Adab Menuntut Ilmu dalam Islam
Adab menuntut ilmu dalam Islam sangatlah penting untuk diamalkan bagi para penuntut ilmu. Hal ini dikarenakan menuntut ilmu itu adalah perkara yang agung di dalam Islam.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa di dalam Islam menuntut ilmu itu wajib bagi setiap kaum muslimin dan muslimat.
Namun, ada hal yang perlu diperhatikan dalam menuntut ilmu, yaitu adab dalam menuntut ilmu itu sendiri.
Mengapa adab dalam menuntut ilmu itu perlu kita perhatikan?
Di zaman yang serba mudah ini banyak sekali orang-orang yang menuntut ilmu tanpa mengamalkan adab. Mungkin penyebabnya adalah karena ilmu begitu mudah didapatkan sehingga kurang dihormati.
Berbeda dengan zaman dahulu, seorang penunutut ilmu harus bepergian antar negara untuk mendapatkan satu buah hadits. Sehingga mereka sangat menghormati ilmu karena begitu berat mendapatkannya.
Banyak orang saat ini yang ilmunya hanya sekedar pengetahuan di dalam kepala dan kurang bermanfaat bagi dirinya dan juga orang lain. Akibatnya, meskipun sudah lama belajar akan tetapi tidak ada peningkatan ketakwaan dan akhlak pada dirinya.
Padahal tujuan dari menuntut ilmu itu sendiri adalah untuk diamalkan, bukan hanya sekedar wawasan, apalagi dibuat untuk saling berbangga-banggaan.
Selain itu, pentingnya adab menuntut ilmu dalam Islam adalah agar ilmu yang telah kita peroleh tidak menjadikan kita semakin sombong.
Justru orang yang semakin tinggi ilmunya maka ia akan semakin rendah hati dan tidak sombong.
Oleh karena itu sekali lagi penting bagi kita untuk mempelajari adab menuntut ilmu. Tujuannya agar ilmu yang kita peroleh dapat membuat kita semakin bertakwa dan berakhlak mulia.
Nah, apa sajakah adab menuntut ilmu dalam Islam yang perlu kita amalkan? Berikut ini beberapa adab menuntut ilmu yang wajib kita amalkan :
1. Niat Ikhlas Karena Allah
Adab menuntut ilmu dalam Islam yang pertama dan yang paling utama adalah niat ikhlas karena Allah subhanahu wata'ala.
Yang dimaksud ikhlas karena Allah adalah bahwa di dalam menuntut ilmu kita benar-benar mengharapkan agar Allah ridho kepada kita dan tidak mengharapkan apapun dari makhluk-Nya.
Niat karena Allah itu begitu penting dalam menuntut ilmu karena ia merupakan penentu apakah amalan menuntut ilmu yang kita kerjakan diterima atau tidak.
Apabila kita menuntut ilmu tidak dengan niat yang ikhlas karena Allah maka apa yang kita lakukan akan menjadi sia-sia karena tidak diterima oleh Allah.
Di riwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ اللهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amalan kecuali yang dikerjakan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya.
[HR. Nasa’i]
2. Bersabar dalam Menuntut Ilmu
Adab menuntut ilmu yang berikutnya adalah bersabar menahan lelahnya dan bosannya menuntut ilmu.
Perlu kita ketahui bahwa menuntut ilmu itu adalah pekerjaan yang tidak sebentar. Selain itu menuntut ilmu juga melelahkan dan membosankan.
Banyak penuntut ilmu yang awal mulanya sangat senang dan semangat dalam menuntut ilmu. Setelah berjalan beberapa bulan mereka pun mulai merasa lelah dan bosan.
Akhirnya banyak di antara mereka berhenti di tengah jalan dan tidak melanjutkan pelajarannya hingga selesai.
Ingatlah bahwa menahan
lelahnya belajar jauh lebih baik dari pada menahan sakitnya bodoh. Maka
bersabarlah dalam menuntut ilmu!
3. Bersikap Wara’
Adab menuntut ilmu dalam Islam yang ke tiga adalah bersikap wara’.
Apa itu wara’? Wara’ adalah sikap hati-hati terhadap hal yang bersifat diragukan kehalalannya.
