MENU

13 Adab Guru Terhadap Murid

Adab Guru Terhadap Murid

Adab guru terhadap murid merupakan salah satu adab yang jarang sekali dibahas. Padahal di dalam Islam tidak hanya adab murid kepada guru yang perlu diterapkan.

Namun seorang guru juga harus menerapkan adab guru terhadap murid dalam perilaku kesehariannya.

Diantara salah satu penyebab murid-murid yang kita didik kurang memiliki adab yang baik bisa jadi salah satunya adalah kurangnya kita menerapkan adab guru kepada murid didik kita.

Sebagai seorang guru, jangan sampai kita hanya menuntut murid-murid kita untuk memiliki adab yang baik kepada gurunya.

Akan tetapi kita sebagai seorang guru juga harus memperbaiki adab kita kepada mereka.

Ingatlah bahwa murid-murid yang kita didik juga melihat perilaku kita. Mereka secara tidak langsung meniru apa yang kita perbuat dalam keseharian kita.

Apabila adab kita buruk kepada mereka otomatis mereka akan meniru adab yang buruk pula dari kita. Naudzubillah min dzaalik.

Oleh karena itu, dengan menerapkan adab guru terhadap murid maka murid kita juga akan memiliki adab yang baik kepada kita.

Sesungguhnya perbuatan baik dan buruk itu menular.

Apabila kita berperilaku baik dan menerapkan adab-adab yang baik terhadap murid maka muridpun akan meniru perbuatan baik kita.

Sebaliknya apabila perilaku dan adab kita buruk terhadap murid, mereka pun akan meniru adab dan perilaku buruk kita.

Berikut ini akan kita bahas bersama apa saja adab guru terhadap murid yang perlu kita perhatikan sebagai seorang guru.

1. Mengajar Murid dengan Ikhlas

Sebagai seorang guru hendaknya kita mengajar murid-murid kita dengan ikhlas karena Allah subhanahu wata'ala.

Apa yang dimaksud dengan ikhlas? Ikhlas adalah membersihkan amal perbuatan dari tujuan atau niat kepada selain Allah.

Artinya dalam kita mengajarkan ilmu kepada murid-murid hendaknya kita lakukan dengan niat mengharapkan ridho dan pahala dari Allah subhanahu wata'ala.

Jangan pernah kita mengharapkan apapun dari murid-murid kita. Karena mengharap sesuatu dari makhluk hanya akan berujung kekecewaan.

Berharaplah kepada Allah dalam mengajarkan ilmu. Ingatlah bahwa amal kita akan diterima oleh Allah hanya jika kita melaksanakannya dengan ikhlas.

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ اللهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ

Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amalan kecuali yang dikerjakan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya.

[HR. Nasa’i]

2. Menanamkan Iman Terhadap Murid

Apapun ilmu dan mata pelajaran yang kita ampu sesungguhnya ilmu itu adalah ilmu Allah. Tidak ada bedanya antara ilmu agama dan ilmu dunia karena semua ilmu itu berasal dari Allah.

Bedanya hanya sumber pengambilannya, ilmu agama adalah ilmu yang diambil dari ayat-ayat qouliyyah yaitu Al-Quran dan Al-Hadits, sedangkan ilmu dunia adalah ilmu yang diambil dari ayat-ayat kauniyyah yaitu segala fenomena yang terjadi di alam semesta.

Pada intinya semua ilmu yang bermanfaat adalah ayat-ayat Allah. Fenomena alam semesta yang dipelajari oleh murid-murid kita merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah.

Sehingga semakin murid kita mempelajari tanda-tanda kekuasaan Allah maka semakin yakin dan beriman kepada Allah subhanahu wata'ala. Itulah yang harus kita tanamkan kepada murid-murid kita.

Jangan sampai seorang guru fisika hanya mengajarkan ilmu fisika tanpa menanamkan keimanan bahwa hukum-hukum fisika yang terjadi merupakan hukum alam ciptaan Allah subhanahu wata'ala.

Jangan sampai seorang guru sosiologi hanya mengajarkan teori-teori sosiologi tanpa menanamkan bahwa interaksi sosial yang terjadi di masyarakat merupakan tanda kekuasaan Allah ta’ala.

