Adab-adab Makan dan Minum dalam Islam Beserta Dalilnya dari Al-Quran dan As-Sunnah

Adab Memakan Makanan Halal

Di dalam Islam, setiap aktivitas seharusnya memiliki nilai ibadah dan adab yang harus kita jaga, tidak terkecuali aktivitas makan dan minum. Sebagai seorang muslim, tentu kita harus menjaga nilai-nilai tersebut. Tujuannya adalah agar aktivitas yang kita lakukan dapat bernilai ibadah dan pahala di sisi Allah.

Pada artikel kali ini kita akan mempelajari bersama apa saja adab-adab makan dan minum dalam Islam yang sesuai dengan pedoman agama kita, yakni Al-Quran dan As-Sunnah. Dengan memahami dan mengamalkan adab-adab makan dan minum, kita berharap semoga Allah menjadikan aktivitas makan dan minum kita dipenuhi dengan keberkahan dan pahala yang berlimpah.

Berikut ini beberapa adab makan dan minum dalam Islam beserta dalilnya dari Al-Quran maupun As-Sunnah :

DAFTAR ISI

A. Adab-adab Sebelum Makan dan Minum

1. Pilih Makanan dan Minuman Yang Halal dan Baik

Makanan dan minuman yang kita konsumsi dapat memengaruhi tubuh kita. Bahkan, apa yang kita konsumsi juga dapat memengaruhi watak kita. Oleh karena itu, salah satu adab makan dan minum dalam Islam yang perlu kita perhatikan ialah hendaknya kita memilih makanan yang halal dan baik. Allah subhanahu wata’ala berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ حَلَٰلٗا طَيِّبٗا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٌ ١٦٨

Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.


[QS. Al-Baqarah ayat 168]

2. Cucilah Tangan Sebelum Makan

Sebelum menyantap makanan, cucilah tangan terlebih dahulu hingga benar-benar bersih. Tujuannya adalah agar makanan yang kita konsumsi tidak tercampur dengan kotoran atau penyakit yang ada pada tangan kita. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallaahu ‘anha ia mengatakan :

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم ‌كَانَ ‌إِذَا ‌أَرَادَ ‌أَنْ ‌يَنَامَ وَهُوَ جُنُبٌ، يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ، وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْكُلَ، أَوْ يَشْرَبَ، غَسَلَ يَدَهُ، ثُمَّ أَكَلَ وَشَرِبَ

Bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ketika hendak tidur dalam keadaan junub maka beliau berwudhu seperti wudhu ketika hendak sholat. Dan ketika beliau hendak makan atau minum maka beliau mencuci tangannya kemudian makan dan minum.


[HR. Ahmad no. 26383]

3. Atur Porsi Makan dan Minum Secukupnya

Makan dan minum berlebihan bukanlah sesuatu yang baik. Selain berbahaya bagi kesehatan, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Allah subhanahu wata’ala berfirman :

وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ ٣١

dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.


[QS. Al-A’raf ayat 31]

Tahukah Anda? Makanan dan minuman yang kita konsumsi adalah penyebab mayoritas masalah kesehatan. Oleh karena itu, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menganjurkan kita untuk mengatur porsi makan dan minum. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَا ‌مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ. بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

Wadah paling buruk yang manusia penuhi isinya adalah perutnya, cukuplah bagi manusia itu beberapa suapan makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak memungkinkan maka sepertiganya untuk makanan, sepertiganya untuk minuman, dan sepertiganya untuk nafasnya.


[HR. Tirmidzi no. 2380]

4. Hindari Komentar Buruk Atau Celaan Kepada Makanan

Adakalanya, kita disajikan dengan makanan dan minuman yang tidak sesuai dengan selera kita. Sikap kita sebagai seorang muslim adalah hendaknya diam dan tidak mencela ataupun memberi komentar buruk terhadap makanan tersebut. Sikap inilah yang Rasulullah contohkan kepada kita ketika beliau mendapati makanan yang tidak beliau sukai. Disebutkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu ia mengatakan :

‌مَا ‌عَابَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم طَعَامًا قَطُّ، كَانَ إِذَا اشْتَهَى شَيْئًا أَكَلَهُ، وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya maka beliau memakannya. Apabila tidak menyukainya maka beliau meninggalkannya.


