Pengertian Hadits Shahih Hasan Dhaif dan Maudhu Beserta Contohnya

Pengertian Hadits Shahih Hasan Dhaif dan Maudhu Beserta Contohnya

Bismillah, Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb sekalian alam. Semoga shalawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam, dan juga kepada keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga hari kiamat.

Bagi para penuntut ilmu, istilah hadits shahih, hadits hasan, hadits dhaif, dan hadits maudhu' adalah istilah yang tidak asing lagi di telinga. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya apa pengertian dari hadits shahih, hasan, dhaif, dan maudhu'? Jika Anda penasaran apa pengertian dari masing-masing istilah tersebut, pada artikel kali ini akan kita bahas secara rinci apa pengertian hadits shahih, hasan, dhaif, dan juga maudhu' sesuai pengertian yang dijelaskan oleh para ulama.

A. Apa Itu Hadits Shahih?

Berikut penjelasan ringkas mulai dari pengertian, syarat, dan juga contoh hadits shahih :

1. Pengertian Hadits Shahih

Apa itu hadits shahih? Menurut Ibnu Sholah di dalam kitabnya yang berjudul Muqoddimah Ibnu Sholah, beliau mengatakan bahwa hadits shahih adalah:

فَهُوَ الْحَدِيثُ الْمُسْنَدُ الَّذِي يَتَّصِلُ إِسْنَادُهُ بِنَقْلِ الْعَدْلِ الضَّابِطِ عَنِ الْعَدْلِ الضَّابِطِ إِلَى مُنْتَهَاهُ وَلَا يَكُونُ شَاذًّا وَلَا مُعَلَّلًا

"Yaitu hadits yang bersambung sanadnya, dan yang diriwayatkan oleh para periwayat yang adil dan dhabit dari awal sampai akhir sanad, serta tidak ada syadz dan juga illah."

2. Syarat Hadits Shahih

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa hadits shahih merupakan hadits yang paling tinggi validitasnya. Hal ini dikarenakan suatu hadits dapat dikatakan shahih jika memenuhi 5 syarat yang disebutkan pada pengertian tersebut :

  1. Syarat pertama, sanadnya bersambung. Yang dimaksud dengan sanad bersambung adalah setiap periwayatnya benar-benar menerima hadits dari gurunya secara langsung mulai dari tingkatan periwayat yang pertama hingga terakhir.
  2. Syarat kedua, periwayatnya bersifat adil. Apa itu adil? Yang dimaksud bersifat adil yakni periwayat harus seorang muslim yang berakal dan baligh serta terhindar dari kefasikan dan perbuatan yang tercela.
  3. Syarat ketiga, periwayatnya dhabit. Apa itu dhabit? Dhabit adalah kemampuan menghafal seorang periwayat hadits yang baik sehingga redaksi hadits yang diriwayatkannya tidak berubah dari yang aslinya.
  4. Syarat keempat, tidak terdapat syadz pada haditsnya. Syadz adalah kondisi dimana suatu hadits ternyata bertentangan dengan hadits lain diriwayatkan oleh periwayat yang lebih terpercaya.
  5. Syarat kelimat, tidak terdapat illat pada haditsnya. Illat adalah kondisi di mana suatu hadits terdapat cacat yang menciderai kesahihan suatu hadits.

3. Contoh Hadits Shahih

Berikut ini beberapa contoh hadits-hadits shahih :

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالْحَجِّ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Islam dibangun atas lima perkara : syahadat "Laa ilaaha illallah" dan "Muhammad rasulullah", mendirikan shalat, membayar zakat, haji, dan puasa Ramadhan.


[HR. Bukhari]

مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Barang siapa yang mati sedangkan ia mengetahui bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah maka ia masuk surga.


[HR. Muslim]

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا ‌يُفَقِّهْهُ ‌فِي ‌الدِّينِ

Barang siapa yang Allah kehendaki baik padanya maka Allah akan manjadikan ia faqih dalam masalah agama.


[HR. Bukhari Muslim]

B. Apa Itu Hadits Hasan?

Berikut penjelasan singkat tentang pengertian hadits hasan beserta contoh hadits hasan yang terdapat dalam kitab-kitab hadits:

1. Pengertian Hadits Hasan

Apa itu hadits hasan? Disebutkan di dalam kitab Taisir Mustholah Al-Hadits karya Mahmud Ath-Thohhan bahwa hadits hasan adalah :

هو ما اتصل سنده بنقل العدل الذي خف ضبطه، عن مثله إلى منتهاه، من غير شذوذ ولا علة

"Yaitu hadits yang sanadnya bersambung yang dinukil dari orang yang adil akan tetapi kurang kedhabitannya, hadits tersebut dinukil dari perawi yang semisal itu hingga akhir sanad (akan tetapi tidak semua periwayatnya kurang dhabith), dan tidak terdapat syadz dan syadz di dalam haditsnya."

Berdasarkan pengertian hadits hasan tersebut, dapat kita ambil kesimpulan bahwa perbedaan antara hadits shahih dengan hadits hasan adalah pada sisi kedhabitan periwayatnya. Sehingga kualitas hadits hasan masih di bawah hadits shahih. Namun, hadits hasan masih bisa diamalkan dan dijadikan pijakan dalam hukum Islam.

