Tafsir Surat An-Naba Ayat 1-16

Tafsir Surat An-Naba Ayat 1-16

Surat An-Naba’ adalah surat ke 78 dalam Al-Quran dan surat pertama pada juz 'amma atau juz 30. An-Naba' (arab : النبأ) secara bahasa berarti berita. Surat ini dinamai An-Naba’ karena di dalamnya terkandung berita tentang hari kiamat. Surat An-Naba’ terdiri dari empat puluh ayat dan tergolong surat makkiyyah. Secara garis besar, surat An-Naba’ membahas empat hal sebagai berikut :

  1. Surat An-Naba’ Ayat 1-16 :
    • Kabar tentang hari kebangkitan.
    • Bukti-bukti kekuasaan Allah.
  2. Surat An-Naba’ Ayat 17-30 :
    • Hal-hal yang terjadi pada hari kiamat.
    • Azab neraka jahanam.
  3. Surat An-Naba’ Ayat 31-36 :
    • Kondisi orang-orang yang beruntung pada hari kiamat.
  4. Surat An-Naba’ Ayat 37-40 :
    • Keagungan Allah .
    • Penegasan kembali peristiwa pada hari kiamat.
    • Penyesalan orang-orang kafir pada hari kiamat.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas tafsir surat An-Naba’ ayat 1-16 yang merupakan bahasan pertama pada surat An-Naba’. Berikut pemaparan tafsir surat An-Naba’ ayat 1-16 :

A. Kabar Tentang Hari Kebangkitan

Diutusnya Nabi Muhammad membuat orang-orang musyrik di Mekah saling berselisih dan saling bertanya. Salah satu yang mereka perselisihka adalah terjadinya hari kebangkitan atau hari kiamat yang dikabarkan dalam Al-Quran. Maka dari itu, ayat ini turun sebagai jawaban atas apa yang saling mereka pertanyakan.

1. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 1

عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ ١

Tentang apakah mereka saling bertanya?

Allah bertanya : tentang apakah orang-orang musyrik itu saling bertanya-tanya?

Pertanyaan ini merupakan teguran dan pengingkaran dari Allah atas perselisihan dan pertanyaan-pertanyaan yang terjadi di antara mereka. Sebab, tidak selayaknya berita yang datang dari Allah diperselisihkan dan dipertanyakan kebenarannya.

2. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 2

عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلۡعَظِيمِ ٢

Tentang berita yang besar (hari Kebangkitan)

Di antara salah satu perkara yang membuat mereka saling bertanya adalah berita besar besar perihal hari kebangkitan atau hari kiamat yang dikabarkan dalam Al-Quran.

3. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 3

ٱلَّذِي هُمۡ فِيهِ مُخۡتَلِفُونَ ٣

yang dalam hal itu mereka berselisih.

Orang-orang muysrik itu saling berselisih tentang kebenaran terjadinya hari kebangkitan yang dikabarkan Al-Quran. Sebagian mereka berpendapat bahwa manusia hanya hidup sekali dan tidak akan dibangkitkan kembali. Sedangkan sebagiannya lagi meragukan apakah manusia akan dibangkitkan ataukah tidak.

4. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 4-5

كَلَّا سَيَعۡلَمُونَ ٤ ثُمَّ كَلَّا سَيَعۡلَمُونَ ٥

Sekali-kali tidak! Kelak mereka akan mengetahui. Sekali lagi, tidak! Kelak mereka akan mengetahui.

Allah menjawab bahwa kelak mereka akan mengetahui bahwa hari kebangkitan itu benar-benar terjadi dan mereka akan mengetahui akibatnya. Kemudian, Allah tegaskan kembali bahwa kelak mereka akan mengetahui bahwa hari kebangkitan itu benar-benar terjadi dan mereka akan mengetahui akibatnya.

B. Bukti-bukti Kekuasaan Allah

Setelah Allah menjawab apa yang mereka pertanyakan, Allah menerangkan berbagai bukti kekuasaan-Nya yang ada di hadapan mereka. Tujuannya adalah agar mereka berpikir dan sadar bahwa sangat mudah bagi Allah jika hanya sekedar membangkitkan mereka dari kematian. Allah menerangkan bukti-bukti kekuasaan-Nya pada ayat 6 sampai 16 berikut ini :

1. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 6

أَلَمۡ نَجۡعَلِ ٱلۡأَرۡضَ مِهَٰدٗا ٦

Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan

Bagaimana bisa mereka mengingkari hari kebangkitan sementara Allah kuasa menjadikan bumi ini terhampar luas bagi seluruh makhluk sehingga mereka bisa dengan mudah dan nyaman tinggal di atasnya?

2. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 7

وَٱلۡجِبَالَ أَوۡتَادٗا ٧

dan gunung-gunung sebagai pasak?

Bukankah Allah kuasa menjadikan gunung-gunung sebagai pasak sehingga bumi ini diam menetap dengan kokoh dan tertahan dari goncangan yang ada di bawahnya?

3. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 8

وَخَلَقۡنَٰكُمۡ أَزۡوَٰجٗا ٨

Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan.

Allah kuasa menciptakan kalian secara berpasangan yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dengan begitu, maka terciptalah ketenangan dan kasih sayang di antara kalian, saling tolong-menolong di antara kalian, serta hidup kalian menjadi lestari dan tidak punah.

4. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 9

وَجَعَلۡنَا نَوۡمَكُمۡ سُبَاتٗا ٩

Kami menjadikan tidurmu untuk beristirahat.

Allah kuasa menjadikan tidurnya kalian untuk beristirahat dari kesibukan di siang hari untuk mencari penghidupan. Dengan begitu, kalian dapat mengembalikan kekuatan akal dan tubuh kalian untuk melakukan pekerjaan di keesokan harinya.

5. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 10

وَجَعَلۡنَا ٱلَّيۡلَ لِبَاسٗا ١٠

Kami menjadikan malam sebagai pakaian.

Allah kuasa menjadikan malam sebagai pakain yang menutupi seluruh manusia dengan kegelapannya. Maka dari itu, manusia bisa beristirahat dengan tenang pada waktu malam.

6. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 11

وَجَعَلۡنَا ٱلنَّهَارَ مَعَاشٗا ١١

Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan.

Allah kuasa menjadikan waktu siang untuk manusia mencari penghidupan dengan bekerja, berniaga, bercocok tanam, berkarya, ataupun yang lainnya.

7. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 12

وَبَنَيۡنَا فَوۡقَكُمۡ سَبۡعٗا شِدَادٗا ١٢

Kami membangun tujuh (langit) yang kukuh di atasmu.

Allah kuasa membangun tujuh lapis langit tanpa tiang yang kokoh di atas kalian. Langit yang tujuh itu begitu luas, tinggi, kokoh, rapi, dan indah dengan hiasan-hiasannya.

8. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 13

وَجَعَلۡنَا سِرَاجٗا وَهَّاجٗا ١٣

Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari).

Allah kuasa menjadikan matahari sebagai pelita yang menerangi seluruh penduduk bumi dan mengandung panas yang bermanfaat bagi makhluk hidup di bumi.

9. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 14

وَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلۡمُعۡصِرَٰتِ مَآءٗ ثَجَّاجٗا ١٤

Kami menurunkan dari awan air hujan yang tercurah dengan deras

Allah kuasa menurunkan air hujan yang tercurah dengan deras dan memberi manfaat dari awan yang mengandung air. Awan yang mengandung air itu awalnya ditiup oleh angin sehingga ia bergerak dan terbentang di atas langit. Lalu, awan itu bergumpal-gumpal sehingga turunlah air hujan yang deras dari celah-celahnya.

10. Tafsir Surat An-Naba’ Ayat 15-16

لِّنُخۡرِجَ بِهِۦ حَبّٗا وَنَبَاتٗا ١٥ وَجَنَّٰتٍ أَلۡفَافًا ١٦

agar Kami menumbuhkan dengannya biji-bijian, tanam-tanaman, dan kebun-kebun yang rindang.

Air hujan yang Allah turunkan itu penuh dengan keberkahan, kebaikan, dan kebermanfaatan sehingga air itu dapat menumbuhkan berbagai macam biji-bijan yang baik dan bermanfaat untuk manusia. Selain itu, Allah tumbuhkan pula dari air tersebut berbagai macam tanam-tanaman dan kebun-kebun yang rindang dan lebat. Kebun-kebun itu menghasilkan berbagai macam buah-buahan yang beraneka ragam baik rasa maupun aromanya.

11. Allah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu

Semua peristiwa alam yang Allah sebutkan pada ayat 6-16 adalah bukti bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jika Allah kuasa melakukan hal-hal yang sedahsyat dan sehebat itu maka bagaimana mungkin Allah tidak kuasa membangkitkan manusia dari kematiannya? Tentu sangatlah mudah bagi Allah jika hanya sekedar membangkitkan manusia dari kematian.

C. Pelajaran-pelajaran dari Tafsir Surat An-Naba' Ayat 1-16

  • Wajibnya mengagungkan kabar-kabar dalam Al-Quran termasuk kabar tentang terjadinya hari kiamat.
  • Meyakini bahwa hari kiamat adalah benar dan pasti terjadi tanpa keraguan sedikitpun.
  • Kelak orang-orang yang kufur dan mendustakan Al-Quran akan mengetahui bahwa apa yang dikabarkan oleh Allah dalam Al-Quran melalui Rasul-Nya pasti terjadi.
  • Keajaiban-keajaiban ciptaan-Nya adalah bukti bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
  • Membangkitkan seluruh manusia dari kematian adalah hal yang mudah bagi Allah karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
  • Keajaiban-keajaiban ciptaan-Nya menunjukkan kesempurnaan ilmu dan hikmah Allah .
  • Hendaknya memandang dan merenungkan ciptaan-ciptaan Allah untuk menambah keimanan.
  • Hendaknya mempelajari peristiwa-peristiwa alam yang Allah ciptakan karena terdapat manfaat yang sangat banyak di dalamnya.

Demikian pembahasan tafsir surat An-Naba ayat 1-16 secara ringkas. Semoga dapat menambah keimanan kita kepada Allah serta menambah kecintaan kita terhadap Al-Quran. Amiin.

Related Posts :

Pengertian Wahyu Menurut Bahasa dan Istilah

Pengertian Wahyu Menurut Bahasa dan Istilah

Pernahkah Anda mendengar istilah wahyu Allah? Apa itu wahyu? Nah, pada pelajaran ulumul quran kali ini kita akan membahas pengertian wahyu menurut bahasa dan istilah.

DAFTAR ISI

A. Pengertian Wahyu Menurut Bahasa

Apa pengertian wahyu menurut bahasa? Menurut bahasa, wahyu (arab : الوحي) berasal dari kata أوحي – يوحي – وحيا yang berarti memberikan isyarat atau pemberitahuan yang cepat dan tersembunyi. Di dalam Al-Quran, pengertian wahyu secara bahasa memiliki beberapa makna, di antaranya :

1. Wahyu Bermanka Ilham

Adakalanya wahyu bermakna ilham. Perhatikan firman Allah berikut ini :

وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنۡ أَرۡضِعِيهِۖ

Kami mengilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia (Musa)


[QS. Al-Qashas ayat 7]

Terjemahan tekstual dari kata وَأَوْحَيْنَا pada ayat tersebut adalah “kami mewahyukan.” Namun mewahyukan yang dimaksud bukan mewahyukan seperti Allah mewahyukan para Nabi. Akan tetapi, mewahyukan disini mengandung makna “mengilhami manusia.”

