Teks Ceramah Agama Islam Tentang Kejujuran
Apakah saat ini Anda
sedang bingung membuat naskah atau teks ceramah yang cocok dibawahkan di tempat
pengajian besok?
Tidak perlu khawatir! Pada postingan kali ini saya akan membagikan sebuah naskah atau teks ceramah agama Islam tentang kejujuran.
Teks ceramah ini
merupkan teks yang saya tulis ketika saya hendak membawakan ceramah tentang kejujuran di sebuah majelis taklim.
Teks ceramah yang saya
paparkan pada postingan kali ini juga sudah saya susun sedemikian rupa agar
mudah dipahami oleh kalangan awam sekalipun.
Sehingga apabila teks
ceramah ini dibawakan insya Allah para pendengar tidak perlu berpikir keras
untuk mencernanya.
Dari pada
berlama-lama, berikut ini teks ceramah agama Islam tentang kejujuran beserta
dalilnya secara lengkap mulai dari salam, muqoddimah, wasiat takwa, isi
ceramah, kesimpulan, hingga penutup :
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكَاتُهُ
(Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh)
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ
وَالْمُرْسَلِيْنَ، سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ. وَبَعْدُ
(Alhamdulillahi robbil-‘aalamiin,
wash-sholaatu was-salaamu ‘ala asyrofil-ambiya-i wal-mursalin, sayyidina wa
nabiyyina Muhammadin, wa ‘alaa aalihi wa shohbihi ajma’in. Wa ba’du)
Jama’ah rahimakumullah, pertama-tama marilah kita
panjatkan puji syukur kita kehadirat Allah subhanahu wata'ala yang telah
memberikan banyak nikmat kepada kita semua berupa keimanan, kesehatan, dan waktu
luang.
Yang kedua, semoga shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam beserta
keluarganya, para sahabatnya, dan juga para pengikutnya yang mengikuti beliau
dengan baik hingga hari kiamat.
Adapun yang selanjutnya, saya wasiatkan kepada diri
saya sendiri dan kepada seluruh jama’ah yang hadir di majelis ini untuk
senantiasa bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa.
Allah subhanahu wata'ala berfirman :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ
اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah
kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.
[QS. Ali Imran ayat 102]
Jama’ah rahimakumullah, salah satu sifat mulia yang
mulai luntur akhir-akhir ini adalah sifat kejujuran.
Bagaimana tidak? Betapa banyak banyak para orang tua
yang tidak sadar telah mengajarkan kebohongan kepada anaknya sejak usia dini.
Ketika anak menangis banyak orang tua mengiming-iminginya
dengan sesuatu yang padahal ia tidak ada niatan untuk memberikan sesuatu itu
pada si anak.
Akhirnya ketika anak sudah di bangku sekolah, sang
anak pun mulai mempraktekkan kebohongan yang diajarkan oleh orang tuanya sejak
dini.
Tidak jarang ketika ujian sekolah banyak di antara
para siswa yang tidak jujur dalam mengerjakannya. Ada yang membuat contekan, saling
memberikan dan meminta jawaban, dan lain sebagainya.
Bahkan ketika guru menanyakan tugas kepada mereka,
kerap kali mereka menjawabnya dengan bohong. Bila ada satu siswa saja yang
jujur maka teman sekelas akan banyak yang menjauhinya.
Subhanallah! Sungguh
miris!
Tetapi, apakah praktek kebohongan hanya selesai sampai
di sekolah saja? Ternyata tidak!
Ketika di dunia kerja pun praktek kebohongan juga
banyak terjadi. Apalagi di dunia bisnis yang banyak berhubungan dengan uang.
Jika kecintaannya terhadap uang sudah membabi buta
maka ia tidak akan segan banyak melakukan praktek kebohongan demi mendapatkan uang.
Lebih-lebih di dunia politik. Tentu praktek kebohongan
yang terjadi tidak perlu ditanyakan lagi.
Jama’ah rahimakumullah, apabila kita menemukan uang
100 juta di tengah jalan, apa yang akan kita lakukan? Melaporkannya ataukah
menyimpannya di rumah?
Saya kira jika uangnya sebesar itu maka tentu kita
akan cenderung ketakutan dan segera melaporkannya.
Coba jika yang kita temukan hanya uang 5.000 rupiah?
Atau mungkin 2.000 rupiah? Apakah kita akan berusaha mengembalikan kepada
pemiliknya?
Kebanyakan dari kita ketika tidak ada kesempatan untuk
berbohong, atau ada kesempatan tetapi kemungkinan besar kebohongan kita mudah diketahui
oleh orang lain maka kita cenderung berkata jujur.
Akan tetapi, ketika ada kesempatan dan besar kemungkinan
kebohongan kita tidak diketahui maka tentu akan ada kecenderungan atau keinginan
untuk berbohong.
Inilah godaannya, apakah kita mau berbohong ataukah
mempertahankan kejujuran?
Jama’ah rahimakumullah, sebagai seorang muslim, tentu
kita sudah diajarkan di dalam agama Islam bahwa kejujuran merupakan akhlak yang
sangat mulia.
Allah subhanahu wata'ala berfirman :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!
[QS. At-Taubah ayat 119]
Di ayat yang lain juga disebutkan bahwa Allah subhanahu
wata'ala berfirman :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ
Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.
[QS. Al-Ahzab ayat 70]
Nabi kita Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi
wasallam juga dikenal sebagai orang yang jujur dan dipercaya. Maka tak
heran di usianya yang muda ia sudah dipercaya oleh para pedagang kelas
internasional untuk menjadi mitra bisnisnya.
Agama Islam adalah agama yang menjunjung tinggi
kejujuran. Tidak hanya jujur kepada sesama manusia, akan tetapi juga jujur
kepada Allah juga jujur kepada diri sendiri.