2. Contoh Hadits Hasan

مِفْتَاحُ ‌الصَّلَاةِ ‌الطُّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ ،وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ

Kunci sholat adalah bersuci, dan pengharamnya (pengharam dari perbuatan selain sholat) adalah takbir, dan penghalalnya (penghalalan dari perbuatan di luar sholat) adalah salam.


[HR. Tirmidzi]

«أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ بِرَأْسِهِ مَرَّتَيْنِ»، بَدَأَ بِمُؤَخَّرِ رَأْسِهِ ثُمَّ بِمُقَدَّمِهِ، وَبِأُذُنَيْهِ كِلْتَيْهِمَا، ظُهُورِهِمَا وَبُطُونِهِمَا

Bahwa Nabi (ketika berwudhu) mengusap kepalanya dua kali, beliau memulai dari belakang kepalanya kemudian ke bagian depannya. Dan juga kedua telinganya, bagian luarnya dan dalamnya.


[HR. Tirmidzi]

C. Apa Itu Hadits Dhoif?

Berikut ini penjelasan singkat mengenai pengertian hadits dhoif beserta contohnya :

1. Pengertian Hadits Dhoif

Di dalam kitab Muqoddimah Ibnu Sholah disebutkan bahwa hadits dhoif adalah :

كُلُّ حَدِيثٍ لَمْ يَجْتَمِعْ فِيهِ صِفَاتُ الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ، وَلَا صِفَاتُ الْحَدِيثِ الْحَسَنِ الْمَذْكُورَاتُ فِيمَا تَقَدَّمَ، فَهُوَ حَدِيثٌ ضَعِيفٌ

"Setiap hadits yang tidak terpenuhi keseluruhan syarat hadits shahih maupun hadits hasan yang telah dijelaskan sebelumnya maka hadits tersebut adalah hadits dhoif."

Berdasarkan pengertian tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa hadits dhoif merupakan hadits yang lemah secara kualitas. Adapun yang menyebabkan kualitasnya menjadi lemah sangatlah banyak, seperti periwayat yang tidak adil, periwayat yang tidak dhobit, sanadnya yang tidak bersambung, ataupun penyebab-penyebab yang lainnya.

2. Contoh Hadits Dhoif

أَبَى اللَّهُ أَنْ يَقْبَلَ عَمَلَ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعَ بِدْعَتَهُ

Allah enggan menerima amalan pelaku bid'ah sampai ia meninggalkan bid'ahnya.


[HR. Ibnu Majah]

لَمَّا أَسْلَمَ عُمَرُ، نَزَلَ جِبْرِيلُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، لَقَدِ اسْتَبْشَرَ أَهْلُ السَّمَاءِ بِإِسْلَامِ عُمَرَ

Tatkala Umar masuk Islam, Jibril turun dan berkata : "Wahai Muhammad, penduduk langit telah berbahagia karena Umar masuk Islam."


[HR. Ibnu Majah]

D. Apa Itu Hadits Maudhu'?

Mari kita ulas bersama secara ringkas tentang pengertian hadits maudhu' beserta contohnya :

1. Pengertian Hadits Maudhu'

Dikutip dari tulisan Syaikh Muhammad Thoha Syu'ban yang terdapat pada laman web https://www.alukah.net/sharia/0/122808/ bahwa hadits maudhu' adalah :

فالحديث الموضوع هو الحديث المُختَلق المصنوع المكذوب على النبي صلى الله عليه وسلم؛ سواء كان عن عمد أو غير عمد

"Hadits maudhu' adalah hadits yang dibuat-buat dengan kedustaan atas nama Nabi Muhammad baik itu dengan sengaja ataupun tidak sengaja."

Dari pengertian tersebut dapat kita artikan bahwa hadits maudhu' adalah hadits palsu. Hukum membuat hadits palsu adalah haram. Bahkan pelakunya diancam akan disiapkan tempat duduk di neraka. Rasulullah bersabda :

‌مَنْ ‌كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Barang siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka hendaknya ia menyiapkan tempat duduknya dari neraka.


[HR. Muslim]

2. Contoh-contoh Hadits Palsu

حَدِيثُ ‌الْحَدِيثُ ‌فِي ‌الْمَسْجِدِ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ الْبَهِيمَةُ الْحَشِيشَ لَمْ يُوجَدْ كَذَا فِي الْمُخْتَصَرِ

Bercakap-cakap di masjid dapat menghapus kebaikan seperti binatang ternak yang memakan rumput.


[Al-Masnu' Fi Ma'rifat Al-Hadits Al-Maudhu']

قَلِيلٌ مِنَ التَّوْفِيقِ خَيْرٌ مِنْ كَثِيرٍ مِنَ الْعِلْمِ

Sedikit taufiq lebih baik dari pada sedikit ilmu.


[Al-Masnu' Fi Ma'rifat Al-Hadits Al-Maudhu']

E. Ringkasan

  1. Hadits shahih adalah hadits yang bersambung sanadnya, periwayatnya adil dan dhabith serta tidak ada syadz dan illat di dalamnya.
  2. Hadits hasan adalah hadits yang mirip dengan hadits shahih, hanya saja salah satu atau beberapa periwayatnya tidak dhabit.
  3. Hadits dhaif adalah hadits yang tidak memenuhi persyaratan hadits shahih maupun hadits shahih.
  4. Hadits maudhu' adalah hadits yang dibuat-buat atau hadits palsu.

Related Posts :