2. Wahyu Bermakna Naluri

Adakalanya wahyu bermakna naluri. Perhatikan firman Allah berikut ini :

وَأَوۡحَىٰ رَبُّكَ إِلَى ٱلنَّحۡلِ أَنِ ٱتَّخِذِي مِنَ ٱلۡجِبَالِ بُيُوتٗا وَمِنَ ٱلشَّجَرِ وَمِمَّا يَعۡرِشُونَ ٦٨

Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di pegunungan, pepohonan, dan bangunan yang dibuat oleh manusia.


[QS. An-Nahl ayat 68]

Kata وَأَوْحَى pada ayat di atas, jika diterjemahkan secara tekstual maka tejemahannya adalah “Allah mewahyukan”. Namun, makna وَأَوْحَى yang dimaksud adalah “mengilhamkan naluri” atau insting kepada lebah.

3. Wahyu Bermakna Isyarat

Adakalanya wahyu bermakna memberi isyarat. Perhatikan firman Allah berikut ini :

فَأَوۡحَىٰٓ إِلَيۡهِمۡ أَن سَبِّحُواْ بُكۡرَةٗ وَعَشِيّٗا

Lalu, (Zakaria) keluar dari mihrab menuju kaumnya lalu dia memberi isyarat kepada mereka agar bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang.


[QS. Maryam ayat 11]

Kata فَأَوْحَى pada ayat di atas bermakna memberikan “isyarat”. Ayat tersebut bercerita tentang Nabi Zakariya yang sedang berpuasa dari berbicara selama tiga hari tiga malam. Sehingga ia harus menyampaikan pesan kepada kaumnya untuk bertasbih di waktu pagi dan petang dengan menggunakan isyarat.

4. Wahyu Bermakna Bisikan

Adakalanya wahyu bermakna bisikan. Perhatikan firman Allah berikut ini :

وَإِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰٓ أَوۡلِيَآئِهِمۡ لِيُجَٰدِلُوكُمۡۖ

Sesungguhnya setan benar-benar selalu membisiki kawan-kawannya agar mereka membantahmu


[QS. Al-An’am ayat 121]

Berdasarkan penggunaan kata “wahyu” pada ayat-ayat di atas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengertian wahyu menurut bahasa adalah :

الإعلام الخفي السريع الخاص بمن يوجَّه إليه بحيث يخفى على غيره

Pemberitahuan yang tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan pada orang yang diberitahu tanpa diketahui orang lain.


[Mabahits fi Ulumil Quran : 28]

B. Pengertian Wahyu Menurut Istilah

Apa pengertian wahyu menurut istilah? Menurut istilah, wahyu adalah :

الْوَحْيُ مَا يُوحِي اللَّهُ إِلَى نَبِيٍّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ فَيُثْبِتُهُفِي قَلْبِهِ

Wahyu adalah apa yang diwahyukan kepada para Nabi, kemudian Allah teguhkan wahyu itu di dalam hatinya.


[Al-Itqon fi Ulumil-Quran : 1/160]

Pengertian wahyu secara istilah juga bisa diartikan :

كلام الله تعالى المُنَزَّلُ على نبي من أنبيائه

Kalam Allah yang diturunkan kepada para Nabi-Nya.


[Mabahits fi Ulumil-Quran : 29]

Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa wahyu adalah kalam Allah yang diwahyukan atau diturunkan kepada para Nabi-Nya, kemudian Allah teguhkan wahyu itu di dalam hatinya. Pengertian ini semakna dengan firman Allah sebagai berikut :

إِنَّآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ كَمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ نُوحٖ وَٱلنَّبِيِّـۧنَ مِنۢ بَعۡدِهِۦۚ وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَٰرُونَ وَسُلَيۡمَٰنَۚ وَءَاتَيۡنَا دَاوُۥدَ زَبُورٗا ١٦٣

Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya. Kami telah mewahyukan pula kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunan(-nya), Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Kami telah memberikan (Kitab) Zabur kepada Daud.


[QS. An-Nisa ayat 163]

C. Cara Turunnya Wahyu Allah

Allah menurunkan wahyu dengan berbagai cara. Berikut ini beberapa cara Allah menurunkan wahyu kepada malaikat dan kepada para Rasul.

1. Cara Turunnya Wahyu Kepada Malaikat

Ketika Allah hendak menyampaikan wahyu kepada para malaikat maka Allah berbicara secara langsung kepada mereka. Berikut beberapa contoh kejadian yang diceritakan dalam Al-Quran dan Al-Hadits ketika Allah menurunkan wahyu kepada para malaikat-Nya :

Kejadian Allah menyampaikan wahyu kepada para malaikat bahwa Ia hendak menjadikan khalifah di bumi :

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.”


[QS. Al-Baqarah ayat 30]

Kejadian Allah menyampaikan wahyu kepada para malaikat untuk meneguhkan pendirian orang-orang yang beriman :

إِذۡ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمۡ فَثَبِّتُواْ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۚ

(Ingatlah) ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku bersamamu. Maka, teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang beriman.


[QS. Al-Anfal ayat 12]

Kejadian ketika para malaikat menerima wahyu dari Allah :

إِذَا ‌أَرَادَ ‌اللَّهُ ‌أَنْ ‌يُوحِيَ بِأَمْرٍ تَكَلَّمَ بِالْوَحْيِ، فَإِذَا تَكَلَّمَ أَخَذَتِ السَّمَاوَاتِ مِنْهُ رَجْفَةٌ مِنْ خَوْفِ اللَّهِ عز وجل، فَإِذَا سَمِعَ ذَلِكَ أَهْلُ السَّمَاوَاتِ، صُعِقُوا وَخَرُّوا سُجَّدًا، فَيَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يَرْفَعُ رَأْسَهُ جِبْرِيلُ عليه السلام، فَيُكَلِّمُ اللَّهُ مِنْ وَحْيهِ بِمَا أَرَادَ، فَيَنْتَهِي بِهِ جِبْرِيلُ عَلَى الْمَلَائِكَةِ، كُلَّمَا مَرَّ بِسَمَاءٍ قَالَ أَهْلُهَا: مَاذَا قَالَ رَبُّنَا يَا جِبْرِيلُ؟ فَيَقُولُ جِبْرِيلُ: قَالَ الْحَقَّ، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ. قَالَ: فَيَقُولُونَ كُلُّهُمْ مِثْلَ مَا قَالَ جِبْرِيلُ، حَتَّى يَنْتَهِيَ بِهِمْ جِبْرِيلُ حَيْثُ أَمْرَهُ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

Ketika Allah hendak menyampaikan wahyu maka Allah berbicara dengan wahyu. Ketika Ia berbicara maka bergetarlah langit karena takut kepada Allah . Ketika penghuni langit mendengar hal itu maka merekapun pingsan dan tersungkur bersujud. Orang yang pertama kali mengangkat kepalanya adalah Jibril , kemudian Allah menyampaikan wahyu itu dengan apa yang ia kehendaki. Kemudian Jibril melewati para Malaikat, maka ketika ia melewati satu langit, para penduduk langit itu bertanya : “Apa yang dikatakan Tuhan kita wahai Jibril?” lalu Jibril menjawab : “Dia mengatakan Al-Haq, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Maka para malaikatpun mengatakan seperti yang dikatakan oleh Jibril. Lalu Jibril menyampaikan wahyu itu kepada mereka sesuai apa yang diperintahkan oleh Allah dari langit dan bumi.


[HR. Ibnu Abi Asim dalam As-Sunnah]

2. Cara Turunnya Wahyu Kepada Para Rasul

Ketika Allah hendak menurunkan wahyu kepada para Rasul maka Allah menurunkan wahyu dengan tiga cara :

  • Melalui mimpi
  • Berbicara langsung di balik hijab
  • Melalui perantara malaikat
Melalui Mimpi

Adakalanya wahyu disampaikan secara langsung tanpa perantara melalui mimpi. Dikisahkan dalam Al-Quran bahwa Nabi Ibrahim pernah menerima wahyu dari Allah melalui mimpinya :

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٠٢

Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”


[QS. Ash-Shaffat ayat 102]

Dikisahkan pula dalam sebuah hadits tentang kejadian Nabi ketika menerima wahyu dari Allah :

أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنَ الْوَحْيِ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ فِي النَّوْمِ، فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ ‌فَلَقِ ‌الصُّبْحِ

Awal mula wahyu datang kepada Rasulullah adalah dengan mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh.


[Muttafaq ‘Alaih]

Berbicara di Balik Hijab

Adakalanya Allah berbicara langsung di balik hijab. Kejadian turunnya wahyu dengan cara ini pernah dialami oleh Nabi Musa . Dikisahkan dalam Al-Quran :

وَلَمَّا جَآءَ مُوسَىٰ لِمِيقَٰتِنَا وَكَلَّمَهُۥ رَبُّهُۥ قَالَ رَبِّ أَرِنِيٓ أَنظُرۡ إِلَيۡكَۚ قَالَ لَن تَرَىٰنِي وَلَٰكِنِ ٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡجَبَلِ فَإِنِ ٱسۡتَقَرَّ مَكَانَهُۥ فَسَوۡفَ تَرَىٰنِيۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُۥ لِلۡجَبَلِ جَعَلَهُۥ دَكّٗا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقٗاۚ فَلَمَّآ أَفَاقَ قَالَ سُبۡحَٰنَكَ تُبۡتُ إِلَيۡكَ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١٤٣

Ketika Musa datang untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan (selama empat puluh hari) dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, dia berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” Dia berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu. Jika ia tetap di tempatnya (seperti sediakala), niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka, ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) pada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau. Aku bertobat kepada-Mu dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”


[QS. Al-A'raf ayat 143]

Melalui Perantara Malaikat

Adakalanya Allah menyampaikan wahyu melalui perantara malaikat. Suatu ketika, Nabi pernah didatangi langsung oleh malaikat Jibril yang hendak menyampaikan wahyu dari Allah. Rasulullah bersabda :

أَحْيَانًا ‌يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ، فَيَفْصِمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ

Kadang-kadang datang kepadaku bagaikan gemerincing lonceng, dan itulah yangpaling berat bagiku. Lalu ia pun pergi dan aku telah memahami apa yang telah dikatakannya.


[HR. Bukhari no. 2]

Pernah juga malaikat menjelma sebagai seorang lelaki untuk menyampaikan wahyu. Rasulullah bersabda :

وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِيَ الْمَلَكُ رَجُلًا، فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ

Dan terkadang malaikat itu menjelma sebagai seorang lelaki lalu ia berbicara kepadaku dan aku pun paham apa yang ia katakan.