[HR. Muslim no. 2064]

5. Niatkan Karena Allah dan Bacalah Basmalah Sebelum Makan dan Minum

Banyak di antara kita yang makan dan minum hanya untuk bertahan hidup atau hanya sekedar mengenyangkan perut. Bahkan, mungkin saja ada sebagian dari kita yang makan dan minum hanya untuk bersenang-senang.

Padahal, tujuan makan dan minum bukan sekedar mempertahankan hidup atau mengenyangkan perut apalagi bersenang-senang. Akan tetapi, tujuan makan dan minum adalah untuk menguatkan tubuh kita agar bisa beribadah kepada Allah. Jika kita niatkan makan dan minum dengan niat tersebut maka kita akan mendapatkan pahala.

Selain itu, hendaknya kita juga mambaca basmalah, yakni mengucapkan “بِسْمِ اللَّهِ” sebelum makan dan minum. Tujuannya adalah agar mendapatkan keberkahan dari makanan dan minuman yang kita konsumsi. Dengan membaca basmalah, kita berharap agar makanan dan minuman tersebut menjadi energi bagi kita untuk beribadah kepada-Nya.

Membaca basmalah adalah adab makan dan minum yang sangat penting dalam Islam. Bahkan, jika kita lupa membaca basmalah di awal makan ataupun minum maka kita tetap harus membacanya ketika baru teringat. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِذَا ‌أَكَلَ ‌أَحَدُكُمْ ‌فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى، فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

Jika kalian makan maka sebutlah nama Allah ta’ala. Jika lupa menyebut nama Allah ta’ala di awal makan maka ucapkanlah “بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ” (dengan menyebut nama Allah di awal makan dan akhir makan).


[HR. Abu Dawud no. 3767]

B. Adab-adab Ketika Makan dan Minum

1. Makan dan Minumlah Sambil Duduk

Di antara adab makan dan minum yang perlu kita perhatikan adalah hendaknya makan dan minum sambil duduk. Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah melarang minum sambil berdiri :

‌لَا ‌يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا، فَمَنْ نَسِيَ فَلْيَسْتَقِئْ

Janganlah salah seorang dari kalian minum sambil berdiri. Barang siapa yang lupa maka hendaklah ia memuntahkannya.


[HR. Muslim no. 2026]

Namun, jika keadaan tidak memungkinkan maka boleh saja makan atau minum sambil berdiri. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pun juga terkadang pernah minum sambil berdiri dan membiarkan para sahabatnya minum sambil berdiri. Disebutkan dalam sebuah hadits dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-Ash beliau mengatakan :

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَشْرَبُ ‌قَائِمًا وَقَاعِدًا

Aku melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam terkadang minum sambil berdiri dan terkadang sambil duduk.


[HR. Tirmidzi no. 1883]

Dalam riwayat yang lain dari Ibnu Umar beliau menceritakan :

كُنَّا نَأْكُلُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَنَحْنُ نَمْشِي، ‌وَنَشْرَبُ وَنَحْنُ قِيَامٌ

Dahulu, di zaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, kami makan sambil berjalan dan minum sambil berdiri.


[HR. Tirmidzi no. 1880]

2. Hindari Makan dan Minum Sambil Bersandar

Di antara adab makan yang juga penting adalah hendaknya tidak makan sambil bersandar. Abu Juhaifah radhiyallaahu ‘anhu menceritakan :

كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ لِرَجُلٍ عِنْدَهُ: ‌لَا ‌آكُلُ وَأَنَا مُتَّكِئٌ

Aku pernah bersama Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda kepada seorang lelaki : “Aku tidak makan sambil bersandar”


[HR. Bukhari no. 5399]

Makan dan minum sambil bersandar dapat membuat perut susah kenyang. Jika perut susah kenyang maka akan mengakibatkan makan dan minum secara berlebihan. Selain itu, makan dan minum sambil bersandar adalah perbuatan yang menampakkan kesombongan. Oleh karena itu, hindarilah makan sambil bersandar.

3. Hindari Penggunaan Bejana Emas dan Perak Untuk Makan dan Minum

Emas dan perak adalah simbol kemewahan dunia. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang umatnya untuk makan dan minum dengan peralatan yang terbuat dari emas dan perak. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

وَلَا ‌تَشْرَبُوا ‌فِي ‌آنِيَةِ ‌الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلَا تَأْكُلُوا فِي صِحَافِهَا؛ فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَنَا فِي الْآخِرَةِ

Janganlah kalian minum di bejana emas dan perak, dan janganlah kalian makan di piring emas dan perak. Sesungguhnya itu adalah untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia dan untuk kita (orang-orang beriman) di akhirat.


