MENU

Nuzulul Quran Artinya Sejarahnya dan Hikmahnya

Nuzulul Quran Artinya Sejarahnya dan Hikmahnya

Bismillah, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya.

Pada pelajaran ulumul Quran kali ini kita akan membahas tentang arti nuzulul quran beserta sejarahnya serta hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa nuzulul quran.

Pengertian Nuzulul Quran

Sebagai umat Islam, istilah nuzulul quran tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Lantas, apa arti nuzulul quran itu sendiri?

Nuzulul quran terdiri dari dua kosa kata yaitu Nuzul (نزول) yang berarti turun dan Al-Quran (القرآن). Maka dapat dikatakan bahwa nuzulul quran artinya adalah turunnya Al-Quran.

Apabila didefiniskan secara lengkap maka nuzulul quran adalah peristiwa turunnya Al-Quran dari Allah subhanahu wata'ala kepada Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam.

Az-Zurqaani dalam bukunya Manahil Al-Irfan fi Ulum Al-Quran mendefinisikan nuzul atau turun yang dimaksud bukanlah turun secara hakiki akan tetapi turun secara majazi.

Hal ini dikarenakan nuzul secara bahasa adalah bersifat tempat dan fisik sehingga tidak tepat digunakan untuk Al-Quran, karena Al-Quran bukanlah sesuatu yang bersifat fisik yang memerlukan tempat atau turun dari atas ke bawah.

Sejarah Nuzulul Quran

Dalam kitab Mabahits Fi Ulumil Qur’an yang ditulis oleh Manna Al-Qotthoon Al-Quran diturunkan dalam dua tahapan yaitu :

Pertama, diturunkannya Al-Quran dari lauhul mahfudz sekaligus pada malam lailatul qadar ke baitul izzah di langit dunia.

Kedua, diturunkannya Al-Quran dari langit dunia ke bumi secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun.

A. Nuzulul Quran dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah

Sebelum Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam, pada mulanya Allah ta’ala menurunkan Al-Quran dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah secara sekaligus. Tujuannya adalah agar para malaikat menghormati kebesarannya.

Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa Allah subhanahu wata'ala berfirman :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). [QS. Al-Baqarah ayat 185]

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. [QS. Al-Qadr ayat 1]

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ

Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar) [QS. Ad-Dukhan ayat 3]

Dari ketiga ayat di atas dapat kita pahami bahwasanya pada mulanya Al-Quran diturunkan ke baitul izzah di malam yang diberkahi yaitu lailatul qadar pada bulan Ramadhan.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata : Al-Quran diturunkan secara sekaligus ke langit dunia pada malam lailatul qadar. Kemudian setelah itu Al-Quran diturunkan (berangsur-angsur) selama dua puluh tiga tahun. Allah ta’ala berfirman :

وَلَا يَأْتُوْنَكَ بِمَثَلٍ اِلَّا جِئْنٰكَ بِالْحَقِّ وَاَحْسَنَ تَفْسِيْرًا ۗ

Tidaklah mereka datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, kecuali Kami datangkan kepadamu kebenaran dan penjelasan yang terbaik. [QS. Al-Furqan ayat 33]

وَقُرْاٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهٗ عَلَى النَّاسِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا

Al-Qur’an Kami turunkan berangsur-angsur agar engkau (Nabi Muhammad) membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan dan Kami benar-benar menurunkannya secara bertahap. [QS. Al-Isra’ ayat 106]

B. Nuzulul Quran Secara Berangsur-angsur

Setelah Al-Quran diturunkan di langit dunia, maka Allah turunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam secara berangsur-angsur.

Di dalam Al-Quran disebutkan bahwasanya Allah subhanahu wata'ala berfirman :

وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ ١٩٢ نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ ١٩٣ عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ ۙ ١٩٤ بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ ١٩٥

Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) benar-benar diturunkan Tuhan semesta alam. Ia (Al-Qur’an) dibawa turun oleh Ruhulamin (Jibril). (Diturunkan) ke dalam hatimu (Nabi Muhammad) agar engkau menjadi salah seorang pemberi peringatan. (Diturunkan) dengan bahasa Arab yang jelas. [QS. Asy-Syu’ara’ ayat 129-195]

قُلْ نَزَّلَهٗ رُوْحُ الْقُدُسِ مِنْ رَّبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Ruhulkudus (Jibril) menurunkannya (Al-Qur’an) dari Tuhanmu dengan hak untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang muslim (yang berserah diri kepada Allah).” [QS. An-Nahl ayat 102]

