MENU

Kisah Teladan Nabi Adam Alaihissalam dalam Al-Quran

Kisah Teladan Nabi Adam

Bismillah, Alhamdulillah kita bersyukur atas nikmat-Nya, semoga shalawat dan salam senantiasa Allah curahkan kepada Nabi-Nya Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya.

Diantara salah satu kekuasaan Allah tabaraka wata’ala ialah menciptakan manusia dari satu orang lelaki. Dialah Adam alaihissalam manusia pertama sekaligus bapaknya manusia yang Allah ciptakan dari tanah liat. Kemudian Allah juga ciptakan istrinya dari diri Adam sebagai ibu bagi seluruh manusia hingga tersebarlah keturunan mereka berdua di muka bumi ini.

Pada kesempatan kali ini, akan kami ceritakan kisah teladan Nabi Adam alaihissalam yang dijelaskan dalam Al-Quran mulai sebelum Nabi Adam alaihissalam tercipta hingga diturunkan dari surga.

Kisah Nabi Adam Alaihissalam Sebelum Diciptakan

Sebelum Allah subhanahu wata'ala menciptakan Nabi Adam, Allah memberi tahu kepada para Malaikat bahwa Ia hendak menciptakan khalifah di muka bumi ini. Allah ta’ala berfirman :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". [QS. Al-Baqarah ayat 30]

Karena para Malaikat telah mengetahui bahwa makhluk penghuni bumi sebelum diciptakannya khalifah ini telah banyak sekali berbuat kerusakan dan menumpahkan darah di muka bumi, maka para malaikatpun bertanya tentang apa hikmah di balik penciptaan khalifah tersebut.[1] Disebutkan di dalam Al-Quran :

قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ

Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" [QS. Al-Baqarah ayat 30]

Setelah para Malaikat menanyakan hal demikian, maka Allah ta’ala pun menjawab pertanyaan mereka :

قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". [QS Al-Baqarah ayat 30]

Artinya Allah lebih tahu kemaslahatan yang lebih utama dari penciptaan mereka dari pada para Malaikat. Karena dari keturanan Nabi Adam inilah akan ada yang menjadi para Nabi dan Rasul, orang-orang shiddiq, syuhada, dan orang-orang shalih.

Kisah Nabi Adam Alaihissalam Diciptakan

Allah subhanahu wata'ala menciptakan Nabi Adam alaihissalam dari tanah liat dengan tangan-Nya. Setelah Allah sempurnakan maka Allah pun meniupkan Nabi Adam alaihissalam dengan ruh ciptaan-Nya dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam alaihissalam. Disebutkan di dalam Al-Quran :

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِّن طِينٍ ﴿٧١﴾ فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ ﴿٧٢﴾

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". [QS. Shaad ayat 71-72]

Kisah Nabi Adam Alaihissalam Diuji Ilmu Pengetahuannya oleh Allah

Setelah diciptakannya Nabi Adam alaihissalam maka Allah ajarkan kepada Adam semua nama-nama dzat dan gerakannya, baik yang kecil maupun yang besar.[2] Di dalam Al-Quran disebutkan :

وَعَلَّمَ آدَمَ الأسْمَاءَ كُلَّهَا

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya [QS. Al-Baqarah ayat 31]

Kemudian, Allah hendak menunjukkan kemampuan Nabi Adam alaihissalam kepada para malaikat sebagai jawaban atas pertanyaan mereka tentang hikmah dibalik penciptaan Nabi Adam.

Maka Allah pun mengemukakan kepada para malaikat agar menyebutkan seluruh nama-nama benda. Di dalam Al-Quran disebutkan :

ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

Kemudian (Allah) mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” (QS. Al-Baqarah ayat 31)

Ternyata para malaikat pun tidak sanggup menjawab pertanyaan Allah ta’ala atas mereka. Merekapun bertasbih kepada Allah seraya mengakui bahwa mereka tidak memiliki ilmu kecuali apa yang Allah ajarkan saja pada mereka. Disebutkan di dalam Al-Quran :

قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. [QS. Al-Baqarah ayat 32]

Setelah Allah minta para malaikat untuk menyebutkan nama-nama dan ternyata mereka tidak mampu melakukannya, maka Allah ta’ala perintahkan Nabi Adam alaihissalam untuk menyebutkan nama-nama tersebut. Allah ta’ala mengatakan kepada Nabi Adam :

قَالَ يَا آدَمُ أَنبِئْهُم بِأَسْمَائِهِمْ

Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”.