[HR. Bukhari no. 5426]

Oleh karena itu, di antara adab makan dan minum ajaran Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang perlu kita perhatikan adalah hendaknya menggunakan peralatan makan dan minum selain yang terbuat dari emas dan perak.

4. Makan dan Minumlah Dengan Tangan Kanan

Tangan kanan adalah simbol kebaikan. Di dalam Islam, kita dianjurkan untuk menggunakan tangan kanan dan mendahulukan sebelah kanan di setiap kebaikan. Di antara kebaikan yang dianjurkan untuk menggunakan tangan kanan adalah makan dan minum. Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa ketika Umar bin Abu Salamah radhiyallaahu ‘anhu duduk dipangkuan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda :

‌يَا ‌غُلَامُ، ‌سَمِّ ‌اللهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ

Nak, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah yang ada didekatmu!


[HR. Muslim no. 2022]

5. Mulailah Menyantap Makanan dari Pinggirnya

Allah subhanahu wata’ala menurunkan keberkahan makanan dari bagian tengah makanan. Kemudian, barulah keberkahan itu mengalir dan menyebar ke bagian pinggirnya. Oleh karena itu, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membimbing kita untuk memakan makanan dari pinggirnya agar kita mendapatkan seluruh keberkahan yang diturunkan oleh Allah dari makanan tersebut.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam juga melarang makan dari bagian tengah piring atau tengah makanan. Jika seseorang menyantap makanan dari bagian tengahnya maka hilanglah keberkahan makanan tersebut karena dari bagian itulah Allah menurunkan keberkahan pada makanan. Selain itu, menyantap makanan dari bagian tengah juga merupakan adab yang buruk karena perbuatan tersebut menggambarkan sikap rakus dan rasa tidak puas.

Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

البَرَكَةُ ‌تَنْزِلُ وَسَطَ الطَّعَامِ، فَكُلُوا مِنْ حَافَتَيْهِ، وَلَا تَأْكُلُوا مِنْ وَسَطِهِ

Keberkahan makanan turun di tengah makanan, maka mulailah makan dari pinggirnya dan janganlah makan dari bagian tengahnya.


[HR. Tirmidzi no. 1805]

6. Dianjurkan Makan Dengan Tiga Jari dan Menjilatinya

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam biasa makan dengan tiga jari. Ini menunjukkan bahwa beliau bukanlah orang yang rakus. Setelah selesai makan, beliau menjilati jari-jarinya sebelum membersihkannya agar mendapatkan keberkahan dari makanan tersebut. Disebutkan dalam sebuah hadits :

كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَأْكُلُ ‌بِثَلَاثِ ‌أَصَابِعَ وَيَلْعَقُ يَدَهُ قَبْلَ أَنْ يَمْسَحَهَا

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam makan dengan tiga jari, dan beliau menjilatinya sebelum mengelap tangannya.


[HR. Muslim no. 2032]

Berdasarkan hadits di atas, kita dapat meniru adab makan Rasulullah, yakni menggunakan tiga jari lalu menjilatinya sebelum membersihkannya. Jika tidak memungkinkan, maka boleh saja menggunakan peralatan seperti sendok ataupun garpu lalu menjilatinya setelah makan sebelum mencucinya.

7. Ambil dan Bersihkan Suapan Yang Terjatuh

Setiap makanan dan minuman yang halal pasti mengandung keberkahan di dalamnya. Dari keberkahan itulah makanan dan minuman menjadi energi yang kita gunakan untuk beribadah kepada Allah. Sayangnya, kita tidak tahu di mana letak keberkahannya. Oleh karena itu, hendaknya kita menghabiskan makanan dan minuman yang kita konsumsi sampa habis.

