Hadits Tentang Siwak dan Sunnah Fitrah
![]() |
Hadits Tentang Siwak dan Sunnah Fitrah |
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada junjungan kita nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya.
Agama Islam adalah
agama yang mengajarkan kepada kita untuk menjaga kebersihan. Diantara sunnah-sunnah
dalam Islam yang mengajarkan kebersihan adalah anjuran untuk bersiwak dan
melaksanakan sunnah fitrah.
Bersiwak dan sunnah
fitrah merupakan sunnah yang banyak sekali dilupakan oleh banyak kaum muslimin.
Padahal, bila kita mau mengamalkan keseluruhan sunnah tersebut maka akan banyak
pahala dan manfaat yang akan kita peroleh baik dari sisi kebersihan maupun kesehatan.
Nah, sebenarnya apa
itu bersiwak? Apa itu sunnah fitrah? Apa saja yang termasuk sunnah fitrah di
dalam Islam? Dari pada penasaran, berikut ini akan kita bahas bersama hadits
tentang siwak dan hadits tentang sunnah fitrah beserta artinya dan
penjelasannya secara ringkas :
Apa Itu Bersiwak?
Bersiwak adalah sebuah
kegiatan membersihkan gigi dan gusi dari sisa-sisa makanan yang menempel dan
menghilangkan bau mulut menggunakan ranting kayu siwak atau yang sejenisnya.
Bersiwak disunnahkan
menggunakan rantung basah yang tidak hancur dan tidak melukai mulut, karena
Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersiwak menggunakan ranting siwak
pohon arak. Bersiwak boleh dilakukan dengan tangan kanan ataupun tangan kiri.
Hadits Tentang Siwak Beserta Artinya
Siwak hukumnya adalah
sunnah dan boleh dilakukan kapapun. Di dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallaahu
'alaihi wasallam menganjurkan umatnya untuk bersiwak, beliau bersabda :
السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ
لِلْفَمِ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
Siwak
adalah alat untuk membersihkan mulut, dan mendatangkan ridho Tuhan.
[HR.
Nasa’iy]
Bahkan, seandainya Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wasallam tidak khawatir memberatkan umatnya maka
beliau akan memerintahkan kepada umatnya untuk selalu bersiwak setiap hendak
sholat. Di dalam hadits disebutkan bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi
wasallam bersabda :
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ
عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ
“Seandainya
saya tidak (khawatir) memberatkan umatku, maka niscaya akan aku perintahkan
mereka untuk bersiwak.”
[HR.
Bukhari]
Hadits-hadits di atas
sesungguhnya menunjukan kepada kita akan disunnahkannya bersiwak setiap waktu.
Bahkan bersiwak dalam keadaan puasa juga tidak masalah.
Selain itu ada
beberapa waktu dimana kita dianjurkan untuk bersiwak. Berikut ini beberapa
waktu bersiwak yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi
wasallam :
Pertama, ketika masuk rumah. Disebutkan di dalam sebuah hadits
dari Miqdam bin Syuraih dari bapaknya, dia berkata :
سَأَلْتُ عَائِشَةَ
قُلْتُ: بِأَيِّ شَيْءٍ كَانَ يَبْدَأُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ؟ قَالَتْ: بِالسِّوَاكِ
Aku
bertanya kepada ‘Aisyah : “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Nabi shallallaahu
'alaihi wasallam ketika masuk rumahnya?”
Aisyah
menjawab : “Beliau memulai dengan bersiwak.”
[HR.
Muslim]
Kedua, ketika terbangun dari tidur baik di malam maupun
siang hari. Disebutkan dalam sebuah hadits dari Hudzaifah bahwasanya :
كَانَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ
يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
Dahulu
Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam ketika bangun dari tidur beliau menggosok
mulutnya dengan siwak.
[HR.
Muslim]
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَرْقُدُ مِنْ لَيْلٍ وَلَا نَهَارٍ، فَيَسْتَيْقِظُ إِلَّا
تَسَوَّكَ قَبْلَ أَنْ يَتَوَضَّأَ
Bahwa Nabi shallallaahu
‘alaihi wasallam tidaklah terbangun dari tidurnya di malam maupun siang hari,
kecuali beliau bersiwak dan berwudhu terlebih dahulu.
[HR. Abu
Dawud]
Ketiga, ketika hendak sholat. Disebutkan dalam sebuah hadits
bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ
عَلَى أُمَّتِي، أَوْ عَلَى النَّاسِ، لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ
مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ
“Seandainya
saya tidak (khawatir) memberatkan umatku, atau manusia, niscaya aku perintahkan
mereka untuk bersiwak setiap kali hendak melaksanakan sholat.”
[HR.
Bukhari]
Keempat, ketika berwudhu. Disebutkan di dalam sebuah hadits
bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ
عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوءٍ
“Seandainya
saya tidak memberatkan umatku niscaya akan saya perintahkan mereka untuk
bersiwak disetiap kali berwudhu.”
[HR.
Bukhari]
Hadits Tentang Sunnah Fitrah dan Penjelasannya
Apa itu sunnah fitrah?