[HR. Bukhari no. 2]

D. Ringkasan Materi

  1. Pengertian Wahyu Menurut Bahasa
    • Menurut bahasa, wahyu adalah : Pemberitahuan yang tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan pada orang yang diberitahu tanpa diketahui orang lain.
    • Adakalanya wahyu memiliki beberapa macam makna/arti, di antaranya ialah : ilham, naluri, isyarat, dan bisikan.
  2. Pengertian Wahyu Menurut Istilah
    • Menurut istilah, wahyu adalah : Wahyu adalah apa yang diwahyukan kepada para Nabi, kemudian Allah teguhkan wahyu itu di dalam hatinya.
  3. Cara Turunnya Wahyu Allah
    • Allah menurunkan wahyu kepada para malaikat dengan berbicara secara langsung.
    • Allah menurunkan wahyu kepada para Rasul dengan beberapa cara yaitu :
      1. Melalui mimpi
      2. Berbicara langsung di balik hijab
      3. Melalui perantara malaikat, baik didatangi langsung oleh malaikat atau malaikat yang menyerupakan dirinya seperti manusia.

Demikian pembahasan mengenai pengertian wahyu menurut bahasa dan istilah. Semoga bermanfaat.

Related Posts :

Dzikir Bangun Tidur Sesuai Sunnah

Dzikir Bangun Tidur Sesuai Sunnah

Banyak dari kita beranggapan bahwa dzikir hanya dilakukan setelah selesai sholat. Padahal, dzikir adalah salah satu aktivitas yang seharusnya mewarnai keseharian kita. Salah satu di antara dzikir yang banyak kita lupakan adalah dzikir bangun tidur.

Berdzikir saat bangun tidur bukanlah aktivitas yang tanpa tujuan. Dzikir bangun tidur kita lakukan adalah agar sesuatu yang kita ingat pertama kali saat bangun tidur adalah Allah . Dengan begitu, aktivitas harian kita akan diberkahi oleh Allah dan bernilai ibadah.

Pada artikel kali ini, akan disajikan beberapa jenis dzikir bangun tidur sesuai sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah .

1. Dzikir Bangun Tidur Tengah Malam

Pernahkah Anda terbangun di tengah malam? Jika pernah, apa yang Anda lakukan saat terbangun di tengah malam?

Banyak dari kita jika terbangun di tengah malam maka membuka HP atau bahkan tidur lagi. Padahal ada satu sunnah dahsyat yang dapat kita amalkan. Sunnah itu adalah membaca dzikir bangun tidur tengah malam. Jika kita terbangun di tengah malam, maka dianjurkan untuk membaca dzikir bangun tidur sesuai sunnah sebagai berikut :

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الْحَمْدُ لِلهِ، وَسُبْحَانَ اللهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Latinnya : "Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lahu, lahul-mulku walahul-hamdu, wahuwa 'alaa kulli syai'in qodiir, al-hamdulillah, wa subhaanallah, walaa laa ilaaha illallah, wallaahu akbar, walaa haula walaa quwwata illaa billaah."

Artinya : "Tidak ada tuhan yang patut di sembah kecuali Allah yang Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan pujian, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, segala puji hanya milik Allah, Maha Suci Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."


[HR. Bukhari no. 1153]

Setelah membaca dzikir di atas, kita dianjurkan untuk memohon ampun kepada Allah dengan membaca : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي. Jika kita membaca kalimat tersebut setelah membaca dzikir bangun tidur di atas maka Allah akan mengampuni kita.

Selanjutnya, dianjurkan pula untuk memohon atau berdoa kepada Allah. Jika kita memohon kepada-Nya setelah membaca doa tersebut maka Allah akan mengabulkan permohonan kita.

Selain itu, jika kita melanjutkan dengan berwudhu dan sholat setelah membaca dzikir di atas maka Allah akan menerima sholat kita. Masya Allah! Sungguh rugi jika kita tidak mengamalkan dzikir bangun tidur tengah malam di atas.

2. Dzikir Bangun Tidur Rutin Nabi

Di antara dzikir bangun tidur sesuai sunnah yang rutin dibaca oleh Nabi adalah dzikir sebagai berikut :

‌الْحَمْدُ ‌لِلهِ ‌الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Latinnya : "Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba'da maa amaatanaa wailaihin-nusyuur."

Artinya : "Segala puji bagi Allah yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami kembali."


[HR. Bukhari no. 6312]

Dzikir di atas merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan bisa bangun kembali setelah tidur. Dengan mensyukuri nikmat-Nya saat bangun tidur, kita berharap semoga Allah menambah nikmat kita agar lebih maksimal dalam menjalankan ketaatan.

3. Dzikir Bangun Tidur Ungkapan Syukur

Selain ungkapan syukur karena telah dibangunkan dari tidur, nikmat kesehatan dan bisa berdzikir ternyata juga perlu disyukuri. Berikut ini bacaan dzikir bangun tidur sesuai sunnah untuk mensyukuri nikmat sehat, bangun, dan juga dzikir :

الحَمْدُ لِلَّهِ ‌الَّذِي ‌عَافَانِي فِي جَسَدِي، وَرَدَّ عَلَيَّ رُوحِي وَأَذِنَ لِي بِذِكْرِهِ

Latinnya : Alhamdulillahilladzii 'aafaanii fii jasadii, warodda 'alaiyya ruuhii wa adzina lii bidzikrihi

Artinya : Segala puji bagi Allah Yang telah memberikan kesehatan pada jasadku, mengembalikan ruhku, dan mengizinkan aku untuk berdzikir kepada-Nya.


[HR. Tirmidzi no. 3401]

Kesehatan adalah nikmat termahal yang patut kita syukuri. Seandainya kita tidak diberikan kesehatan niscaya kita tidak akan mampu menjalankan ketaatan dengan maksmial. Selain itu, bisa berdzikir juga merupakan nikmat dari Allah. Seandainya Allah tidak merestui kita untuk berdzikir maka pasti hati dan lisan kita tidak akan bisa mengingat dan mensyukuri nikmat-nikmat dari-Nya.

4. Dzikir Bangun Tidur Sepertiga Malam Akhir

Dzikir terbaik adalah Al-Quran. Nabi mengajarkan kita untuk membaca Al-Quran surat Ali Imron ayat 190 sampai 200 sambil menatap ke arah langit ketika terbangun di sepertiga malam yang akhir. Surat ini adalah ungkapan tafakkur atas ciptaan-Nya serta permohonan kepada Allah.

Berikut ini dzikir bangun tidur sesuai sunnah yang dapat dibaca saat bangun tidur di sepertiga malam akhir :

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ رَبَّنَآ اِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ اَخْزَيْتَهٗ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ رَبَّنَآ اِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُّنَادِيْ لِلْاِيْمَانِ اَنْ اٰمِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَاٰمَنَّا ۖرَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّاٰتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْاَبْرَارِۚ رَبَّنَا وَاٰتِنَا مَا وَعَدْتَّنَا عَلٰى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ اَنِّيْ لَآ اُضِيْعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنْكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى ۚ بَعْضُكُمْ مِّنْۢ بَعْضٍ ۚ فَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَاُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ وَاُوْذُوْا فِيْ سَبِيْلِيْ وَقٰتَلُوْا وَقُتِلُوْا لَاُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّاٰتِهِمْ وَلَاُدْخِلَنَّهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ ثَوَابًا مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الثَّوَابِ لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِى الْبِلَادِۗ مَتَاعٌ قَلِيْلٌ ۗ ثُمَّ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗوَبِئْسَ الْمِهَادُ لٰكِنِ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا نُزُلًا مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ خَيْرٌ لِّلْاَبْرَارِ وَاِنَّ مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَمَنْ يُّؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِمْ خٰشِعِيْنَ لِلّٰهِ ۙ لَا يَشْتَرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka Engkau benar-benar telah menghinakannya dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang yang zalim. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru pada keimanan, yaitu ‘Berimanlah kamu kepada Tuhanmu,’ maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang selalu berbuat kebaikan. Ya Tuhan kami, anugerahilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari Kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji.” Maka, Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan perbuatan orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Maka, orang-orang yang berhijrah, diusir dari kampung halamannya, disakiti pada jalan-Ku, berperang, dan terbunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai sebagai pahala dari Allah. Di sisi Allahlah ada pahala yang baik.” Jangan sekali-kali kamu teperdaya oleh bolak-balik perjalanan orang-orang yang kufur di seluruh negeri. (Semua itu hanyalah) kesenangan sementara, kemudian tempat kembali mereka ialah (neraka) Jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat tinggal. Akan tetapi, orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka akan mendapat surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan mereka kekal di dalamnya sebagai karunia dari Allah. Apa yang di sisi Allah itu lebih baik bagi orang-orang yang selalu berbuat baik. Sesungguhnya di antara Ahlulkitab ada yang beriman kepada Allah dan pada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka. Mereka berendah hati kepada Allah dan tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga murah. Mereka itu memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah Mahacepat perhitungan-Nya. Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.


[QS. Ali Imron ayat 190-200]

Demikian beberapa dzikir bangun tidur sesuai sunnah yang dapat kami sajikan. Semoga berkah dan bermanfaat. Amiin.

Related Posts :

Pidato Tentang Sabar Beserta Dalilnya

Pidato Tentang Sabar

Pada artikel kali ini, akan kami sajikan salah satu contoh naskah pidato tentang sabar beserta dalilnya. Pidato ini, kami susun dengan singkat dan bahasa yang mudah. Insya Allah, contoh teks pidato tentang sabar beserta dalilnya yang kami sajikan sangat cocok dijadikan referensi atau bahkan dibawakan pada acara baik fomal atapun non-formal.

Berikut teks pidato tentang sabar beserta dalilnya mulai dari salam, pembukaan, isi, hingga penutup :

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَبَعْدُ

Para hadirin sekalian...

Pertama-tama, marilah kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah Ia anugrahkan kepada kita semua. Berkat nikmat dari-Nya, kita dapat berkumpul kembali pada acara yang semoga diberkahi oleh Allah.

Yang kedua, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad , beserta keluarganya, para sahabatnya, dan juga para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Para hadirin sekalian...

Jika kita telah beriman, jangan pernah sekali-kali kita mengira bahwa kita pasti akan langsung masuk ke dalam surga dengan mudah. Allah telah membuat berbagai macam ujian dan cobaan di sekeliling surga. Oleh karena itu, siapapun yang mau memasukinya maka suka tidak suka ia harus melewati ujian terlebih dahulu.

Ujian yang Allah berikan bukanlah ujian yang mudah. Allah menguji kita dengan ujian yang sangat berat. Saking beratnya ujian itu, membuat kita tak henti-hentinya menantikan pertolongan dari Allah. Allah berfirman :

أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ ٢١٤

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.


[QS. Al-Baqarah ayat 214]

Para hadirin sekalian...