Penuntut ilmu seharusnya memiliki sifat seperti ini. Dia harus memperhatikan apa yang dimakan, dikenakan, dan yang diperoleh apakah halal ataukah tidak.
Apabila ia ragu akan kehalalan suatu perkara maka sebaiknya ia tidak mengambilnya. Karena dikhawatirkan hal itu dapat menjatuhkan pada hal-hal yang diharamkan.
4. Selektif Memilih Guru
Adab menuntut ilmu yang tidak kalah penting dan banyak sekali diabaikan oleh para penuntut ilmu adalah selektif dalam memilih guru.
Banyak penuntut ilmu saat ini yang memilih guru hanya berdasarkan yang ia senangi. Padahal belajar itu adalah dalam rangka menuntut ilmu. Bukan dalam rangka menghibur diri.
Oleh karena itu hendaknya penuntut ilmu benar-benar selektif dalam memilih guru. Pilihlah guru yang lurus akidahnya, baik akhlaknya, ahli di bidangnya, dan baik mengajarnya.
Ingatlah bahwa ilmu itu adalah agama. Apabila kita tidak selektif dalam memilih guru, bisa-bisa kita justru mendapatkan guru yang sesat sehingga kita pun juga ikutan tersesat.
Para salaf pernah mengatakan :
هَذَا الْعِلْمُ دِيْنٌ فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُوْنَ دِيْنَكُمْ
Ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa engkau mengambil agama kalian.
5. Bersabar dengan Metode Mengajar Sang Guru
Dalam menuntut ilmu adakalanya guru yang kita jumpai tidak begitu kita sukai metode mengajarnya. Entah mungkin karena sedikit galak, suaranya datar, tidak asyik ataupun yang lainnya.
Namun, ketahuilah bahwa menuntut ilmu di dalam Islam adalah dalam rangka menuntut ilmu agar bisa beramal. Bukan dalam rangka nonton lawakan apalagi nonton konser.
Oleh karena itu salah satu adab menuntut ilmu dalam Islam yang perlu kita perhatikan adalah hendaknya kita bersabar dengan metode yang digunakan oleh sang guru dalam mengajar.
Baca Juga : Ceramah Tentang Adab Kepada Guru
6. Mendengarkan dan Memperhatikan Pelajaran
Majelis ilmu adalah majelis yang sangat dihormati di dalam Islam.
Guru atau ustadz yang mengajar di majelis ilmu pun juga adalah orang yang sangat dihormati di dalam Islam.
Demikian pula ilmu yang disampaikan di majelis ilmu juga merupakan suatu hal yang sangat di hormati di dalam agama Islam.
Oleh karena itu di saat kita menuntut ilmu maka hendaknya kita dengarkan dan perhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru yang sedang mengajar.
Mendengarkan dan memperhatikan ini adalah salah satu adab menuntut ilmu di dalam Islam yang sering kali dilanggar.
Banyak para penuntut ilmu yang ngobrol, ngantuk dan kurang memperhatikan terhadap apa yang disampaikan oleh gurunya saat pelajaran berlangsung.
Padahal yang disampaikan guru ataupun ustadnya adalah ayat-ayat Al-Quran. Padahal apabila kita ingin mendapatkan rahmat dari Allah maka hendaknya kita perhatikan ayat Al-Quran yang disampaikan dan dibacakan oleh ustadz yang sedang mengajar.
Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa :
وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Jika dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.
[QS. Al-A’raf ayat 204]
7. Belajar Secara Bertahap
Di zaman ini banyak sekali penuntut ilmu yang ingin cepat-cepat menguasai suatu bidang ilmu. Akhirnya mereka memaksakan diri untuk mempelajari ilmu yang berat-berat.
Padahal membaca Al-Quran saja belum lancar dan masih banyak salahnya. Tapi ngotot kepingin belajar ilmu ushul fiqih dan nahwu shorof.
Tentunya ini adalah langkah yang salah dalam menuntut ilmu. Ingatlah bahwa menuntut ilmu itu adalah proses yang panjang dan membutuhkan waktu yang lama.
