Pengertian Malu dalam Islam dan Contohnya Beserta Dalilnya

Pengertian Malu dalam Islam

Malu adalah salah satu akhlak yang terpuji di dalam Islam. Banyak orang beranggapan bahwa sifat malu adalah sifat yang kurang baik. Menurut mereka orang yang mempunyai sifat malu berarti tidak memiliki rasa percaya diri dan tidak pemberani. Padahal, maksud dan pengertian malu dalam Islam bukanlah demikian.

Malu di dalam Islam bukanlah kebalikan dari sifat percaya diri. Akan tetapi kebalikan dari sifat malu adalah binal, yang memiliki arti sulit diatur, liar, tidak sopan, dan semaunya sendiri. Adapun kebalikan dari sifat percaya diri adalah minder atau berkecil hati.

Nah, pada artikel kali ini kita akan mempelajari bersama pengertian malu dalam Islam beserta contohnya dan juga dalilnya. Dengan kita mempelajari hal tersebut mudah-mudahan kita bisa mengamalkan rasa malu dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR ISI

A. Pengertian Malu dalam Islam

Apa yang dimaksud dengan malu dalam Islam? Malu dalam Islam diistilahkan dengan istilah Al-Haya' (arab : الحَيَاءُ). Dijelaskan di dalam kitab At-Ta'rifat yang ditulis oleh Al-Jurjani bahwa arti dari kata Al-Haya' (arab : الحَيَاءُ) adalah :

‌انقباض ‌النفس من شيء وتركه حذرًا عن اللوم فيه

Menahan diri dari suatu hal dan meninggalkannya karena mewaspadai hal tercela yang ada di dalamnya.


[Lihat : At-Ta'rifaat hal. 94]

Pengertian lain juga disebutkan dalam kitab Fathul Bari yang ditulis oleh Ibnu Hajar Al-Asqolani bahwa Al-Haya' atau malu adalah :

خُلُقٌ يَبْعَثُ عَلَى اجْتِنَابِ ‌الْقَبِيحِ وَيَمْنَعُ مِنَ التَّقْصِيرِ فِي حَقِّ ذِي الْحَقِّ

Perilaku yang mendorong pelakunya untuk menjauhi sesuatu yang tercela dan mencegah dari mengurangi hak orang lain.


[Fathul Bari oleh Ibnu Hajar]

Berdasarkan pengertian tersebut dapat kita artikan bahwa malu adalah : sebuah perasaan tidak nyaman ketika melakukan hal keji dan tercela sehingga membuat dirinya berusaha menjauhi hal tersebut. Sifat malu yang seperti ini merupakan sifat dan akhlak yang terpuji.

Malu juga merupakan salah satu sifat Allah . Akan tetapi sifat malu Allah berbeda dengan sifat malu yang dimiliki oleh makhluk. Sifat malu Allah adalah meninggalkan sesuatu yang tidak sesuai dengan keluasan rahmat-Nya, kesempurnaan kedermawanan-Nya, kemuliaan-Nya, keagungan sifat pemaaf-Nya, dan lemah lembut-Nya. Maka dari itulah Allah itu malu jika tidak mengabulkan doa seorang hamba yang berdoa sambil mengangkat tangannya.

إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِىٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عَبْدِهِ إذا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا

Sesungguhnya Tuhan kalian yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi itu Maha Malu dan Maha Mulia. Dia malu dari hamba-Nya yang ketika mengangkat tangannya lalu kembali dalam keadaa kosong.


[HR. Abu Dawud]

B. Contoh Malu dalam Islam

Berikut ini beberapa contoh sifat malu dalam Islam yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Malu Kepada Allah

Malu kepada Allah adalah malu jika Allah melihat dan mengawasi kita sementara kita dalam keadaan maksiat. Dengan rasa malu kepada Allah maka kita akan senantiasa menjauhi segala larangan-Nya dan mematuhi perintah-Nya meskipun tidak ada orang lain yang melihat kita. Di antara contoh malu kepada Allah adalah :

  • Malu ketika tidak bersyukur atas nikmat-Nya.
  • Malu jika lalai dari mengingat Allah.
  • Malu jika berprasangka buruk kepada Allah.
  • Malu bermaksiat di kala sendiri karena merasa diawasi oleh Allah.

2. Malu Kepada Malaikat

Malu kepada malaikat adalah perasaan malu ketika malaikat sedang mengawasi dan mencatat apa yang kita perbuat di setiap waktu. Di antara contoh malu kepada malaikat adalah :

  • Malu berucap buruk karena ada malaikat yang mencatat ucapan kita.
  • Malu berbuat curang di kala tidak ada manusia yang melihat karena ada malaikat yang mengawasi.

3. Malu Kepada Orang Lain

Malu kepada orang lain adalah malu apabila kita menyakiti orang lain baik itu dengan lisan ataupun perbuatan kita. Malu kepada orang lain akan mencegah diri kita dari perbuatan buruk kepada orang lain. Di antara contoh malu kepada orang lain adalah :

  • Malu memamerkan aurat di hadapan orang lain.
  • Malu menyakiti orang lain dengan ucapan dan perbuatan.
  • Malu tidak berbuat baik kepada orang lain.

4. Malu Kepada Diri Sendiri

Ketika kita sendirian dan tidak ada orang lain yang melihat maka hendaknya kita juga malu kepada diri sendiri. Di antara contoh malu kepada diri sendiri adalah :

  • Malu melihat diri sendiri bermalas-malasan dalam beribadah.
  • Malu melihat diri sendiri banyak bermaksiat dan berbuat dosa.
  • Malu melihat diri sendiri banyak berbuat salah pada orang lain.