Di antara upaya menghabiskan makanan adalah dengan mengambil makanan yang terjatuh lalu membersihkannya dan memakan bagiannya yang masih bersih. Bahkan, jika masih ada sisa makanan yang menempel di jari maka sebaiknya kita menjilatinya terlebih dahulu sebelum membersihkannya dengan serbet atau tisu. Inilah adab makan ajaran Rasulullah yang mulai terlupakan dan jarang dipraktekkan. Padahal, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk mempraktekkan adab makan yang satu ini. Beliau bersabda :

إِذَا ‌وَقَعَتْ ‌لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيَأْخُذْهَا، فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أَذًى وَلْيَأْكُلْهَا، وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ، وَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ بِالْمِنْدِيلِ حَتَّى يَلْعَقَ أَصَابِعَهُ، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي فِي أَيِّ طَعَامِهِ الْبَرَكَةُ

Jika makanan salah seorang kalian terjatuh maka ambil dan bersihkanlah kotoran yang melekat padanya. Lalu, makanlah makanan tersebut dan janganlah membiarkannya untuk dimakan setan. Juga, janganlah mengusap tangannya dengan sapu tangan sebelum menjilati jari-jarinya, sebab sesungguhnya ia tidak mengetahui di manakah keberkahan makanan itu berada.


[HR. Muslim no. 2033]

8. Hindari Meniup Makanan dan Minuman

Jika kita hendak mengonsumsi makanan atau minuman yang masih panas maka hindarilah meniupnya untuk mendinginkannya. Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu mengatakan :

أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم نَهَى ‌أَنْ ‌يُتَنَفَّسَ فِي الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ

Bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang menghembuskan nafas atau meniup (makanan atau minuman) pada bejana.


[HR. Tirmidzi no. 1888]

Di antara hikmah adab makan yang satu ini adalah agar makanan dan minuman yang kita konsumsi tidak terkontaminasi oleh racun atau penyakit yang keluar dari tiupan kita. Maka dari itu, hendaknya kita bersabar menunggu makanan atau minuman mendingin terlebih dahulu tanpa meniupnya sebelum mengonsumsinya. Jika tidak ingin lama menunggu maka bisa juga dengan cara lain selain dengan meniupnya.

9. Hindari Minum Dari Langsung Di Bibir Bejana

Ketika kita hendak minum maka hendaknya kita menuangkan minuman yang ada di dalam bejana ke dalam gelas. Hindarilah meminumnya langsung dari bejana karena Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melarangnya. Disebutkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu ia mengatakan :

نَهَى النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَنْ يُشْرَبَ ‌مِنْ ‌فِي ‌السِّقَاءِ

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang meminum langsung dari bibir bejana (ceret).


[HR. Bukhari no. 5628]

Meminum langsung dari bejana dapat membuat bejana tersebut kotor dan bau mulut yang meminumnya. Selain itu, bisa jadi terdapat penyakit yang menyebar ke dalam bejana. Oleh karena itu, hendaknya kita menghindari minum langsung dari bibir bejana.

C. Adab-adab Setelah Makan dan Minum

1. Jilatilah Jari-jari Lalu Bersihkan

Di antara adab setelah makan yang jarang diamalkan adalah menjilati jari-jari sebelum mencuci atau membersihkannya. Banyak di antara kita yang merasa jijik untuk menjilati jari-jari setelah makan. Padahal, bisa jadi keberkahan makanan terletak di sisa-sisa makanan yang ada pada jari-jari kita. Oleh karena itu, hendaknya kita menjilati sisa-sisa makanan yang menempel di jari-jari kita saat makan. Setelah bersih, barulah kita mencucinya dengan air atau mengelapnya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ ‌فَلَا ‌يَمْسَحْ ‌يَدَهُ حَتَّى يَلْعَقَهَا أَوْ يُلْعِقَهَا

Jika salah seorang kalian makan maka janganlah ia mencuci tangannya hingga ia menjilatinya atau menjilatkannya (kepada orang lain) terlebih dahulu.


[HR. Bukhari no. 5456]

2. Akhiri Makan dan Minum Dengan Membaca Hamdalah

Makanan dan minuman yang kita konsumsi adalah nikmat dari Allah. Maka dari itu, kewajiban kita kepada Allah adalah mensyukuri nikmat tersebut. Allah subhanahu wata’ala ridho jika hamba-Nya bersyukur dengan memuji-Nya setiap kali selesai makan dan minum. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

‌إِنَّ ‌اللهَ ‌لَيَرْضَى ‌عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا

Sesungguhnya Allah ridha kepada seorang hamba yang menyantap makanan lalu ia memuji Allah atas makanan tersebut, atau meminum minuman lalu ia memuji Allah atas makanan tersebut.


[HR. Muslim no. 2734]

Related Posts :