Apa sebenarnya tujuan Allah menguji kita? Apakah Allah tidak senang jika kita bisa masuk surga dengan cara yang mudah? Apakah Allah hendak memasukkan kita semua ke dalam neraka? Tentu saja tidak! Kita tidak boleh berburuk sangka kepada Allah! Justru, kita harus berbaik sangka kepada Allah! Lantas, apa tujuan Allah menguji kita?

Jawabannya ialah Allah ingin menguji seberapa besar kesungguhan dan kesabaran kita untuk meraih surga-Nya. Ibarat barang dagangan, surga bukanlah barang murahan. Surga adalah barang dagangan yang sangat mahal. Wajar jika meraihnya bukanlah hal yang mudah.

Oleh karena itu, Allah menguji kita untuk melihat siapakah yang bersungguh-sungguh dan bersabar untuk menggapai surga-Nya. Jika kita mampu bersungguh-sungguh dan bersabar atas ujian tersebut maka kita layak di masukkan ke dalamnya. Allah berfirman :

أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَعۡلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ‌جَٰهَدُواْ ‌مِنكُمۡ وَيَعۡلَمَ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٤٢

Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu dan belum nyata pula orang-orang yang sabar.


[QS. Ali Imron ayat 142]

Para hadirin sekalian...

Ketahuilah bahwa jika kita adalah orang yang beriman, pasti kita akan mendapatkan cobaan. Ada yang dicoba dengan rasa takut, ada yang dicoba dengan rasa lapar, ada yang dicoba dengan kurang harta, ada yang dicoba dengan kurang jiwa, ada juga yang dicoba dengan kurang buah-buahan.

Kabar gembiranya jika kita mau bersabar meskipun berat maka Allah akan memberikan ampunan, rahmat, dan juga hidayah-Nya kepada kita. Allah berfirman :

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ ١٥٦ أُوْلَٰٓئِكَ عَلَيۡهِمۡ صَلَوَٰتٞ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٞۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ ١٥٧

Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tu-hannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.


[QS. Al-Baqarah ayat 155-157]

Para hadirin sekalian...

Tentu kita sering mendengar bahwa Allah itu bersama orang-orang yang bersabar. Allah berfirman :

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.


[QS. Al-Baqarah ayat 153]

Sekarang, coba mari kita renungkan apa makna di balik Allah beserta orang-orang yang sabar.

Jika kita dibersamai oleh penjaga yang kuat dan memiliki kekuasaan, apakah kita akan merasa takut dan khawatir? Saya yakin pasti tidak. Lantas, bagaimana jika yang membersamai dan menyertai kita adalah Allah ? Bukankah Allah adalah sang penguasa seluruh alam yang Maha Kuat dan Maha Perkasa? Saya yakin pasti kita tidak akan merasa takut dan khawatir.

Jika Allah sudah membersamai kita maka pasti Allah akan menolong kita. Rasulullah bersabda :

وَاعْلَمْ أنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرًا كَثِيرًا، وَأَنَّ النَّصْرَ ‌مَعَ ‌الصَّبْرِ

Ketahuilah bahwa di dalam kesabaran atas sesuatu yang tidak disukai terdapat banyak kebaikan dan pertolongan itu bersama kesabaran.


[HR. Ahmad no. 2803]

Bahkan, jika ribuan orang yang memusuhi kita hendak berbuat buruk kepada kita maka Allah tidak akan membiarkan mereka bisa berbuat buruk kepada kita. Allah berfirman :

وَإِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لَا يَضُرُّكُمۡ كَيۡدُهُمۡ شَيۡـًٔاۗ

Jika kamu bersabar dan bertakwa, tidaklah tipu daya mereka akan menyusahkan kamu sedikit pun.


[QS. Ali Imran ayat 120]

Para hadirin sekalian...

Benarkah sabar itu memiliki batasan? Bolehkah kita membatasi kesabaran kita?

Sungguh sangat disayangkan, jika ada di antara kita yang membatasi kesabaran kita. Padahal, Allah berjanji akan memberikan pahala sabar kepada kita secara sempurna tanpa batasan. Allah berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٖ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan.


[QS. Az-Zumar ayat 10]

Oleh karena itu, pantaskah kita membatasi kesabaran sementara pahalanya tidak berbatas? Ingatlah, bahwa bukan sabarnya yang memiliki batas! Akan tetapi, kitanya saja yang tidak mau mengupayakan diri untuk bersabar. Jika kita berupaya untuk bersabar maka Allah pasti akan memberikan kita kesabaran. Rasulullah bersabda :

وَمَنْ ‌يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ

Barang siapa yang menyabar-nyabarkan dirinya maka Allah akan memberinya kesabaran.


[HR. Bukhari no. 1469]

Para hadirin sekalian...

Seandainya sabar itu memiliki batas maka batasnya adalah saat masuk ke dalam surga. Di kisahkan di dalam Al-Quran bahwa para malaikat akan menyambut para penghuni surga dengan doa salam dan keselamatan sebab mereka bersabar. Allah berfirman :

سَلَٰمٌ عَلَيۡكُم بِمَا صَبَرۡتُمۡۚ فَنِعۡمَ عُقۡبَى ٱلدَّارِ ٢٤

(Malaikat berkata,) “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu) karena kesabaranmu.” (Itulah) sebaik-baiknya tempat kesudahan (surga).


[QS. Ar-Ra’d ayat 24]

Doa salam itu adalah pertanda bahwa mereka tidak akan merasakan penderitaan lagi untuk selama-lamanya. Hilangnya penderitaan itu sekaligus pertanda bahwa mereka tidak perlu bersabar lagi. Mereka juga bersyukur dan memuji Allah yang telah menghilangkan penderitaan itu dari mereka. Allah berfirman :

وَقَالُواْ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِيٓ ‌أَذۡهَبَ عَنَّا ٱلۡحَزَنَۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٞ شَكُورٌ ٣٤

Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.


[QS. Fathir ayat 34]

Oleh karena itu, para hadirin sekalian...

Dunia ini memang penuh dengan ujian dan cobaan. Namun, jangan sampai cobaan itu membuat kita menyerah. Tetaplah bersabar apapun cobaan dan ujian yang menimpa kita. Mintalah kepada Allah agar Allah menganugrahkan kesabaran kepada kita. Berdoalah kepada Allah :

رَبَّنَا ‌أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami, dan menangkanlah kami atas kaum yang kafir.

رَبَّنَا ‌أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ

Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim.

Demikianlah pidato ini saya sampaikan.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Demikianlah naskah pidato singkat tentang sabar beserta dalilnya yang bisa kami sajikan. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Related Posts :

Khutbah Tentang Sabar Menghadapi Cobaan

Khutbah Tentang Sabar Menghadapi Cobaan

Khutbah tentang sabar menghadapi cobaan adalah salah satu tema khutbah yang penting untuk disampaikan. Sebagai seorang pendakwah, kita harus memberikan pencerahan kepada umat tentang bagaimana seharusnya seorang muslim menyikapi cobaan. Tujuannya agar cobaan itu disikapi dengan sabar dan tidak mencari jalan pintas dengan melanggar batasan-batasan agama.

Pada postingan kali ini, kami akan menyajikan salah satu contoh teks khutbah tentang sabar menghadapi cobaan. Teks khutbah ini kami susun secara singkat dan dengan gaya bahasa yang mudah. Insya Allah, contoh naskah ini sangat cocok dijadikan referensi bagi para khotib yang hendak menyampaikan materi khutbah tentang sabar menghadapi cobaan.

Berikut ini adalah contoh naskah khutbah singkat tentang sabar menghadapi cobaan :

Khutbah Pertama

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْـمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ

قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Jama'ah kaum muslimin rahimakumullah...

Sebagai seorang yang beriman kepada hari akhir, kita pasti menginginkan surga dari Allah di akhirat kelak. Bagaimana tidak? Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan. Di dalamnya tidak ada kesengsaraan, tidak ada kesedihan, tidak ada kepayahan, dan tidak ada kesusahan. Yang ada hanyalah kesenangan, kebahagiaan, dan kenikmatan yang kekal dan abadi.

Namun, menggapai surga bukanlah hal yang mudah. Barang siapa yang ingin memasukinya maka ia harus melalui rintangan dan cobaan yang berat terlebih dahulu. Allah berfirman :

أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ ٢١٤

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.


[QS. Al-Baqarah ayat 214]

Jama'ah kaum muslimin rahimakumullah...

Ketahuilah bahwa cobaan yang Allah berikan kepada kita bukanlah tanpa alasan. Betapa banyak di antara kita yang berprasangka buruk kepada Allah tatkala cobaan itu menimpa kita. Padahal, tujuan Allah memberikan cobaan kepada kita adalah untuk menguji seberapa besar kesungguhan dan kesabaran kita untuk meraih ridho dan surga-Nya.

Ingatlah bahwa surga adalah tempat yang sangat mulia. Surga bukanlah tempat bagi sembarang orang. Surga hanya layak dihuni oleh mereka yang berjihad dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Surga hanya layak dihuni bagi mereka yang tetap sabar menghadapi cobaan. Dengan adanya cobaan tersebut, Allah bisa menyeleksi manakah yang layak masuk surga dan manakah yang tidak layak masuk surga. Allah berfirman :

أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَعۡلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ‌جَٰهَدُواْ ‌مِنكُمۡ وَيَعۡلَمَ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٤٢

Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu dan belum nyata pula orang-orang yang sabar.


[QS. Ali Imron ayat 142]

Jama'ah kaum muslimin rahimakumullah...

Setiap dari kita pasti akan menghadapi cobaannya masing-masing. Ada yang dicoba dengan kehilangan rasa aman, ada yang dicoba dengan kehilangan keluarganya, ada yang dicoba dengan kehilangan hartanya, dan ada juga yang dicoba dengan kehilangan pekerjaannya.

Jika kita mampu bersabar menghadapi cobaan tersebut maka kabar gembiranya adalah Allah akan memberikan ampunan, rahmat, dan juga hidayah-Nya kepada kita. Allah berfirman :

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ ١٥٦ أُوْلَٰٓئِكَ عَلَيۡهِمۡ صَلَوَٰتٞ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٞۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ ١٥٧

Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tu-hannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.


[QS. Al-Baqarah ayat 155-157]

Jama'ah kaum muslimin rahimakumullah...

Betapa banyak di antara kita yang mengira bahwa sabar memiliki batasan. Terkadang kita menggunakan kalimat "sabar itu ada batasnya" sebagai alibi untuk membenarkan ketidaksabaran kita. Padahal, Allah tidak memberikan batasan pahala bagi mereka yang mampu bersabar. Bahkan, pahala tersebut akan diberikan dengan sempurna tanpa pengurangan sedikitpun. Allah :

إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٖ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan.


[QS. Az-Zumar ayat 10]

Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk membatasi kesabaran. Ketahuilah! Salah satu di antara penyebab kita membatasi kesabaran adalah karena kita tidak mau berusaha untuk bersabar. Padahal, jika kita berusaha untuk bersabar maka Allah akan menganugrahkan kita kesabaran. Rasulullah bersabda :

وَمَنْ ‌يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ

Barang siapa yang menyabar-nyabarkan dirinya maka Allah akan memberinya kesabaran.