Jujur kepada Allah adalah jujur dalam beriman
kepada-Nya. Keimanan yang jujur adalah keimanan yang tidak hanya di lisan saja,
tetapi juga di hati dan perbuatan.
Tidak seperti orang munafik yang imannya hanya di
lisan tetapi lain di hati.
يَقُوْلُوْنَ بِاَفْوَاهِهِمْ
مَّا لَيْسَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ ۗ وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُوْنَۚ
Mereka mengatakan dengan mulutnya
sesuatu yang tidak ada dalam hatinya. Allah lebih mengetahui segala sesuatu
yang mereka sembunyikan.
[QS. Ali Imran ayat 167]
Jama’ah rahimakumullah, kejujuran yang sejati adalah
kejujuran yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah.
Mengapa demikian?
Ketika kejujuran kita tidak karena Allah maka
kejujuran yang kita lakukan hanya akan membuahkan hasil yang sia-sia. Selain
itu, kejujuran yang dilakukan tidak karena Allah akan berujung pada kekecewaan.
Lain halnya jika kejujuran kita dilandasi dengan
ikhlas karena Allah.
Kejujuran yang ikhlas karena Allah akan membuat kita berkata
jujur kapanpun dan di manapun meskipun orang lain tidak mengetahuinya.
Kejujuran yang ikhlas karena Allah akan membuat kita
enggan untuk berbohong meskipun ada banyak kesempatan, karena kita tahu ada Allah
yang mengetahui kebohongan kita.
Kejujuran yang ikhlas karena Allah akan membuat kita senantiasa
berkata jujur meskipun banyak yang tidak menyukai kejujuran kita.
Kejujuran yang ikhlas karena Allah akan membimbing kita
menuju kebaikan, dan kebaikan akan membimbing kita menuju surga.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda
:
إِنَّ الصِّدْقَ
يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ
الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا
Sesungguhnya kejujuran itu membimbing
pada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu membimbing kepada surga. Sesungguhnya
seorang laki-laki niscaya senantiasa berkata jujur hingga ia dicatat sebagai
seorang yang jujur.
[HR. Bukhari]
Jama’ah rahimakumullah, seandainya gara-gara kita berkata
jujur membuat kita kehilangan harta, jabatan, bahkan teman dan sahabat, maka
sesungguhnya hal itu tidak akan merugikan kita.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda
:
أَرْبَعٌ إِذَا
كُنَّ فِيكَ فَلَا عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا: حِفْظُ أَمَانَةٍ،
وَصِدْقُ حَدِيثٍ، وَحُسْنُ خَلِيقَةٍ، وَعِفَّةٌ فِي طُعْمَةٍ
Empat hal yang apabila ada padamu
maka engkau tidak akan merasa keberatan jika kehilangan nikmat dunia : yaitu
menjaga amanah, berkata jujur, akhlak yang baik, dan kesucian diri.
[HR. Ahmad]
Justru apabila kita berbohong, meskipun dari
kebohongan itu membuat kita mendapatkan banyak kenikmatan dunia, akan tetapi
kebohongan adalah jalan menuju neraka.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda
:
وَإِنَّ
الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ،
وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
Sesungguhnya dusta itu membimbing
pada kejahatan, dan kejahatan itu membimbing menuju neraka. Sesungguhnya ada
seorang lelaki yang senantiasa berdusta sampai-sampai ia ditulis di sisi Allah
sebagai seorang pendusta.
[HR. Bukhari]
Jama’ah rahimakumullah, ketahuilah bahwa apapun yang
kita ucapkan maka sesungguhnya malaikat pengawas akan mencatatnya.
Allah subhanahu wata'ala berfirman :
مَا يَلْفِظُ مِنْ
قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
Tidak ada suatu kata pun yang
terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap
(mencatat).
[QS. Qaf ayat 18]
Tidakkah kita malu apabila catatan-catatan itu
dilaporkan oleh para malaikat kepada Allah subhanahu wata'ala?
Tidakkah kita malu ketika hari dimana kita diserahkan
catatan amal ternyata banyak sekali kita dapati catatan-catatan kebohongan yang
dulu pernah kita lakukan selama di dunia?
Tidakkah malu ketika nanti kita ditanya oleh Allah subhanahu
wata'ala mengapa kita melakukan ketidakjujuran?
Oleh karena itu jama’ah rahimakumullah, mari kita
jadikan kejujuran di setiap kehidupan kita.
Tidak hanya jujur kepada manusia, tetapi juga jujur
kepada Allah subhanahu wata'ala.
Tidak hanya jujur dalam berucap, tetapi juga jujur
dalam bertindak.
Tidak hanya jujur ketika menguntungkan, tetapi juga
jujur meskipun merugikan.
Tidak hanya jujur ketika tidak ada kesempatan berbohong,
tetapi juga jujur meskipun ada kesempatan berbohong.
Demikianlah ceramah tentang kejujuran yang bisa saya
sampaikan. Semoga kita diberikan kekuatan oleh Allah untuk senantiasa mempraktekkan
kejujuran dalam kehidupan kita.
Dan semoga Allah subhanahu wata'ala mencatat
kita sebagai orang-orang yang jujur.
Kurang dan lebihnya saya mohon maaf.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكَاتُهُ
(Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh)
Nah, itu tadi merupakan teks ceramah agama Islam
tentang kejujuran beserta dalilnya. Jangan lupa share artikel ini kepada
teman-teman Anda agar lebih bermanfaat. Bila mau copas materi ceramahnya jangan
lupa disertakan link sumbernya yaa.. Terimakasih!
Ditulis oleh : Adam Rizkala