Apalagi guru mata pelajaran agama tentu lebih ditekankan lagi untuk menanamkan keimanan dan akhlak kepada murid-muridnya.

Apapun ilmu yang kita ajarkan kepada mereka, hubungkanlah dengan keimanan kepada Allah. Karena sesungguhnya keimanan tidak hanya diperoleh dengan mempelajari ilmu Al-Quran dan Al-Hadits.

Tetapi juga dengan mempelajari ayat-ayat kauniyyah. Allah ta’ala berfirman :

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.

[QS. Ali Imran ayat 191]

3. Jujur Kepada Murid

Kejujuran adalah mahkota bagi seorang guru. Apabila mahkota itu hilang maka akan hilang pula kehormatan dan kepercayaan di mata murid-muridnya.

Tahukah Anda apa penyebab murid-murid yang kita didik suka berbohong dan berlaku curang? Bisa jadi penyebabnya adalah karena kita sebagai guru yang juga tidak jujur kepada mereka.

Oleh karena itu marilah kita menjadi seorang guru yang memiliki sifat jujur. Baik itu jujur dalam menyampaikan ilmu, jujur dalam mengevaluasi, jujur dalam membuat janji, jujur dalam memberikan penilaian, dan jujur dalam segala hal.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!

[QS. At-Taubah ayat 119]

4. Bersikap Adil dan Tidak Berat Sebelah

Adab guru berikutnya yang perlu kita amalkan adalah berbuat adil kepada murid-murid kita dan tidak berat sebelah.

Seorang guru yang beradab adalah guru yang tidak pilih kasih dan tidak berat sebelah terhadap murid-muridnya.

Baik itu ketika mengajar, memberikan tugas, memberikan perlakuan dan lainnya haruslah seorang guru itu bersikap adil.

Ketahuilah bahwa bersikap adil itu lebih dekat dengan ketakwaan. Allah subhanahu wata'ala berfirman :

اِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰى

Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa.

[QS. Al-Maidah ayat 8]

Betapa banyak guru yang hanya bersikap baik kepada murid-muridnya yang pintar dan berprestasi saja dan bersikap buruk kepada murid-muridnya yang lambat dalam belajar.

Padahal murid yang kurang pintar di suatu mata pelajaran tertentu bisa jadi ia pintar di bidang yang lainnya.

5. Serasi Antara Ucapan dan Perbuatan

Ketika kita memberikan suatu pelajaran ataupun nasehat kepada murid-murid kita maka hendaknya kita juga mempraktekkan apa yang kita nasehatkan kepada mereka.

Jangan sampai kita menjadi seorang guru yang jarkoni, “Iso ngajar tapi ora iso nglakoni” yang artinya adalah bisa mengajar tetapi tidak bisa mengamalkannya.

Allah subhanahu wata'ala sangat murka pada orang yang hanya bisa menyampaikan kebaikan tetapi tidak berusaha untuk mengamalkan apa yang disampaikan.

Di dalam Al-Quran disebutkan :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Sangat besarlah kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.

[QS. As-Shaf ayat 2-3]

6. Bersikap Rendah Hati

Sebagai seorang guru, tentu kita tidak menyukai murid yang mempunya sifat sombong, bukan?

Begitu pula seorang murid. Mereka juga tidak menyukai seorang guru yang memiliki sifat sombong atau tinggi hati.

Oleh karena itu bersikaplah rendah hati kepada murid-murid kita. Rendah hati bukanlah sesuatu yang hina. Justru rendah hati adalah suatu kemuliaan.

Semua orang itu suka dengan orang yang rendah hati dan tidak sombong. Demikian pula murid-murid kita juga senang dengan guru yang rendah hati.

Oleh karena itu bersikap rendah hati adalah salah satu adab guru terhadap murid yang perlu kita amalkan dalam keseharian kita. Karena rendah hati adalah penyebab derajat kita diangkat oleh Allah subhanahu wata'ala.

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ

Tidaklah seorang bersikap rendah hati melainkan Allah akan mengangkatnya

[HR. Muslim]

7. Bersikap Sabar dan Kendalikan Emosi

Sebagai seorang guru, tentu kita merasakan betapa lelahnya menjalani profesi seorang guru. Dengan gaji yang tidak seberapa namun tanggung jawab kita begitu besar.