تَنْزِيْلُ الْكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ

Diturunkannya Kitab (Al-Qur’an) ini (berasal) dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. [QS. Al-Jatsiyah ayat 2]

وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ

Jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang apa (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad), buatlah satu surah yang semisal dengannya [QS. Al-Baqarah ayat 23]

قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيْلَ فَاِنَّهٗ نَزَّلَهٗ عَلٰى قَلْبِكَ بِاِذْنِ اللّٰهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Siapa yang menjadi musuh Jibril?” Padahal, dialah yang telah menurunkan (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah sebagai pembenaran terhadap apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.” [QS. Al-baqarah ayat 97]

Pada ayat-ayat di atas kita mengetahui bahwasanya Al-Quran adalah kalam Allah ta’ala dengan lafal berbahasa Arab yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam.

Al-Quran ini diturunkan oleh Allah kepada hati Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melalui malaikat Jibril secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun, yaitu tiga belas tahun di Mekah dan sepuluh tahun di Madinah.

Mengenai nuzulul quran secara berangsur-angsur ini pernah dipertanyakan alasannya oleh orang-orang kafir dikarenakan kitab-kitab samawi sebelumnya tidaklah diturunkan secara berangsur-angsur namun diturunkan secara sekaligus.

Oleh karena itulah Allah subhanahu wata'ala menjawab pertanyaan tersebut di dalam Al-Quran bahwa alasan turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur adalah agar meneguhkan atau memantapkan hati Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam.

Di dalam Al-Quran disebutkan :

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْاٰنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةً ۛ كَذٰلِكَ ۛ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا

Orang-orang yang kufur berkata, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Nabi Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan, dan benar). [QS. Al-Furqan ayat 32]

Adapun berapa jumlah ayat yang turun setiap kali diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam maka jumlahnya tidaklah menentu dan tergantung kebutuhan.

Adakalanya turun lima ayat sekaligus, adakalanya sepuluh ayat sekaligus seperti ayat tentang kisah dusta dalam surat An-Nuur ayat 11-20, demikian pula sepuluh ayat pertama pada surat Al-Mu’minun juga diturunkan secara sekaligus, bahkan pernah juga hanya diturunkan sebagian ayat saja.

Adapun ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan menurut pendapat yang masyhur dan kuat adalah surat Al-‘Alaq ayat 1 – 5. Hal ini berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim dalam kitab sahihnya.

Hikmah Nuzulul Quran Secara Berangsur-Angsur

Hikmah Nuzuzlul Quran yang Pertama adalah untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dihadapkan dengan medan dakwah yang penuh dengan rintangan.

Oleh karena itulah Allah subhanahu wata'ala menurunkan ayat demi ayat kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam agar beliau tetap teguh dalam berdakwah.

Tatkala beliau dirundung kesedihan karena ucapan para mukadzdzibiin[1] maka Allah subhanahu wata'ala menurunkan ayat kepada beliau bahwa para rasul terdahulupun juga didustakan dan disakiti namun mereka tetap bersabar sampai datang pertolongan Allah subhanahu wata'ala.

قَدْ نَعْلَمُ اِنَّهٗ لَيَحْزُنُكَ الَّذِيْ يَقُوْلُوْنَ فَاِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُوْنَكَ وَلٰكِنَّ الظّٰلِمِيْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ يَجْحَدُوْنَ وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوْا عَلٰى مَا كُذِّبُوْا وَاُوْذُوْا حَتّٰٓى اَتٰىهُمْ نَصْرُنَا ۚ

Sungguh, Kami mengetahui bahwa sesungguhnya apa yang mereka katakan itu betul-betul membuatmu (Nabi Muhammad) bersedih. (Bersabarlah) karena sebenarnya mereka tidak mendustakanmu, tetapi orang-orang zalim itu selalu mengingkari ayat-ayat Allah. Sungguh rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, lalu mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. [QS. Al-An’am ayat 33-34]

Demikian pula tatkala apa yang dikatakan oleh para mukadzdzibin menyakiti hati beliau maka Allah turunkan ayat untuk bersabar.

وَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيْلًا وَذَرْنِيْ وَالْمُكَذِّبِيْنَ اُولِى النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيْلًا

Bersabarlah (Nabi Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik. Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap para pendusta yang memiliki segala kenikmatan hidup dan berilah mereka penangguhan sementara. [QS. Al-Muzammil ayat 10-11]

Ayat-ayat tentang kisah para Rasul terdahulu, kabar gembira berupa penjagaan, pertolongan, dan kemenangan pun juga Allah turunkan untuk memotivasi beliau dalam mengemban dakwahnya.