[HR. Bukhari no. 1469]

Jama'ah kaum muslimin rahimakumullah...

Membatasi kesabaran bukanlah sifatnya orang-orang yang sabar menghadapi cobaan. Seandainya mereka itu memiliki batas kesabaran maka batasnya adalah saat mereka telah menginjakkan kakinya di surga.

Mereka telah mengalami penderitaan dan cobaan yang cukup panjang di dunia. Namun, cobaan tersebut tidak membuat mereka menyerah atas keadaan. Mereka tetap istiqomah bersabar hingga Allah memanggil. Hingga pada akhirnya, penderitaan itu hilang tepat saat mereka menginjakkan kaki di surga. Malaikat pun menyambut kedatangan mereka dengan doa keselamatan. Dikisahkan dalam Al-Quran :

سَلَٰمٌ عَلَيۡكُم بِمَا صَبَرۡتُمۡۚ فَنِعۡمَ عُقۡبَى ٱلدَّارِ ٢٤

(Malaikat berkata,) “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu) karena kesabaranmu.” (Itulah) sebaik-baiknya tempat kesudahan (surga).


[QS. Ar-Ra’d ayat 24]

Sambutan itu membuat mereka semakin senang dan bahagia. Mereka sadar bahwa salam itu adalah pertanda bahwa mereka tidak akan merasakan penderitaan lagi untuk selama-lamanya. Mereka pun bersyukur memuji Allah karena telah menghilangkan penderitaan mereka. Dikisahkan dalam Al-Quran :

وَقَالُواْ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِيٓ ‌أَذۡهَبَ عَنَّا ٱلۡحَزَنَۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٞ شَكُورٌ ٣٤

Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.


[QS. Fathir ayat 34]

Oleh karena itu, dunia bukanlah tempat untuk mengakhiri kesabaran. Cobaan apapun yang menimpa, kita harus tetap bersabar dan tidak menyerah dengan keadaan. Teruslah berjalan di atas jalan-Nya dan jangan pernah keluar seberat apapun cobaannya. Fokuslah dan terus maju sebab surga senantiasa menanti orang-orang yang bersabar.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱصۡبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٢٠٠

Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung


[QS. Ali Imron ayat 200]

بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْـمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا ‌صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا ‌صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ

رَبَّنَآ ءَاتِنَا ‌فِي ‌ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Related Posts :

Keutamaan Sabar dalam Islam Beserta Dalilnya

Keutamaan Sabar dalam Islam

Apa keutamaan sabar dalam Islam? Di dalam Islam, kita diperintahkan untuk bersabar dalam menjalankan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Selain itu, kita juga diperintahkan untuk bersabar ketika menghadapi musibah. Tentu perintah tersebut bukanlah perintah tanpa alasan. Pasti ada kebaikan dan keutamaan besar yang ada di dalamnya.

Pada artikel kali ini, kita akan mengupas apa saja keutamaan sabar dalam Islam. Dengan menegetahui keutamaan bersabar di dalam Islam, maka kita berharap semoga kita semakin termotivasi untuk senantiasa bersabar. Berikut ini beberapa keutamaan sabar dalam Islam, mulai dari keutamaan sabar dalam menjalankan ketaatan, keutamaan sabar dalam berdakwah, dan keutamaan sabar dalam menghadapi musibah dan berbagai jenis cobaan.

1. Keberuntungan Adalah Buah dari Kesabaran

Keutamaan sabar yang pertama ialah memperoleh keberuntungan. Keberuntungan dan kesuksesan tidak akan pernah diraih kecuali dengan kesabaran. Betapa banyak orang tidak sabaran dan menyerah di tengah jalan sementara keberuntungan sudah di depan mata. Seandainya ia bersabar maka pasti ia akan memperoleh keberuntungan tersebut. Oleh karena itu, jika kita menginginkan keberuntungan dari Allah maka hendaknya kita bersabar. Allah berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱصۡبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٢٠٠

Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung


[QS. Ali Imron ayat 200]

2. Terhindar dari Kerugian

Setiap orang pasti tidak ingin mengalami kerugian. Tahukah Anda? Salah satu di antara keutamaan sabar dalam Islam ialah terhindar dari kerugian. Allah telah menetapkan bahwa hakikatnya seluruh manusia dalam keadaan rugi. Namun, mereka akan terhindar dari kerugian tersebut apabila ia mengamalkan empat hal yaitu :

  1. Beriman.
  2. Beramal shalih.
  3. Saling wasiat dengan kebenaran.
  4. Saling wasiat dengan kesabaran.

Allah berfirman :

وَٱلۡعَصۡرِ ١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣

Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.


[QS. Al-‘Ashr ayat 1-3]

Berdasarkan ayat di atas, dapat kita ambil poin bahwa orang yang saling berwasiat dalam kesabaran pasti terhindar dari kerugian. Yang dimaksud saling berwasiat adalah saling berdakwah. Maka dari itu, dapat kita ambil kesimpulan juga bahwa salah satu keutamaan sabar dalam berdakwah ialah terhindar dari kerugian.

3. Ampunan dan Pahala yang Besar

Keutamaan sabar dalam menjalankan ketaatan dan amal sholih ialah mendapatkan ampunan dan pahala yang besar. Jika kita menginginkan ampunan atas dosa-dosa plus pahala yang besar maka kuncinya adalah dengan sabar dan beramal sholih. Wajar jika Allah memberikan hadiah ampunan dan pahala yang besar karena memang bersabar dan beramal shalih itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Allah berfirman :

إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُم مَّغۡفِرَةٞ وَأَجۡرٞ كَبِيرٞ ١١

Kecuali, orang-orang yang sabar dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.


[QS. Hud ayat 11]

4. Sabar Adalah Jalan Menuju Surga

Di antara salah satu keutamaan sabar dalam Islam adalah sebagai jalan menuju surga. Jangan pernah berpikir bahwa kita akan masuk ke dalam surga sebelum Allah menguji kita dengan berbagai macam cobaan. Allah berfirman :

أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ ٢١٤

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.


[QS. Al-Baqarah ayat 214]

Di antara salah satu tujuan Allah memberikan berbagai macam cobaan adalah untuk menguji keimanan kita apakah kita mampu bersabar di atas jalan yang diridhoi oleh Allah ataukah tidak. Jika kita mampu bersabar dalam menghadapi musibah dan cobaan tersebut maka Allah berjanji akan memasukkan kita ke dalam surga.

5. Salam Malaikat di Surga

Hadiah terindah bagi seorang yang bersabar adalah surga. Bagaimana tidak? Ketika di dunia, mereka telah mengalami penderitaan dan ujian yang cukup panjang. Namun, ujian tersebut tidak membuat mereka menyerah dan mengeluh. Mereka senantiasa bersabar hingga Allah memanggilnya. Hingga pada saat mereka masuk ke dalam surga, mereka disambut dengan salam langsung dari para Malaikat. Allah berfirman :

سَلَٰمٌ عَلَيۡكُم بِمَا صَبَرۡتُمۡۚ فَنِعۡمَ عُقۡبَى ٱلدَّارِ ٢٤

(Malaikat berkata,) “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu) karena kesabaranmu.” (Itulah) sebaik-baiknya tempat kesudahan (surga).


[QS. Ar-Ra’d ayat 24]

6. Shalawat, Rahmat, dan Hidayah Allah

Di antara salah satu keutamaan sabar dalam menghadapi musibah ialah mendapat shalawat, rahmat dan hidayah dari Allah. Allah berfirman :

وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ ١٥٦ أُوْلَٰٓئِكَ عَلَيۡهِمۡ صَلَوَٰتٞ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٞۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ ١٥٧

Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.


[QS. Al-Baqarah ayat 155-157]

7. Bersama Allah

Jika kita dibersamai oleh penguasa yang kuat maka tentu kita tidak akan merasa cemas ataupun khawatir. Lalu, bagaimana jika yang membersamai kita adalah Allah sang penguasa semesta alam yang Maha Kuat?

Salah satu di antara keutamaan sabar dalam Islam adalah Allah senantiasa membersamai orang-orang yang bersabar. Allah berfirman :

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.


[QS. Al-Baqarah ayat 153]

Jika Allah sudah membersamai maka pertolongan dari Allah adalah pasti. Rasulullah bersabda :

وَاعْلَمْ أنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرًا كَثِيرًا، وَأَنَّ النَّصْرَ ‌مَعَ ‌الصَّبْرِ

Ketahuilah bahwa di dalam kesabaran atas sesuatu yang tidak disukai terdapat banyak kebaikan dan pertolongan itu bersama kesabaran.


[HR. Ahmad no. 2803]

Bahkan, jika kita tetap bersabar dan bertakwa meski dalam keadaan genting, Allah berjanji akan mengirimkan bantuan yang tidak terduga. Allah berfirman :

بَلَىٰٓۚ إِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ وَيَأۡتُوكُم مِّن فَوۡرِهِمۡ هَٰذَا يُمۡدِدۡكُمۡ رَبُّكُم بِخَمۡسَةِ ءَالَٰفٖ مِّنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ مُسَوِّمِينَ ١٢٥

“Ya (cukup).” Jika kamu bersabar dan bertakwa, lalu mereka datang menyerang kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.


[QS. Ali Imran ayat 125]

Ayat di atas merupakan janji Allah kepada kaum mukminin yang sedang berperang. Jika mereka bersabar dan bertakwa maka Allah akan mengirimkan lima ribu pasukan malaikat untuk membantu mereka dalam berperang.

Selain itu, Allah juga menjamin bahwa apapun yang diupadayakan oleh musuh tidak akan mempan jika bersabar dan bertakwa. Allah berfirman :

وَإِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لَا يَضُرُّكُمۡ كَيۡدُهُمۡ شَيۡـًٔاۗ

Jika kamu bersabar dan bertakwa, tidaklah tipu daya mereka akan menyusahkan kamu sedikit pun.


[QS. Ali Imran ayat 120]

8. Cinta Allah

Mengapa Allah memasukkan orang yang bersabar ke dalam surga? Mengapa Allah senantiasa membersamai orang-orang yang bersabar? Mengapa Allah menolong dan membantu orang-orang yang bersabar? Jawabannya adalah karena salah satu keutamaan sabar dalam Islam ialah Allah cinta kepada orang-orang yang bersabar. Allah berfirman :

وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّٰبِرِينَ

Allah mencintai orang-orang yang sabar.


[QS. Ali Imron ayat 146]

9. Pujian dari Allah

Pernahkah Anda mendengar kisah Nabi Ayyub as? Beliau adalah salah satu Nabi yang Allah berikan cobaan yang sangat berat dalam hidupnya. Namun, cobaan itu tidak membuatnya kufur kepada Allah . Beliau menghadapi cobaan itu dengan penuh kesabaran. Tak heran jika Allah memujinya sebagai hamba yang terbaik. Allah berfirman :

إِنَّا وَجَدۡنَٰهُ صَابِرٗاۚ نِّعۡمَ ٱلۡعَبۡدُ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٞ

Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia selalu kembali (kepada Allah dan sangat taat kepadanya).