Salah satu adab guru terhadap murid yang sering kali kita lupakan adalah bersabar dan menahan emosi saat hati terasa panas.

Ingatlah bahwa murid-murid kita itu tidak semuanya memiliki karakter dan kepintaran yang sama. Tidak semuanya berakhlak baik, tidak semuanya memiliki kecerdasan yang tinggi, dan tidak semuanya berminat dengan mata pelajaran yang kita ajarkan.

Oleh karena itu apabila kita menghadapi sikap ataupun sifat yang tidak kita sukai dari murid-murid kita maka jangan sampai kita bertindak melampaui batas.

Apalagi situasi hati yang tidak karuan dapat membuat emosi kita bisa meledak jika ada murid kita yang bertingkah kurang ajar.

Marah kepada murid yang bersikap buruk itu boleh apabila memang sikap buruk itu pantas untuk dimarahi.

Namun, tindakan yang melampaui batas seperti mencaci, memukul, mengancam, menghardik, ataupun yang lainnya tentu tidak pantas dilakukan oleh seorang guru.

Oleh karena itu tahanlah perbuatan kita dari perbuatan yang tidak pantas. Bersabarlah dan kendalikan emosi! Ingatlah bahwa Allah senantiasa bersama orang-orang yang bersabar.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

[QS. Al-Baqarah ayat 153]

8. Bersikap Ramah dan Murah Senyum

Sikap ramah dan murah senyum juga merupakan salah satu adab guru terhadap murid yang mulai dilupakan.

Padahal, sang guru terbaik sepanjang masa yaitu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam adalah seorang yang rendah hati, ramah, dan murah senyum. Maka wajar bila para sahabat begitu mencintainya.

Bahkan sangking ramah dan murah senyumnya beliau kepada para sahabat, masing-masing dari para sahabat merasa bahwa dirinyalah yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam.

Masya Allah! Sungguh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam merupakan guru idaman semua murid. Maka selayaknya bagi kita seorang guru juga mencontoh apa yang beliau lakukan kepada para sahabatnya.

9. Bercanda Bersama Murid

Sebagian orang menganggap bahwa bercanda bersama murid adalah sesuatu yang tidak pantas dilakukan oleh seorang guru karena dapat menurunkan kewibawaan seorang guru.

Padahal, guru terbaik sepanjang masa yaitu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam juga terkadang bercanda dengan para sahabatnya.

Apabila kita bercanda bersama murid kita maka hal ini akan membangun sebuah kedekatan antara guru dan murid.

Selain itu bercanda juga dapat menghilangkan kejenuhan dan kebosanan saat pelajaran. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa sifat dari pelajaran itu memang menjenuhkan dan membosankan.

Bercanda di luar jam pelajaran pun juga adakalanya diperlukan. Karena dengan bercanda di luar jam pelajaran akan membuat dinginnya hubungan antara guru dan murid menjadi cair.

Namun, guru juga tidak boleh bercanda berlebihan sehingga membuat muridnya menjadi tidak hormat lagi dengannya.

Oleh karena itu bercanda yang baik adalah bercanda yang dilakukan dengan pas dan tidak berlebihan.

10. Memberikan Nasehat Kepada Para Murid

Inilah adab guru terhadap murid yang mulai luntur! Ketahuilah sesungguhnya tugas guru bukan hanya sekedar sebagai penyampai materi.

Guru adalah seorang pengajar sekaligus pendidik. Maka tugas utama seorang guru adalah bukan hanya mengajar saja tetapi juga sekaligus mendidik.

Janganlah seorang guru merasa bosan memberikan nasehat kepada murid-muridnya. Karena nasehat itu akan sangat bermanfaat bagi mereka. Allah subhanahu wata'ala berfirman :

وَذَكِّرْ فَاِنَّ الذِّكْرٰى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِيْنَ

Teruslah memberi peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.

[QS. Adz-Dzariyat ayat 55]

11. Mengajar dengan Metode yang Bagus

Seorang guru yang baik adalah seorang guru yang memiliki kemampuan yang baik dalam mengajar.