كَتَبَ اللّٰهُ لَاَغْلِبَنَّ اَنَا۠ وَرُسُلِيْۗ اِنَّ اللّٰهَ قَوِيٌّ عَزِيْزٌ

Allah telah menetapkan, “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa. [QS. Al-Mujadilah ayat 21]

يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۗوَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗ ۗوَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjaga engkau dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. [QS. Al-Ma’idah ayat 67]

Demikianlah ayat-ayat Al-Quran turun kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam secara berangsur-angsur sebagai penghibur, penenang, dan peneguh hati agar rasa sedih dan putus asa hilang dari hati beliau.

Sesungguhnya apabila ayat-ayat Al-Quran itu turun secara terus-menerus maka akan terus memperbaruhi kekuatan dan keteguhan hati.

Hikmah Nuzuzlul Quran yang Kedua adalah sebagai mukjizat bagi Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dan menjawab tantangan-tantangan dari orang-orang kafir.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa orang-orang musyrik sering kali mengajukan pertanyaan dalam rangka melemahkan dan menantang serta menguji kenabian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam.

Mereka pernah bertanya tentang kapan datangnya hari kiamat dan juga menantang Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam untuk menyegerakan datangnya azab. Oleh karena itulah Allah ta’ala turunkan ayat untuk menjawab pertanyaan dan tantangan tersebut.

Hikmah Nuzuzlul Quran yang Ketiga adalah untuk memudahkan dalam menghafal dan memaham Al-Quran.

Al-Quran diturunkan oleh Allah subhanahu wata'ala kepada umat yang ummi. Mereka tidaklah mengenal baca tulis karena mereka merekam ilmu dengan cara mengingat dan menghafalnya.

هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ

Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. [QS. Al-Jumu’ah ayat 2]

Oleh karena itulah diturunkannya Al-Quran secara berangsur-angsur memudahkan mereka dalam menghafalkan Al-Quran dan memahaminya.

Seandainya Al-Quran ini diturunkan secara sekaligus maka tentu akan memberatkan mereka dalam menghafal, memahami, dan mencatatnya. Apalagi mereka adalah umat yang ummi (tidak mengenal baca tulis).

Hikmah Nuzulul Quran yang Keempat adalah untuk proses pembentukan umat secara bertahap. Ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan pada permulaan kenabian adalah yang berkaitan dengan pondasi-pondasi keimanan.

Demikian pula ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan akhlakul karimah, tazkiyatunafs, larangan berbuat keji dan mungkar, larangan berbuat kerusakan dan keburukan, penjelasan tentang halal dan haram, penjagaan terhadap makanan dan minuman yang haram, dan penjagaan terhadap harta, kehormatan, dan darah.

Pada tahap selanjutlah turunlah ayat-ayat yang berkaitan dengan sosial setelah diturunkannya kewajiban-kewajiban dalam beragama dan rukun-rukun Islam. Baik itu berupa hukum pidana, hukum keluarga, hukum pemerintahan, dan lain sebagainya.

Tentu semua itu diturunkan secara bertahap sesuai dengan kondisi umat saat itu. Hal ini tidak lain dan tidak bukan adalah dalam rangka pembentukan masyarakat Islam yang ideal.

Hikmah Nuzulul Quran yang Kelima adalah untuk menunjukkan bahwa Al-Quran itu benar diturunkan dari Allah Yang Maha Bijak lagi Maha Terpuji.

Meskipun Al-Quran ini diturunkan secara bertahap selama kurang lebih dua puluh tiga tahun, akan tetapi rangkaian ayat-demi ayat, surat demi suratnya begitu serasi, padat, dan cermat satu sama lain, saling bertautan dan terjalin bagai untaian mutiara yang indah yang tidak ada bandingannya dengan perkataan manusia.

Seandainya Al-Quran ini adalah perkataan manusia yang disampaikan dalam berbagai situasi, peristiwa, dan kejadian maka tentu akan terjadi ketidakserasian, saling bertentangan, serta sulit terjadi keseimbangan.

Oleh : Adam Rizkala

Refrensi

- Manahil Al Irfan Fi Ulumil Qur’an oleh Az-Zurqaani

- Mabahits Fi Ulumil Qur’an oleh Manna Al-Qatthaan



[1] Orang-orang yang mendustakan Al-Quran

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan komentar yang mencerminkan seorang muslim yang baik :)