[QS. Shad ayat 44]

10. Pahala yang Tidak Sia-sia

Banyak orang mengira bahwa bersabar adalah perkara yang sia-sia dan merugikan. Padahal, salah satu keutamaan sabar dalam Islam ialah yang tidak akan pernah Allah sia-siakan. Artinya, Allah pasti akan memberikan pahala kepada mereka yang bersabar tanpa ada pengurangan sedikitpun. Allah berfirman :

إِنَّهُۥ مَن يَتَّقِ وَيَصۡبِرۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٩٠

Siapa yang bertakwa dan bersabar, sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang muhsin.”


[QS. Yusuf ayat 90]

11. Pahala Khusus dari Allah

Pahala yang diperoleh oleh orang-orang yang bersabar bukanlah pahala sembarangan. Salah satu keutamaan sabar dalam Islam ialah mendapatkan pahala khusus dari Allah yang hanya diberikan kepada mereka yang bersabar. Allah berfirman :

وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ وَيۡلَكُمۡ ‌ثَوَابُ ‌ٱللَّهِ خَيۡرٞ لِّمَنۡ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحٗاۚ وَلَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلصَّٰبِرُونَ ٨٠

Orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Celakalah kamu! (Ketahuilah bahwa) pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. (Pahala yang besar) itu hanya diperoleh orang-orang yang sabar.”


[QS. Al-Qashash ayat 80]

12. Pahala Berlipat-lipat dan Tanpa Hitungan

Keutamaan sabar yang berikutnya ialah Allah memberikan pahala kepada orang yang bersabar tanpa perhitungan. Ini menunjukkan bahwa pahala orang yang bersabar tidaklah berbatas. Selain itu, Allah juga akan memberikan pahala tersebut dengan sempurna tanpa ada pengurangan. Allah berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٖ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan.


[QS. Az-Zumar ayat 10]

أُوْلَٰٓئِكَ يُؤۡتَوۡنَ أَجۡرَهُم مَّرَّتَيۡنِ بِمَا صَبَرُواْ

Mereka itu diberi pahala dua kali (pahala beriman pada Taurat dan Al-Qur’an) disebabkan kesabaran mereka.


[QS. Al-Qashash ayat 54]

13. Keutamaan Sabar Saat Kehilangan Sosok yang Dicintai

Kehilangan sosok yang dicintai memang sangat menyedihkan dan menyakitkan. Namun, jika kita bersabar dan mengharap pahala dari Allah maka pasti akan Allah beri hadiah kita berupa surga di akhirat kelak. Rasulullah bersabda :

يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: مَا لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ إِلَّا الْجَنَّةُ

Allah berfirman : Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang beriman di sisi-Ku tatkala Aku mencabut nyawa seorang yang dicintainya kemudian ia rela dan bersabar kecuali surga.


[HR. Bukhari no. 6424]

14. Keutamaan Sabar Menghadapi Penyakit

Terkena penyakit selama satu, dua, atau tiga hari saja sudah cukup membuat kita menderita. Lalu, bagaimana dengan orang yang terkena penyakit yang sering kambuh? Tentu ini menjadi ujian yang cukup berat baginya.

Namun, jika seseorang bersabar dalam menghadapi ujian tersebut maka Allah janjikan surga kepadanya. Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Ibnu Abbas mengatakan :

هَذِهِ الْمَرْأَةُ السَّوْدَاءُ أَتَتِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَتْ: إِنِّي أُصْرَعُ، وَإِنِّي أَتَكَشَّفُ، فَادْعُ اللهَ لِي، قَالَ: إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ، وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللهَ أَنْ يُعَافِيَكِ. فَقَالَتْ: أَصْبِرُ، فَقَالَتْ: إِنِّي أَتَكَشَّفُ، فَادْعُ اللهَ أَنْ لَا أَتَكَشَّفَ، فَدَعَا لَهَا

Wanita berkulit hitam ini pernah mendatangi Nabi lalu berkata : “Sesungguhnya aku menderita epilepsi dan auratku sering tersingkap (saat kambuh), maka tolong doakan kepada Allah untukku.” Beliau bersabda : “Jika kamu mau, bersabarlah maka bagimu surga. Jika kamu mau, aku akan berdoa kepada Allah agar menyembuhkanmu.” Ia berkata : “Baiklah aku akan bersabar.” Wanita itu berkata lagi : “Akan tetapi auratku sering tersingkap, maka tolong doakan agar auratku tidak tersingkap.” Lalu Nabi mendoakan wanita tersebut.


[HR. Bukhari no. 5652]

15. Keutamaan Sabar Saat Kehilangan Pengelihatan

Kedua mata adalah indra yang sangat disukai oleh manusia. Bagaimana tidak? Dengan kedua matalah seseorang bisa melihat keindahan dunia. Namun, sebagian orang ada yang diuji oleh Allah dengan kehilangan pengelihatannya. Tentu ujian ini bukanlah ujian yang mudah.

Jika seseorang diuji dengan kehilangan pengelihatannya lalu ia bersabar maka Allah janjikan baginya surga di akhirat kelak. Disebutkan di dalam sebuah hadits qudsi bahwa Rasulullah bersabda :

إِنَّ اللهَ قَالَ: إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ يُرِيدُ عَيْنَيْهِ

Sesungguhnya Allah berfirman : jika hamba-Ku diuji dengan kedua hal yang ia cintai (yakni kedua matanya) lalu ia sabar maka pasti aku gantikan keduanya dengan surga. Maksudnya adalah kehilangan kedua matanya.


[HR. Bukhari no. 5653]

16. Keutamaan Sabar Saat Kehilangan Anak

Setiap orang tua pasti menyayangi anaknya. Tak heran jika orang tua kehilangan anaknya maka mereka pasti akan merasakan kesedihan yang mendalam. Namun, jika mereka bersabar maka Allah bangunkan baginya rumah disurga yang diberi nama “Baitul-Hamdi”. Rasulullah bersabda :

إِذَا مَاتَ وَلَدُ الْعَبْدِ قَالَ اللهُ لِمَلَائِكَتِهِ: قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِي! فَيَقُولُونَ: نَعَمْ، فَيَقُولُ: قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ! فَيَقُولُونَ: نَعَمْ، فَيَقُولُ: مَاذَا قَالَ عَبْدِي؟ فَيَقُولُونَ: حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ، فَيَقُولُ اللهُ: ابْنُوا لِعَبْدِي بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بَيْتَ الْحَمْدِ

Jika anak seorang hamba meninggal, Allah berfirman kepada para malaikat-Nya : “Kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku.” Mereka menjawab : “Ya.” Allah berfirman : “Kalian telah mencabut buah hatinya.” Mereka menjawab : “Ya.” Allah bertanya : “Apa yang dikatakan hamba-Ku?” Mereka menjawab : “Dia memuji-Mu dan mengucapkan istirja’” Allah berkata : “Bangunkanlah untuk hamba-Ku satu rumah di surga, dan berilah nama dengan baitulhamdi”


[HR. Tirmidzi no. 1021]

17. Dijadikan Pemuka Agama

Allah tidak hanya memberikan kemuliaan bagi orang yang bersabar di akhirat saja. Bahkan kemuliaan itu Allah berikan kepada mereka ketika di dunia. Di antara salah satu keutamaan sabar yang akan diperoleh langsung ketika di dunia ialah Allah akan menjadikan mereka sebagai pemuka agama. Mereka Allah jadikan sebagai orang yang terpandang di masyarakat sebab mereka tetap bersabar dalam menjalankan hukum-hukum Allah. Allah berfirman :

وَجَعَلۡنَا مِنۡهُمۡ أَئِمَّةٗ يَهۡدُونَ بِأَمۡرِنَا لَمَّا صَبَرُواْۖ

Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar.


[QS. As-Sajadah ayat 24]

18. Sabar adalah Cahaya

وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ

Sabar adalah cahaya.


[HR. Muslim 223]

Sabar itu adalah cahaya. Namun, cahaya kesabaran adalah cahaya yang mengandung panas karena kesabaran membutuhkan kepayahan dan kesusahan. Oleh karena itu, Allah memberikan pahala yang banyak dan besar bagi mereka yang bersabar.

19. Keutamaan Sabar dalam Menghadapi Musibah

Banyak orang beranggapan bahwa jika seseorang ditimpa musibah maka ia telah mengalami kerugian. Anggapan ini tentu saja benar bagi mereka yang tidak bersabar. Namun, bagi mereka yang bersabar justru mereka tidak mengalami kerugian sedikitpun. Allah berjanji jika seseorang ditimpa musibah lalu ia bersabar maka Allah akan memberikan ganti yang lebih baik. Rasulullah bersabda :

مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللهُ: إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

Jika seorang muslim tertima musibah, lalu ia mengucapkan ucapan yang diperintahkan oleh Allah :
إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا،
(artinya : sesungguhnya sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepadaNya kami akan kembali. Ya Allah berikanlah pahala kepadaku dalam musibahku dan berikanlah ganti kepadaku dengan yang lebih baik darinya) maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya.


[HR. Muslim 918]

Related Posts :

Pengertian Sabar dalam Islam

Pengertian Sabar dalam Islam

Pernahkah Anda bertanya tentang apa pengertian sabar dalam Islam? Sebagian orang beranggapan bahwa sabar berarti berdiam diri dan pasrah terhadap keadaan yang menimpanya. Ini menunjukkan bahwa sebagian orang salah dalam memahami pengertian sabar dalam Islam.

Sebelum kita membahas lebih dalam tentang pengertian sabar dalam Islam, kita perlu mengetahui bahwa sabar adalah salah satu amalan yang sangat mulia di sisi Allah . Tidak hanya itu, seorang yang bersabar dianggap sebagai orang yang hebat karena sangat sedikit yang mampu melakukannya.

Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas sabar secara mendalam mulai dari pengertian sabar dalam Islam, tingkatan-tingkatan sabar dalam Islam, hukum sabar dalam Islam, hakikat sabar dalam Islam, dan pahala sabar paling sempurna.

DAFTAR ISI

A. Pengertian Sabar dalam Islam

Apa pengertian sabar dalam Islam? Berikut pengertian sabar dalam Islam secara bahasa dan istilah :

Adapun pengertian sabar (arab : الصَّبْرُ) secara bahasa ialah al-habsu (arab : الحَبْسُ) yang artinya menahan, mencegah, atau menghalangi. Sabar adalah kebalikan dari al-jaza’ (arab : الْجَزَعُ) atau al-jazuu’ (arab : الْجَزُوْعُ) yang artinya berkeluh kesah, gelisah, cemas, risau, putus harapan, atau tidak sabaran.

Sedangkan pengertian sabar dalam Islam secara istilah adalah menahan diri dari berbuat dosa dan hawa nafsu. Sabar bisa juga diartikan bertahan untuk tetap melakukan sesuatu yang diinginkan oleh Allah dan bertahan untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah.