Banyak dari murid-murid kita yang terkadang tidak dapat memahami apa yang kita ajarkan disebabkan kurang tepat dalam memilih metode mengajar.

Setiap murid memiliki karakter belajarnya masing-masing. Oleh karena itu kita perlu menyesuaikan dan berimprovisasi ketika mengajar agar gaya belajar mereka dapat terlayani dengan baik.

Contohlah bagaimana Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam ketika mengajar para sahabatnya. Beliau tidak selalu menggunakan satu metode ketika mengajar. Adakalanya melakukan tanya jawab, bercerita, bertanya, berdialog, menganalogikan, dan lain sebagainya.

Bahkan adakalanya beliau mengajarkan para sahabatnya dengan mempraktekkan dan mengalaminya secara langsung.

Dengan begitu pembelajaran yang dilaksanakan akan jauh lebih bermakna ketimbang hanya dengan metode ceramah saja.

Oleh karena itu kita sebagai seorang guru hendaknya memiliki beragam metode dalam mengajarkan murid-murid kita.

12. Memberikan Penghargaan

Apapun prestasi yang dicapai oleh murid-murid kita maka berikanlah penghargaan atas prestasi tersebut. Ketahuilah bahwa semua murid itu berprestasi di bidangnya masing-masing.

Ada yang berprestasi pada kedisiplinannya, ada yang berprestasi pada mata pelajaran tertentu, ada yang berprestasi pada kesemangatannya, dan berbagai jenis prestasi lainnya.

Sebagai seorang guru kita harus memberikan penghargaan atas prestasi yang dicapai oleh mereka. Baik itu dengan pujian, doa, ataupun dengan memberikan hadiah.

13. Adab Memberikan Hukuman Kepada Murid

Semua guru sepakat bahwa murid yang melakukan sebuah kesalahan harus menerima konsekuensinya. Namun dalam memberikan hukuman tentu ada adab yang harus diperhatikan.

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memberikan sanksi kepada muridnya :

Pertama, adalah dengan memberikan nasehat terlebih dahulu. Sesungguhnya kebanyakan murid itu bisa berubah hanya dengan memberikan nasehat dan diajak berdiskusi.

Hindari nasehat yang berisi penilaian yang buruk atau memberi cap buruk, seperti: dasar bodoh, dasar kerdil, dasar pemalas dan cap buruk lainnya, serta hindari cacian, menjatuhkan, dan melecehkan murid.

Kedua, adalah menunjukkan muka masam kepada murid yang berbuat salah. Ketahuilah bahwa pada dasarnya manusia itu tidak suka membuat orang lain merasa susah.

Ketiga, adalah membentak. Adakalanya bentakan dan terapi kejut itu diperlukan jika murid sudah keterlaluan melakukan kesalahan.

Keempat, adalah berpaling. Apabila kita memiliki kedekatan kepada murid kemudian tiba-tiba kita berpaling maka hal itu akan membuat hati murid merasa tidak enak kepada kita dan menyadari akan kesalahannya.

Kelima, memberikan teguran. Adakalanya murid perlu ditegur atas kesalahan yang diperbuat agar menyadari bahwa apa yang dilakukan adalah salah. Namun, hindari teguran yang mempermalukan murid di hadapan banyak murid lainnya.

Keenam, memberikan tugas dan beban lebih kepada murid yang berbuat kesalahan. Ini menjadi pilihan yang baik untuk membuat siswa jera.

Ketujuh, memukul dengan pukulan ringan. Hindari memukul wajah, memukul bagian yang tidak pantas dipukul, memukul hingga meninggalkan bekas memar ataupun darah, memukul dengan penuh emosi, dan memukul dalam rangka memuaskan rasa marah.

Pukullah dengan pukulan yang mendidik tanpa disertai emosi. Dan memukul ini adalah opsi yang terakhir.

Penutup

Demikianlah pembahasan mengenai adab guru terhadap murid. Semoga dengan ditulisnya artikel ini dapat menyadarkan kita untuk lebih beradab terhadap murid-murid kita.

Insya Allah dengan menerapkan adab seorang guru kepada murid maka murid akan mencontoh perilaku dan adab baik kita. Dengan begitu merekapun juga beradab kepada kita.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Oleh : Adam Rizkala