua :

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِيهِ

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ، وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ فِي الحَيَاءِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: دَعْهُ فَإِنَّ الحَيَاءَ مِنَ الإِيمَانِ


رواه البخاري

Abdullah bin Yusuf telah menceritakan hadits kepadaku (imam Bukhari), ia berkata : Malik bin Anas mengabarkan padaku (Abdullah bin Yusuf), dari Ibnu Syihab, dari Salim bin Abdullah, dari bapaknya,

bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melewati seorang lelaki dari anshar yang sedang memberikan nasehat pada saudaranya tentang rasa malu. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Tinggalkanlah dia karena sesungguhnya rasa malu merupakan bagian dari iman.”


[HR. Bukhari]

Berdasarkan rangkaian sanad di atas, dapat kita artikan bahwa Abdullah bin Umar menerima hadits dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Lalu hadits itu disampaikan kepada anaknya yakni Salim bin Abdullah lalu kepada Ibnu Syihab lalu kepada Malik bin Anas lalu kepada Abdullah bin Yusuf lalu kepada penulis hadits yakni imam Al-Bukhari.

Sanad berfungsi untuk mengetahui derajat kesahihan suatu hadits. Apabila ada cacat dalam sanadnya baik itu karena kefasikannya, lemahnya hafalan, tertuduh dusta atau selainnya maka hadits tersebut tidak dapat mencapai derajat sahih.

B. Pengertian Matan dan Contohnya

Secara bahasa, matan (المتن) berarti tanah yang keras dan tinggi. Sedangkan secara istilah adalah :

مَا يَنْتَهِي إِلَيْهِ السَّنَدُ مِنَ الْكَلَامِ

Kalimat setelah berakhirnya sanad suatu hadits.

Dalam artian, apabila rantai sanad telah disebutkan maka setelah itu adalah matannya. Atau dengan kata lain, matan adalah redaksi hadits itu sendiri.

Berikut contoh-contoh matan dalam hadits yang dituliskan dalam kitab hadits shahih Bukhari yang ditandai dengan cetak berwarna merah :

Contoh Pertama :

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ المُسْنَدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو رَوْحٍ الحَرَمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ وَاقِدِ بْنِ مُحَمَّدٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الإِسْلاَمِ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ


رواه البخاري

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Al Musnadi dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu Rauh Al Harami bin Umarah berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Waqid bin Muhammad berkata; aku mendengar bapakku menceritakan dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda :

"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi; tidak ada ilah kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah”


[HR. Bukhari]

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ أَبُو الرَّبِيعِ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا نَافِعُ بْنُ مَالِكِ بْنِ أَبِي عَامِرٍ أَبُو سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:

آيَةُ المُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ


رواه البخاري

Telah menceritakan kepada kami Sulaiman Abu ar Rabi' berkata, telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far berkata, telah menceritakan kepada kami Nafi' bin Malik bin Abu 'Amir Abu Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:

"Tanda-tanda munafik ada tiga; jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika diberi amanat dia khianat.”


[HR. Bukhari]

C. Pengertian Rawi dan Contohnya

Rawi (الراوي) adalah penyampai hadits atau periwayat hadits, baik itu ia meriwayatkan melalui lisan maupun tulisan yang ia dengar langsung dari gurunya.

Berikut ini contoh rawi atau periwayat hadits dari beberapa tingkatan :

  • Periwayat hadits dari tingkatan sahabat : Abu Hurairah, Aisyah, Anas bin Malik dll.
  • Periwayat hadits dari tingkatan tabiin : Umayyah bin Abdullah bin Khalid, Sa’id bin Al-Musayyab, dll.
  • Periwayat hadits dari tingkatan mudawwin : Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam An-Nasa’iy, Imam Ahmad, dll.

Refrensi :

  • Musthalah Al-Hadits : Al-Utsaimin
  • Taisir Musthalah Al-Hadits : Ath-Thahhaan
  • Ulumul Hadits : Abdul Majid Khon

Kitab Qowaidul Arba : 4 Kaidah Memahami Tauhid dan Syirik


4 Kaidah Memahami Tauhid

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan taufiq dan hidayah kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya.

Sebagai seorang muslim kita wajib memahami konsep tauhid dan syirik dalam agama kita. Konsep ini telah dijelaskan dengan mudah oleh Syaikh Muhammad bin Abdulwahhab dalam kitabnya Qowaidul Arba’.

Nasehat Islami : Jalan yang Lurus VS Jalan yang Menyimpang

Jalan yang Lurus

Kita sebagai umat Islam meyakini dan sepakat bahwa satu-satunya agama yang benar adalah agama Islam. Dan kita meyakini bahwa semua agama di luar Islam adalah agama yang tidak akan pernah diterima oleh Allah.