B. Tingkatan-tingkatan Sabar dalam Islam

Sabar memiliki tingkatan-tingkatan tersendiri tergantung dari kadar kemuliaan dan kesulitan dalam melaksanakannya. Berikut ini tingkatan-tingkatan sabar mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah :

1. Sabar dalam Ketaatan

Sabar dalam ketaatan kepada Allah adalah sabar dengan tingkatan yang tertinggi karena mengerjakan kewajiban memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah . Selain itu, sabar dalam ketaatan cenderung lebih berat bagi untuk dilakukan seorang hamba.

2. Sabar dalam Menjauhi Kemaksiatan

Tingkatan sabar yang dibawahnya adalah sabar dalam menjauhi kemaksiatan. Kesabaran jenis ini lebih rendah dibandingkan kesabaran dalam ketaatan. Secara fitrah, manusia sudah dibekali sifat-sifat yang dapat membentengi dirinya dari kemaksiatan; seperti rasa malu, takut, gelisah, benci dan lain sebagainya. Dengan sifat-sifat inilah manusia memiliki kecenderungan tidak suka melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk.

3. Sabar dalam Menghadapi Musibah

Tingkatan sabar berikutnya adalah sabar dalam menghadapi musibah. Tingkatan sabar ini adalah tingkatan sabar yang terendah. Kesabaran dalam menjalankan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah kesabaran yang bersifat pilihan. Kita bisa memilih dan memutuskan apakah mau berbuat ketaatan dan menjauhi maksiat atau sebaliknya. Sedangkan sabar dalam menghadapi musibah kita tidak bisa memilihnya karena musibah adalah perkara yang sudah ditentukan oleh Allah. Oleh karena itu, mau tidak mau kita dituntut untuk menghadapinya.

C. Hukum Sabar dalam Islam

Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bersabar dalam menghadapi segala sesuat. Allah berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱصۡبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٢٠٠

Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.


[QS. Ali Imran ayat 200]

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ

Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat.


[QS. Al-Baqarah ayat 45]

Allah juga melarang kita untuk terburu-buru dan tidak sabaran. Allah berfirman :

فَٱصۡبِرۡ كَمَا صَبَرَ أُوْلُواْ ٱلۡعَزۡمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسۡتَعۡجِل لَّهُمۡۚ

Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) sebagaimana ululazmi (orang-orang yang memiliki keteguhan hati) dari kalangan para rasul telah bersabar dan janganlah meminta agar azab disegerakan untuk mereka.


[QS. Al-Ahqaf ayat 35]

Namun, hukum sabar tidaklah wajib secara mutlak tanpa ada batasan. Akan tetapi, adakalanya wajib, adakalanya dianjurkan, adakalanya diperbolehkan, adakalanya dimakruhkan, bahkan diharamkan. Hukum sabar adalah menyesuaikan kondisi yang sedang dihadapi. Perhatikan firman Allah berikut ini :

وَإِنۡ عَاقَبۡتُمۡ فَعَاقِبُواْ بِمِثۡلِ مَا عُوقِبۡتُم بِهِۦۖ وَلَئِن صَبَرۡتُمۡ لَهُوَ خَيۡرٞ لِّلصَّٰبِرِينَ ١٢٦

Jika kamu membalas, balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Sungguh, jika kamu bersabar, hal itu benar-benar lebih baik bagi orang-orang yang sabar.


[QS. An-Nahl ayat 126]

Ayat tersebut menunjukkan bolehnya korban kezaliman membalas pelaku kezaliman sesuai kadar kezalimannya. Namun, sabar itu lebih baik baginya dari pada membalasnya. Berdasarkan hal ini, kita dapat memahami bahwa seandainya sabar itu diwajibkan dalam setiap keadaan niscaya Allah akan mewajibkan sabar walaupun keadaan terzalimi.

Berikut ini beberapa contoh praktik sabar dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan klasifikasi kedudukan hukumnya :

  • Sabar yang diwajibkan : sabar menahan kantuk dan beratnya melaksanakan shalat subuh, sabar menahan godaan lawan jenis, sabar dikala anggota keluarganya meninggal dunia, dsb.
  • Sabar yang dianjurkan : sabar menahan beratnya melaksanakan shalat malam.
  • Sabar yang dimakruhkan adalah ketika sabar (menahan diri) dari perbuatan-perbuatan yang dianjurkan, sehingga ia tidak mengerjakannya contoh : sabar minum dengan keadaan berdiri.
  • Sabar yang diharamkan : sabar ketika ada yang bermaksud buruk kepada keluarganya sedangkan ia mampu untuk melindunginya.
  • Sabar yang diperbolehkan yaitu sabar atas perbuatan yang mubah, seperti : makan, minum, dsb.

D. Hakikat Sabar dalam Islam

1. Bersabar dalam Ketaatan Kepada Allah

Sebagaimana yang telah kita pelajari sebelumnya, bahwa tingkatan sabar yang paling tinggi kedudukannya adalah sabar dalam menjalankan ketaatan. Sabar dalam ketaatan kepada Allah adalah sabar yang paling agung dan paling berat. Allah mengisyaratkan kepada kita bahwa sabar dalam ketaatan jauh lebih agung dari pada jenis kesabaran yang lainnya. Allah berfirman :

فَٱعۡبُدۡهُ وَٱصۡطَبِرۡ لِعِبَٰدَتِهِۦۚ

Maka, sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya.


[QS. Maryam ayat 65]

وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡهَاۖ

Perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan bersabarlah dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya.


[QS. Thaha ayat 132]

Pada ayat tersebut, Allah tidak menggunakan kata ishbir (اصْبِرْ) dalam mengungkapkan perintah bersabar. Namun, Allah menggunakan ishthobir (اصْطَبِرْ) yang mana kata tersebut memiliki makna lebih sempurna dan lebih kuat dibandingkan kata ishbir (اصْبِرْ). Berdasarkan hal ini, dapat kita pahami bahwa bersabar dalam ketaatan (yakni ibadah) jauh lebih berat dan ditekankan dibandingkan selainnya.

Seseorang bisa dikatakan sabar dalam ketaatan apabila ia bersabar dalam tiga keadaan sebagai berikut :

  • Pertama, bersabar sebelum menjalankan ketaatan. Bersabar sebelum menjalankan ketaatan ialah meluruskan niat dan membuang sifat riya’.
  • Kedua, bersabar saat menjalankan ketaatan. Bersabar saat menjalaankan ketaatan ialah bersabar untuk tidak lalai dari mengingat Allah , tidak bermalasan dalam melaksanakannya, menjaga kewajiban-kewajibannya, menjaga rukun-rukun yang ada dalam ibadah tersebut, dan lain sebagainya.
  • Ketiga, bersabar setelah selesai mengerjakan ketaatan. Bersabar setelah selesai mengerjakan ketaatan ialah bersabar untuk tidak menyiarkan ibadahnya kepada orang lain, menghilangkan sifat ujub, dan tidak mengungkit-ungkitnya.

2. Bersabar dalam Menjauhi Kemaksiatan

Sama seperti sabar dalam ketaatan, seseorang dapat dikatakan bersabar dalam menjauhi kemaksiatan apabila mampu bersabar dalam tiga keadaan sebagai berikut :

  • Pertama, sabar dalam menjauhi maksiat sebelum meninggalkannya. Sabar sebeli meninggalkan maksiat ialah dengan mendatangkan niat untuk menjauhinya.
  • Kedua, sabar dalam menjauhi maksiat ketika meninggalkannya. Sabar ketika meninggalkan maksiat ialah dengan menjauhinya dan meninggalkannya.
  • Ketiga, sabar dalam menjauhi maksiat ketika berhasil meninggalkan maksiat. Sabar ketika berhasil meninggalkan maksiat ialah dengan membuang sifat ujub karena telah berhasil meninggalkan maksiat tersebut.

3. Bersabar dalam Menghadapi Musibah

Seseorang bisa dikatakan bersabar dalam menghadapi musibah tatkala ia tidak mengeluhkan musibah yang menimpanya. Di antara perbuatan-perbuatan yang menafikan kesabaran adalah meratapi musibah, menampar-nampar pipi, mengoyak-ngoyak baju, memukul kepala, teriak-teriak, menangis yang menjadi-jadi, dan semisalnya.

Adapun menceritakan keluhan penyakit kepada dokter untuk tujuan pengobatan maka ini tidaklah mengapa. Demikian pula rintihan orang yang kesakitan dan semisalnya juga tidak termasuk perbuatan yang menafikan kesabaran.

Yang perlu kita ketahui adalah bahwa hakikat sabar yang sesungguhnya itu terletak di dalam hati. Tidaklah seseorang dikatakan bersabar walaupun ia mengaku bersabar dan terlihat bersabar namun hatinya merasa marah, tidak senang, atau benci dengan musibah yang menimpanya.

E. Kapan Seseorang Bisa Dikatakan Sabar?

Seandainya ada salah satu anggota keluarga yang kita cintai meninggal dunia, apa yang seharusnya kita perbuat? Langsung menangisi dan meratapinya? Atau menerima apa yang Allah kehendaki kepada kita seraya mengucapkan kalimat istirja’? Perhatikan jawabannya pada hadits berikut ini :

مَرَّ ‌النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِامْرَأَةٍ تَبْكِي عِنْدَ قَبْرٍ، فَقَالَ: اتَّقِي اللهَ وَاصْبِرِي. قَالَتْ: إِلَيْكَ عَنِّي، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِي. وَلَمْ تَعْرِفْهُ، فَقِيلَ لَهَا: إِنَّهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم، فَأَتَتْ بَابَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ، فَقَالَتْ: لَمْ أَعْرِفْكَ. فَقَالَ: إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى

Suatu ketika Nabi melewati seorang wanita yang menangis di kuburan. Lalu, beliau bersabda : “Takutlah pada Allah, dan bersabarlah!” Wanita itu menjawab : “Pergilah dariku, sesungguhnya engkau tidak merasakan musibah yang menimpaku dan tidak mengetahuinya.” Lalu, wanita itu pun diberitahu bahwa yang menasehatinya adalah Nabi . Sontak ia beranjak ke rumah Nabi dan ia tidak menemukannya. Saat bertemu wanita berkata : “Aku tidak mengetahui (bahwa yang mengajak bicara waktu itu adalah) engkau.” Beliau bersabda : “Sesungguhnya sabar itu ketika kejutan yang pertama.”


[HR. Bukhari]

Berdasarkan hadits tersebut, kita mengetahui bahwa sabar yang paling besar pahalanya adalah saat tertimpa musibah maka seketika itu hati kita langsung bersabar. Praktek bersabar yang benar adalah menerima apa yang Allah kehendaki untuk kita seraya mengucapkan kalimat istirja’. Bersabar bukanlah dengan menangis meronta-ronta, atau meratapinya terlebih dahulu setelah itu baru beristirja’. Perhatikan firman Allah berikut ini :

ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ ١٥٦

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).