Oleh karena itu adab yang perlu diperhatikan di dalam menuntut ilmu adalah hendaknya kita mempelajari ilmu secara bertahap dan tidak tergesa-gesa.
Ikutilah arahan dari guru dalam mempelajari ilmu dan bersabarlah! Pelajari hal-hal penting yang mendasar terlebih dahulu sebelum mempelajari hal-hal yang rumit.
8 Tidak Sibuk dengan Perselisihan Para Ulama
Diantara adab menuntut ilmu dalam Islam yang juga sering dilanggar oleh para penuntut ilmu adalah sibuk dengan perselisihan para ulama.
Memang di zaman canggihnya teknologi informasi dan komunikasi ini kita akan disuguhkan dengan berbagai macam informasi yang belum tentu jelas dari mana asalnya.
Sehingga sering kali kita menjumpai apa yang disampaikan oleh ustadz yang mengajar di tempat kita berbeda dengan penyampaian ustadz yang tampil di YouTube.
Bahkan antara satu ustadz dengan ustadz lainnya yang sama-sama tampil di YouTube pun juga banyak yang berbeda pendapatnya.
Maka tugas kita sebagai penuntut ilmu adalah tidak menyibukkan diri dengan perbedaan-perbedaan tersebut.
Ingatlah bahwa kapasitas keilmuan kita untuk memilih dan menyeleksi pendapat juga belum mumpuni.
Oleh karena itu, sebagai pemula sebaiknya fokuskan diri menuntut ilmu terlebih dahulu dari ustadz yang mengajarkan ilmu kepada kita. Adapun urusan perbedaan pendapat antar para ustadz biarkan diserahkan kepada ahlinya.
9. Tidak Mengharapkan Dunia dari Ilmunya
Tujuan kita mempelajari ilmu agama Islam adalah agar kita bisa menjadi pribadi yang bertakwa dan berakhlak mulia. Bukan untuk mendapatkan uang, jabatan, apalagi istri yang cantik.
Oleh karena itu adab menuntut ilmu yang perlu kita perhatikan adalah jangan sampai kita mengharapkan dunia dari ilmu yang kita peroleh.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam :
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Barang siapa yang menuntut ilmu yang seharusnya diniatkan karna wajah-Nya Allah azza wa jalla, akan tetapi ia justru menuntut ilmu dalam rangka agar memperoleh kesenangan dunia, maka dia tidak akan mencium baunya surga pada hari kiamat.
[HR. Abu Dawud]
10. Mengamalkan Ilmunya
Inilah adab menuntut ilmu dalam Islam yang benar-benar wajib kita ingat! Yaitu hendaknya para penuntut ilmu itu mengamalkan ilmu yang telah mereka dapatkan.
Banyak diantara para penuntut ilmu di zaman ini yang ilmunya hanya sebatas informasi di dalam otaknya.
Ilmu yang telah mereka pelajari tidak sampai ke dalam hati dan membentuk ketakwaan serta kemuliaan akhlak.
Hal ini tidak lain dan tidak bukan disebabkan niatnya yang tidak ikhlas dalam menuntut ilmu.
Yang seharusnya ia menunut ilmu adalah agar bisa mengamalkan dan mengajarkan ilmu tersebut kepada orang lain, justru ia hanya menjadikan ilmu itu sebatas pinter-pinteran.
Bahkan tak sedikit di antara para penuntut ilmu yang menuntut ilmu agama Islam dalam rangka menyaingi para ulama agar bisa berdebat dengan para ulama. Naudzubillahi min dzalik.
Ingatlah bahwa orang yang berilmu itu bukanlah orang yang banyak hafalan dan wawasannya. Akan tetapi orang yang berilmu adalah orang yang mengamalkan ilmunya.
Sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang tidak mengamalkan ilmunya meskipun hafalannya banyak dan wawasannya luas.
Penutup
Demikianlah pembahasan mengenai adab menuntut ilmu dalam Islam yang wajib kita perhatikan.
Semoga kita dapat mengamalkan adab-adab tersebut dengan baikgar ilmu yang kita peroleh membawa keberkahan kepada kita sehingga ketakwaan dan akhlak kita semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Amiin.
Oleh : Adam Rizkala