Namun, yang menjadi permasalahan adalah umat Islam sendiri berpecah menjadi beberapa golongan. Hal ini tidak bisa kita pungkiri mengingat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam telah menubuwatkan hal ini dan pada hari ini sudah kita saksikan bukti dari nubuwat beliau.

Tujuan Hidup Manusia Menurut Islam

Tujuan Hidup Manusia Menurut Islam

“Apa tujuan Anda hidup di dunia ini?” Saya yakin akan ada banyak versi jawaban ketika pertanyaan itu diajukan kepada Anda.

Ada yang mengatakan tujuan hidup adalah untuk berbuat sebaik mungkin kepada sesama manusia.

Ada yang mengatakan tujuan hidup adalah untuk menjadi kaya.

Ada juga yang mengatakan tujuan hidup adalah untuk membahagiakan orang tua.

Bahkan ada juga yang menjadikan kekuasaan sebagai tujuan hidupnya.

Tentu semua jawaban itu tidak terlepas dari apa yang mendorongnya untuk meniti jalan tersebut.

Pengertian Fiqih Menurut Para Ulama dan Keutamaannya


Alhamdulillah, kita memuji, memohon pertolongan, dan meminta ampun hanya kepada-Nya. Semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasaallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya hingga hari kiamat.

Diantara ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim adalah ilmu fiqih, yang mana dengan ilmu inilah ia dapat mengetahui bagaimana cara beribadah yang benar berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.

Tanya Jawab Seputar Puasa Ramadhan [Bagian 2]


Tanya Jawab Seputar Puasa Ramadhan

Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan hidayah kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya hingga datangnya hari kiamat.

Pada kesempatan yang lalu, telah kita bahas bersama tanya jawab seputar puasa Ramadhan tentang bulan Ramadhan, sahur, musafir, dan orang sakit. Pada kesempatan ini, insya Allah akan kita lanjutkan bagian yang kedua.

8 Nasehat untuk Para Pemimpin

Nasehat untuk Pemimpin

“Awalnya adalah celaan, keduanya adalah penyesalan, dan ketiganya adalah siksa yang pedih dihari kiamat, kecuali bagi mereka yang adil.” Ungkap Rasulullah ketika beliau memberitakan tentang kepemimpinan dan kekuasaan.

Mungkin diantara kita ada yang berpikir bahwa pemimpin itu adalah presiden, gubernur, wali kota, kepala desa, kepala sekolah, ketua yayasan atau semacamnya.

13 Adab Penuntut Ilmu Kepada Guru


Adab Penuntut Ilmu Kepada Guru

Termasuk diantara adab yang perlu kita perhatikan sebagai seorang penuntut ilmu adalah adab terhadap gurunya. Apabila kita tidak memperhatikan adab terhadap guru maka keberkahan ilmu akan sulit kita raih.

Apabila kita melihat fenomena terkini, betapa banyaknya penuntut ilmu yang tidak memperhatikan adab-adabnya dikala menuntut ilmu.

11 Nasehat untuk Penghafal Quran

Nasehat untuk Penghafal Quran


Apakah Anda adalah seorang penghafal Al Quran??

Bahagiakah Anda apabila ditakdirkan oleh Allah menjadi seorang penghafal Al Quran?? Tentunya sangat bahagia, bukan?!

Bagaimana tidak?? Mereka yang menghafalkan Al Quran dijanjikan surga oleh Allah, dijadikan sebagai bagian dari kekasih Allah yang terpilih diantara para kekasih-Nya.

Selain itu, orang tuanya akan diberikan mahkota penghormatan di hari kiamat yang cahayanya lebih terang dari pada cahaya matahari, dan masih banyak keutamaan dahsyat lainnya.

Tafsir Surat Al Fatihah ayat 1-7


Tafsir Surat Al Fatihah
Tafsir Surat Al-Fatihah
Surat Al-Fatihah dinamai dengan “Al-Fatihah” (yang berarti pembukaan) karena dengan surat ini qiraat dalam shalat dibuka. 

Surat ini juga dinamai dengan nama “Ummul Kitab (Induknya Kitab)” dan juga nama-nama yang lain seperti : Al-Hamdu, Ash-Shalah, Asy-Syifaa’, Ar-Ruqyah, Al-Waaqiyah, Al-Kaafiyah, dan Asas Al-Quran.

Imam Bukhari mengatakan : Surat ini dinamai “Ummul Kitab” karena surat ini dijadikan sebagai pembuka di dalam mushaf Al Quran, dan juga dengan surat ini qiraat dalam shalat dibuka.