[QS. Al-Baqarah ayat 156]

Dalam ayat tersebut, Allah menerangkan tentang ciri-ciri orang yang sabar. Di antara salah satu ciri mereka ialah ketika ditimpa musibah maka mereka langsung bersabar seraya mengucapkan kalimat istirja’ (“Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn”) tanpa marah-marah, mengeluh, menangis, atau meratapi nasib terlebih dahulu. Jika seseorang mampu mengamalkan hal ini maka ia akan mendapatkan pahala sabar yang paling sempurna.

Related Posts :

Ceramah Tentang Sabar Beserta Dalilnya

Ceramah Tentang Sabar Beserta Dalilnya

Ceramah tentang sabar adalah salah satu ceramah yang cukup penting untuk disampaikan. Sabar adalah salah satu amalan hati yang sangat besar dan banyak keutamaannya. Selain itu, sabar juga bukan amalan hati yang mudah untuk diamalkan kecuali jika memang pelakunya sungguh-sungguh dalam mengamalkannya.

Nah, pada artikel kali ini kami akan memberikan salah satu contoh naskah ceramah tentang sabar beserta dalilnya. Mudah-mudahan naskah ceramah ini dapat dijadikan sebagai inspirasi dan referensi bagi para penceramah yang hendak membawakan ceramah tentang sabar beserta dalilnya.

Berikut ini adalah contoh naskah atau teks ceramah tentang sabar beserta dalilnya lengkap dari pembukaan, isi, hingga penutup :

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَبَعْدُ

Hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah... pertama-tama, marilah kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kita kenikmatan berupa islam dan iman. Kemudian, semoga shalawat dan salam selalu tersampaikan kepada uswah kita Nabi Muhammad , beserta keluarga beliau, para sahabat, dan juga para pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah... sebagaimana tema kajian hari ini, insya Allah saya akan membawakan materi ceramah tentang sabar beserta dalilnya. Mudah-mudahan tema ceramah tentang sabar dapat memberikan pencerahan sekaligus menambah wawasan kita tentang agama Islam khususnya yang berkaitan dengan kesabaran.

Hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah... sebetulnya, apa yang dimaksud dengan sabar itu sendiri? Apakah yang dimaksud dengan sabar adalah berdiam diri ketika dizalimi? Ataukah menerima dan pasrah atas keadaan?

Ternyata, jama’ah, sabar yang dimaksud di dalam Islam itu adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dilarang oleh Allah . Sabar itu adalah ketika kita menghadapi situasi yang tidak menyenangkan namun kita tetap menahan diri agar tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah .

Sekarang mari kita ambil contoh ketika rumah tangga ditimpa musibah perselingkuhan atau perzinaan (na'udzubillahi min dzaalik).

Seandainya kita ditimpa musibah tersebut (na'udzubillahi min dzaalik) kita harus menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang baik. Jangan sampai gara-gara termakan emosi kita malah melakukan perbuatan yang dilarang, seperti memukul, mempermalukan, menyebarkan aib, atau bahkan membunuh. Hendaknya kita bersabar atas musibah tersebut dengan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah lalu menyelesaikannya dengan cara yang baik dan benar.

Hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah... Sabar itu bukan berarti kita pasrah dan diam disaat ada masalah. Justru kita harus tetap berusaha menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang baik dan menahan diri untuk tidak menyelesaikan masalah dengan cara yang dilarang oleh Allah .

Di dalam Islam, sabar itu ada tiga tingkatan :

  1. Bersabar dalam ketaatan.
  2. Bersabar untuk menahan dari maksiat.
  3. Bersabar menghadapi musibah dan cobaan.

Dari ketiga jenis sabar tersebut, tingkatan sabar yang paling tinggi dan paling mulia ialah bersabar dalam ketaatan. Apabila kita menelaah dalil tentang sabar di dalam Al-Quran maka kita akan mendapati bahwa bersabar di dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah adalah kesabaran yang paling berat dan memerlukan kesabaran tingkat tinggi.

Disebutkan di dalam Al-Quran bahwa Allah berfirman :

فَٱعۡبُدۡهُ وَٱصۡطَبِرۡ لِعِبَٰدَتِهِۦۚ

Maka, sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya


[QS. Maryam ayat 65]

Pada ayat yang lain, Allah juga berfirman :

وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡهَاۖ

Perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan bersabarlah dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya


[QS. Thaha ayat 132]

Berdasarkan kedua ayat yang saya bacakan tadi, kesabaran terberat adalah bersabar di dalam ketaatan. Bukti nyatanya adalah masih sedikitnya manusia yang bisa istiqomah di dalam ketaatan. Salah satu contoh kongkritnya adalah perintah Allah untuk konsisten melaksanakan shalat lima waktu pada waktunya.

Betapa banyak kaum muslimin saat ini yang kesulitan menjalankan ibadah yang satu ini. Bahkan banyak orang bilang, apabila orang itu mampu menjalankan shalat lima waktu secara tertib maka ia dianggap sebagai orang yang luar biasa kesholehannya. Padahal, menjalankan shalat lima waktu itu adalah standar minimal seorang itu bisa disebut sebagai seorang muslim, bukan standar orang sholeh.

Nah, dari satu ibadah ini saja kita bisa mengetahui ternyata masih banyak kaum muslimin yang tidak mengerjakannya. Artinya, kesabaran dalam menjalankan ketaatan itu memang memerlukan kesabaran tingkat tinggi. Jika kita bisa bersabar dalam menjalankan ketaatan maka artinya kita telah menjalankan kesabaran yang paling tinggi dan paling mulia.

Hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah... tingkatan kesabaran selanjutnya adalah bersabar untuk tidak melakukan kemaksiatan. Bersabar untuk tidak melakukan kemaksiatan adalah amalan yang tidak mudah. Sebagai contoh, ujian kesabaran yang Allah berikan kepada para lelaki berupa ujian wanita. Rasulullah bersabda :

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.


[HR. Bukhari no. 5096]

Meskipun wanita itu lemah, nyatanya banyak laki-laki yang terjurumus dalam kemaksiatan sebab wanita. Tidak jarang lelaki yang berani mengambil harta orang lain dengan cara yang zalim karena tuntutan dari istrinya. Tidak sedikit pula laki-laki saling membunuh karena wanita. Lebih parah lagi, tidak sedikit pula orang mukmin murtad gara-gara wanita.

Dalam sejarah, manusia pertama pun terpeleset dalam kesalahan disebabkan pengaruh istrinya. Umat-umat terdahulu juga hancur dan binasa gara-gara wanita dan istri-istri mereka. Rasulullah :

فَاتَّقُوا الدُّنْيَا، وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بْنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاء

Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita.

Berdasarkan hal ini semua, kesabaran untuk tidak bermaksiat adalah perkara yang tidak mudah. Tidak hanya ujian wanita bagi laki-laki. Wanita pun juga diuji untuk tidak menggoda dan mempengaruhi laki-laki dengan menjaga aurat dan akhlaknya.

Hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah... Adapun tingkatan sabar yang terakhir adalah sabar dalam menghadapi musibah. Sabar di dalam menghadapi musibah juga bukanlah hal yang mudah.

Kita perlu menyadari bahwa sebagai manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya musibah. Terkadang kita melihat orang lain seolah-olah hidupnya enak dan tidak pernah tertimpa musibah. Padahal, setiap manusia memiliki musibah dan ujiannya masing-masing. Ada yang diuji dengan ditinggal anggota keluarganya, ada yang diuji dengan kehilangan hartanya, ada juga yang diuji dengan kehilangan pasangannya, dan lain-lain.

Oleh karena itu, apabila kita dihadapkan dengan musibah maka hendaknya kita bersabar dengan menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa salah satu ciri orang yang bersabar ketika ditimpa musibah adalah mengucapkan kalimat istirja' (“Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn”)

ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ ١٥٦

(yaitu) orangorang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepadaNya kami akan kembali).


[QS. Al-Baqarah ayat 156]

Jangan sampai ketika kita ditimpa musibah kita malah berprasangka buruk kepada Allah, merasa bahwa Allah tidak adil, bahkan berani mencaci Allah . Akan tetapi, kita harus kembali kepada Allah dan menyadari bahwa diri kita ini adalah milik Allah. Kita ini bukan milik siapapun selain Allah dan kita semua akan dikembalikan kepada Allah .

Hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah... ketahuilah bahwa sabar memiliki keutamaan besar.

Pertama, jangan pernah berfikir kita pasti masuk surga sebelum Allah memberikan cobaan kepada kita lalu kita sanggup bersabar menghadapi cobaan itu. Allah berfirman :

أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ ٢١٤

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orangorang ter dahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orangorang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat


[QS. Al-Baqarah ayat 214]

Berdasarkan dalil di atas, kita mengetahui bahwa siapapun orangnya, apapun status sosialnya, apabila dia adalah seorang mukmin maka ia akan diberikan cobaan oleh Allah. Tujuannya apa? Tujuannya adalah agar Allah mengetahui seberapa besar ia mampu mempertahankan keimanannya. Apakah ia mampu bersabar ataukah tidak?

Jika kita bersabar maka Allah akan memasukkan kita ke dalam surga dan memberikan pertolongan atas ujian dan cobaan yang Allah timpakan kepada kita. Sebaliknya, jika kita tidak bersabar maka Allah akan murka dan tidak akan memberikan pertolongan kepada kita.

Yang kedua, pahala sabar itu tidak ada batasnya. Allah berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٖ ١٠

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan.


[QS. Az-Zumar ayat 10]

Jika pahala sabar tidak ada batasnya, maka mengapa kebanyakan dari kita justru membuat batas kesabaran? Ketahuilah jama'ah, bahwa selama kita hidup di dunia kita selalu dituntut untuk bersabar apapun yang terjadi. Sampai kapan? Jawabannya adalah sampai ajal kita menjemput, Allah berfirman :

وَٱعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأۡتِيَكَ ٱلۡيَقِينُ ٩٩

dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kepastian (kematian).


[QS. Al-Hijr ayat 99]

Yang ketiga, Allah itu cinta dengan orang-orang yang bersabar. Allah berfirman :

وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٤٦

Allah mencintai orang-orang yang sabar.


[QS. Ali Imran ayat 146]

Maka dari itu jama'ah, sebesar apapun cobaan yang dihadapi jangan sampai membuat kita lemah dan menyerah. Karena apabila kita kuat dan mampu bersabar menghadapi cobaan tersebut maka yakinlah bahwa kita akan meraih kemenangan serta cinta dari Allah . Masya Allah! Betapa dahsyatnya keutamaan orang-orang yang bersabar!

Demikianlah ceramah tentang sabar beserta dalilnya yang bisa saya sampaikan. Semoga tema ceramah tentang sabar ini dapat membuat kita semakin kuat dan bersabar dalam menjalankan ketaatan, menjauhi maksiat, dan menghadapi cobaan. Semoga kita dijadikan oleh Allah termasuk hambaNya yang senantiasa bersabar. Amin ya Robbal Alamin.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Related Posts :