5. Malu Kepada Kedua Orang Tua

Malu kepada orang tua artinya kita malu jika kita tidak berbakti kepada mereka. Bukankah mereka telah mengasuh dan membesarkan kita hingga kita bisa menjadi seperti saat ini? Maka jika ada rasa malu dalam diri tentu kita akan berbakti kepada mereka berdua.

6. Malu Kepada Orang Lemah

Jika kita diberikan kelebihan oleh Allah lalu kita tidak membantu kepada orang-orang yang lemah maka betapa memalukannya diri kita. Oleh karena itu, apabila kita masih merasa ada iman di dalam hati kita hendaknya kita malu kepada mereka. Contoh malu kepada orang lemah adalah malu jika tidak memberikan bantuan dan memuliakan mereka.

C. Dalil Tentang Malu dalam Islam

Berikut ini beberapa dalil-dalil tentang malu dalam Islam beserta penjelasan singkatnya :

1. Jika Tidak Malu Maka Berbuatlah Sesukamu

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada pengertian malu dalam Islam bahwa malu adalah mencegah diri dari perilaku yang tercela. Sekali lagi, malu yang dimaksud dalam Islam bukanlah tidak percaya diri atau penakut. Akan tetapi malu di dalam Islam adalah ketika kita sanggup menahan diri dari hal-hal keji yang dilarang dalam Islam. Sehingga jika kita tidak memiliki rasa malu nisacaya kita akan berbuat liar dan semaunya. Rasulullah bersabda :

إِنَّ ‌مِمَّا ‌أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَافْعَلْ مَا شِئْتَ

Sesungguhnya ucapan kenabian yang ditemui manusia adalah jika kamu tidak malu maka lakukanlah apa saja yang kamu mau


[HR. Bukhori]

2. Malu Adalah Cabang Keimanan

Seorang yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya pasti memiliki rasa malu di dalam hatinya. Oleh karena itulah jika masih ada keimanan di dalam hati maka akan timbul rasa malu kepada Allah. Rasulullah bersabda :

الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُعْبَةً. وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإيمان

Iman memiliki 70 cabang. Dan malu adalah salah satu cabang dari keimanan.


[HR. Muslim]

3. Malu Datang Membawa Kebaikan

Malu adalah akhlak yang terpuji. Ketika seseorang masih memiliki rasa malu maka pastilah akan datang banyak kebaikan pada dirinya. Rasulullan bersabda :

‌الْحَيَاءُ ‌لَا ‌يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ

Malu tidaklah datang kecuali dengan kebaikan.


[HR. Bukhori]

4. Malu Kepada Allah dengan Sebenarnya

Apakah yang dimaksud dengan malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya? Berdasarkan sabda Rasulullah bahwa malu kepada Allah adalah :

  1. Menjaga Kepala dan Seisinya
  2. Apa maksudnya? Maksudnya adalah tidak menggunakan kepala untuk bermakisat, seperti sujud kepada selain Allah, melihat hal yang haram, mendengarkan hal yang haram, mengangkat kepala untuk menyombongkan diri, dan lain sebagainya. Termasuk pula menjaga batin dan hati dari keburukan, seperti su'udzon, iri, dengki, sombong, dan lain sebagainya.

  3. Menjaga Perut dan Seisinya
  4. Apa maksudnya? Maksudnya adalah menjaga perut dari makanan dan minuman yang diharamkan. Termasuk pula menjaga perut dari makanan dan minuman yang berlebihan.

  5. Mengingat Kematian
  6. Orang yang memiliki rasa malu pasti senantiasa mengingat kematian. Hal ini terjadi dikarenakan orang yang malu menyadari akan adanya hari akhir. Ia yakin bahwa setelah kematiannya apapun yang ia perbuat akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah .

  7. Menginginkan Akhirat dan Meninggalkan Perhiasan Dunia
  8. Yang dimaksud dengan menginginkan akhirat adalah amalan yang dilakukan selama hidupnya adalah dalam rangka mendapatkan akhirat. Ia tidak begitu mencintai dunia dan hanya menjadikan dunia sebatas berada di genggamannya dan tidak menjadikan dunia di dalam hatinya.

Rasulullah bersabda :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اسْتَحْيُوا ‌مِنَ ‌اللَّهِ ‌حَقَّ ‌الحَيَاءِ». قَالَ: قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَسْتَحْيِي وَالحَمْدُ لِلَّهِ، قَالَ: لَيْسَ ذَاكَ، وَلَكِنَّ الِاسْتِحْيَاءَ ‌مِنَ ‌اللَّهِ ‌حَقَّ ‌الحَيَاءِ أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى، وَالبَطْنَ وَمَا حَوَى، وَلْتَذْكُرِ المَوْتَ وَالبِلَى، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ تَرَكَ زِينَةَ الدُّنْيَا، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ اسْتَحْيَا ‌مِنَ ‌اللَّهِ ‌حَقَّ ‌الحَيَاءِ

Rasulullah bersabda : "Malulah kepada Allah dengan sebenar-benarnya!" Ibnu Mas'ud menjawab : "Wahai Rasulullah, kami malu, alhamdulillah." Beliau bersabda : "Bukan itu, tapi malu kepada Allah dengan sebenarnya adalah kamu menjaga kepala dan seisinya, menjaga perut beserta isinya, mengingat kematian dan kemusnahan. Barang siapa yang menginginkan akhirat, ia akan meninggalkan perhiasan dunia, dan barang siapa yang melakukannya maka ia telah malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya."


[HR. Tirmidzi]

Demikianlah artikel tentang pengertian malu dalam Islam serta contoh dan dalilnya, mudah-mudahan kita masih diberikan rasa malu oleh Allah sehingga malu jika melakukan maksiat di manapun dan kapapun waktunya. Amiin.

Related Posts :