5 Adab Bangun Tidur Rasulullah yang Jarang Diketahui!

Adab Bangun Tidur Rasulullah

Bangun tidur merupakan nikmat dari Allah subhanahu wa ta’ala. Setelah ruh kita digenggam tatkala tidur, maka Allah kembalikan ruh tersebut kedalam jasadnya agar terbangun dari tidurnya. Apabila Allah menahan ruh kita dan tidak mengembalikannya kedalam jasad maka kita tidak akan kembali ke alam dunia saat kita tertidur.

Hal ini merupakan nikmat yang agung karena Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk beramal dengan terbangunnya kita setelah tidur. Maka sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk mengamalkan adab bangun tidur yang telah dicontohkan oleh sang teladan terbaik sepanjang masa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”


(Q.S Az-Zumar : 42)

Berikut ini beberapa adab bangun dari tidur yang dapat kita amalkan dalam kesehariannya :

1. Mengucapkan Kalimat Syukur

عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنَ اللَّيْلِ، وَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ خَدِّهِ، ثُمَّ يَقُولُ: اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا، وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ: الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Dari Hudzaifah radliyallahu ‘anhu, berkata : Ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam hendak tidur malam, beliau meletakkan tangannya di atas pipinya, kemudian mengucapkan : "Allahumma bismika amuutu wa ahyaa". (“Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan dengan nama-Mu aku hidup”). Dan ketika beliau terbangun mengucapkan : "Alhamdulillahil ladzii ahyaanaa ba'da maa amaatanaa wa ilaihin-nusyuur" (“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali.”)


(HR. Bukhari no. 6314)

2. Beristintsar Sebanyak Tiga Kali

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِذَا اسْتَيْقَظَ - أُرَاهُ -أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَتَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلاَثًا، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيْشُومِهِ

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Ketika terbangun – seingatku beliau mengatakan – salah seorang kalian dari tidurnya lalu berwudlu maka beristintsarlah (memasukkan air ke hidung lalu mengeluarkannya) sebanyak tiga kali, karena sesungguhnya syetan tidur pada batang hidungnya.”


(HR. Bukhari 3295)

Faedah Hadits :

  • Disunnahkan berwudlu setelah bangun dari tidur.
  • Hendaknya beristintsar ketika berwudlu setelah bangun tidur, yakni ketika memasukkan air ke dalam mulut untuk berkumur hendaknya sambil memasukkan air ke dalam hidung sampai dalam kemudian dikeluarkan. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali.
  • Manfaat dari beristintsar adalah mengusir syetan yang bermalam atau tidur di dalam hidung ketika kita sedang tidur.

3. Membasuh Tangan dan Wajah

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَقَضَى حَاجَتَهُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ، وَيَدَيْهِ، ثُمَّ نَامَ. قَالَ أَبُو دَاوُدَ: يَعْنِي بَالَ

Dari Ibnu Abbas : “Bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam terbangun di malam hari lalu ingin menyelesaikan hajatnya. Lalu beliau membasuh wajah dan kedua tangannya kemudian tidur kembali.” Abu Dawud berkata : “yakni beliau kencing”


(HR. Abu Dawud : 5043)

Faedah Hadits :

  • Dianjurkan membasuh wajah dan tangan ketika terbangun malam dari tidur dalam rangka suatu keperluan atau hajat seperti kencing dan lain sebagainya.
  • Islam menganjurkan kebersihan pada pemeluknya, bahkan saat tidur sekalipun.

4. Membaca 10 Ayat Terakhir Surat Ali Imran

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ، فَتَحَدَّثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَ أَهْلِهِ سَاعَةً، ثُمَّ رَقَدَ، فَلَمَّا كَانَ ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ، قَعَدَ فَنَظَرَ إِلَى السَّمَاءِ، فَقَالَ: {إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الأَلْبَابِ}، ثُمَّ قَامَ فَتَوَضَّأَ وَاسْتَنَّ فَصَلَّى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً، ثُمَّ أَذَّنَ بِلاَلٌ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الصُّبْحَ

Dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma, berkata : Aku bermalam di rumah bibiku Maimunah, lalu (aku mendengar) Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam berbincang-bincang dengan istrinya sesaat, kemudian beliau tidur. Ketika sepertiga malam yang akhir, beliau duduk seraya memandang ke langit, lalu membaca : {إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الأَلْبَابِ} Kemudian beliau berdiri lalu berwudlu dan membersihkan gigi. Lalu beliau sholat sebelas rakaat, kemudian Bilal adzan, lalu beliau sholat dua rakaat, kemudian keluar untuk melaksanakan sholat subuh.


(HR. Bukhari : 4569)

Faedah Hadits :

  • Ketika terbangun di sepertiga malam yang akhir, Nabi mencontohkan kepada kita untuk bertadabbur dengan Al-Quran dan memikirkan ciptaan-Nya.
  • Dianjurkan membaca 10 ayat terakhir surat Ali Imran yakni di mulai dari ayat 190 sampai habis ketika bangun di malam hari.
  • Hendaknya membaca ayat tersebut sambil duduk dan memandang ke langit dengan disertai hati yang memikirkan ciptaan Allah dan merenungkan ayat yang dibacanya.
  • Disunnahkan bangun disepertiga malam yang terakhir untuk melaksanakan sholat malam.
  • Sholat malam yang dicontohkan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam adalah sebanyak sebelas rakaat. Adapun kurang atau lebih dari itu maka tidak mengapa.
  • Dianjurkan sholat dua rakaat fajar di rumah setelah adzan subuh sebelum melaksanakan sholat subuh.

5. Bersiwak

عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَرْقُدُ مِنْ لَيْلٍ وَلَا نَهَارٍ، فَيَسْتَيْقِظُ إِلَّا تَسَوَّكَ قَبْلَ أَنْ يَتَوَضَّأَ

Dari ‘Asiyah bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam tidaklah tidur di malam dan siang hari lalu terbangun dari tidurnya kecuali bersiwak terlebih dahulu sebelum berwudlu.


(HR. Abu Dawud : 57)

Faedah Hadits :

  • Karena banyaknya bakteri yang berkembang biak ketika manusia tertidur maka dianjurkan untuk bersiwak ketika bangun dari tidur sebelum berwudlu.

Ringksan :

  • Bangun tidur adalah nikmat dari Allah yang patut kita syukuri.
  • Hendaknya membaca kalimat syukur yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam ketika bangun dari tidur.
  • Dianjurkan beristintsar sebanyak tiga kali ketika berwudlu setelah bangun tidur.
  • Ketika terbangun di malam hari karena suatu keperluan maka membasuh wajah dan kedua tangan terlebih dahulu sebelum tidur kembali.
  • Dianjurkan bangun di sepertiga malam yang akhir untuk melaksanakan qiyamul lail.
  • Sebelum berwudlu setelah bangun tidur dianjurkan untuk bersiwak.

Demikianlah adab bangun tidur yang dicontohkan oleh teladan terbaik kita. Semoga bermanfaat. Aamiin.

Related Posts :