Sunnah fitrah adalah sunnah yang dianjurkan agar yang mengamalkannya meraih sifat-sifat
fitrah. Fitrah secara bahasa berarti ciptaan atau bawaan. Dengan mengamalkan
sunnah fitrah itu artinya kita telah mengembalikan fungsi tubuh kita sebagaimana
sifat bawaannya.
Di dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh imam Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah shallallaahu
'alaihi wasallam bersabda :
خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ:
الْخِتَانُ، وَالِاسْتِحْدَادُ، وَنَتْفُ الْإِبْطِ، وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ،
وَقَصُّ الشَّارِبِ
Ada
lima perkara yang termasuk sunnah fitrah, yaitu : Khitan, istihdad (mencukur
bulu kemaluan), mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan mencukur kumis.
Berdasarkan hadits
tersebut kita dapat memahami ada lima sunnah fitrah yang dianjurkan untuk dikerjakan.
Pertama, adalah khitan. Apa itu khitan? Khitan adalah membuang
kulit yang menutupi penis sehingga kepalanya nampak. Adapun khitan untuk wanita
adalah memotong sedikit daging di atas lubang vagina. Khitan bagi laki-laki
hukumnya wajib, sedangkan untuk perempuan adalah sunnah.
Khitan bagi laki-laki bertujuan
untuk membersihkan najis yang berada pada area di balik ujung kulit kemaluan.
Sedangkan khitan untuk wanita bertujuan untuk mengurangi nafsu syahwatnya. Khitan
dianjurkan ketika hari ketujuh dari hari kelahiran.
Kedua, adalah istihdad. Apa itu istihdad? Istihdad adalah
mencukur bulu kemaluan atau rambut yang tumbuh di area sekitar kemaluan.
Ketiga, adalah mencabut bulu ketiak, yaitu membuang bulu yang
tumbuh di ketiak. Membuang bulu ketiak dengan dicabut hukumnya adalah sunnah,
dan boleh dilakukan dengan cara dicabut, dicukur, ataupun dengan cara lainnya selama
tidak membahayakan.
Keempat, adalah memotong kuku. Memotong kuku dapat membersihkan
kotoran yang bersembunyi di balik kuku. Sebagian kaum muslimin masih ada yang
menyelisihi sunnah ini dengan memanjangkan kukunya dengan berbagai alasan yang
dibuat-buat.
Kelima, adalah mencukur kumis. Seorang lelaki dianjurkan
untuk mencukur kumisnya dan membiarkan jenggot apa adanya. Di dalam sebuah
hadits di sebutkan bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersbada
:
خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ،
أَحْفُوا الشَّوَارِبَ، وَأَوْفُوا اللِّحَى
Selisihilah
kaum musyrikin, potonglah kumis, dan peliharalah jenggot
[HR.
Muslim]
Baca Juga
: Hukum Mencukur Jenggot dalam Islam
Sunnah fitrah yang kedua
hingga kelima di atas hendaknya dilakukan sebelum atau setiap empat puluh hari
sekali. Disebutkan dalam sebuah hadits :
وَقَّتَ لَنَا رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَلْقَ
الْعَانَةِ، وَتَقْلِيمَ الْأَظْفَارِ، وَقَصَّ الشَّارِبِ،
وَنَتْفَ الْإِبْطِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا مَرَّةً
Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wasallam memberikan waktu kepada kami untuk mencukur bulu
kemaluan, memotong kuku, mencukur kumis, dan mencabut ketiak setiap empat puluh
hari sekali
[HR.Abu
Dawud]
Selain lima sunnah
fitrah di atas, ada tambahan lima sunnah fitrah lagi yang disebutkan di dalam
sebuah hadits dimana Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
عَشْرٌ مِنَ
الْفِطْرَةِ: قَصُّ الشَّارِبِ، وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ،
وَالسِّوَاكُ، وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ، وَقَصُّ الْأَظْفَارِ، وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ،
وَنَتْفُ الْإِبْطِ، وَحَلْقُ الْعَانَةِ، وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ قَالَ
زَكَرِيَّاءُ: قَالَ مُصْعَبٌ: وَنَسِيتُ الْعَاشِرَةَ إِلَّا أَنْ تَكُونَ
الْمَضْمَضَة
“Ada
sepuluh yang termasuk sunnah fitrah, yaitu : mencukur kumis, memelihara
jenggot, bersiwak, beristinsyak, memotong kuku, mencuci ruas jari, mencabut
bulu ketiak, memotong bulu kemalian, beristinja dengan air.”
Mushab
berkata : “Aku lupa yang kesepuluh, kalau tidak salah yang kesepuluh adalah
berkumur.”
[HR.
Muslim]
Demikianlah pembahasan
hadits tentang siwak dan hadits sunnah fitrah, semoga artikel yang singkat
ini dapat bermanfaat dan dapat kita amalkan dalam keseharian kita. Amin.
Oleh : Adam Rizkala
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan komentar yang mencerminkan seorang muslim yang baik :)