Ternyata Nabi Adam alaihissalam mampu menyebutkan seluruh nama-nama tersebut, maka Allah pun berfirman tentang diri-Nya kepada para Malaikat bahwa Ia mengetahui rahasia langit dan bumi, serta mengetahui segala yang ditampakkan ataupun disembunyikan makhluk-Nya. Disebutkan di dalam Al-Quran :

فَلَمَّا أَنبَأَهُم بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ

Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” [QS. Al-Baqarah ayat 33]

Kisah Diusirnya Iblis dari Surga

Allah subhanahu wata'ala menciptakan Nabi Adam alaihissalam dengan banyak kelebihan. Maka dari itu, setelah Allah menciptakan dan membentuk Nabi Adam sedemikian rupa, maka Allah 'azza wajalla perintahkan kepada para malaikat untuk memberi sujud penghormatan kepada Adam alaihissalam. Disebutkan dalam Al-Quran :

وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", [QS. Al-A’raf ayat 11]

Maka, bersujudlah para malaikat itu atas perintah dari Allah kecuali Iblis karena kesombongannya ia enggan bersujud kepada Nabi Adam alaihissalam. Disebutkan di dalam Al-Quran :

فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُن مِّنَ السَّاجِدِينَ

maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. [QS. Al-A’raf ayat 11]

Iblis merupakan bangsa jin yang tercipta dari api, sementara malaikat tercipta dari cahaya. Meskipun Iblis bukan dari kalangan para malaikat namun ia tetap wajib untuk bersujud kepada Nabi Adam alaihissalam karena ia juga tinggal bersama para malaikat. Disebutkan di dalam Al-Quran :

كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ 

Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. [QS. Al-Kahfi ayat 50]

Mengetahui Iblis enggan bersujud kepada Nabi Adam, maka Allah subhanahu wata'ala pun bertanya kepada Iblis tentang apa yang menyebabkan dirinya enggan bersujud kepada Nabi Adam alaihissalam. Di dalam Al-Quran disebutkan :

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ 

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" [QS. Al-A’raf ayat 12]

Bukannya bertaubat mengakui kesalahannya, iblis malah mendebat Allah subhanahu wata'ala. Ia berpendapat bahwa ia lebih baik dari pada Nabi Adam alaihissalam. Nabi Adam alaihissalam hanyalah makhluk yang tercipta dari tanah, sementara ia berasal dari api yang menurut dia lebih mulia daripada tanah. Sehingga tidak pantas baginya untuk sujud kepada Nabi Adam alaihissalam. Di dalam Al-Quran disebutkan :

قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ

Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". [QS. Al-A’raf ayat 12]

Akhirnya, Allah subhanahu wata'ala mengusir Iblis dari surga, karena tidak pantas banginya untuk menyombongkan diri, dan tidak pantas orang yang sombong berada di tempat yang suci. Di dalam Al-Quran disebutkan :

قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ

Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". [QS. Al-A’raf ayat 13]

Kisah Iblis Bersumpah Kepada Allah

Setelah Allah ta’ala mengusir Iblis dari surga maka Iblis meminta agar ditangguhkan umurnya oleh Allah sampai hari kiamat. Di dalam Al-Quran disebutkan :

قَالَ أَنظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". [QS. Al-A’raf ayat 14]

Maka Allah 'azza wajalla pun mengabulkan permintaan tersebut. Di dalam Al-Quran disebutkan :

قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ

Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh". [QS. Al-A’raf ayat 15]

Ketika Iblis telah mengetahui bahwa umurnya ditangguhkan sampai hari kiamat, maka dengan lancangnya ia bersumpah untuk menjadi musuh bagi anak turun Nabi Adam alaihissalam, serta bertekad untuk selalu mengganggu, membahayakan, menyesatkan, dan memalingkan mereka dari jalan yang lurus. Di dalam Al-Quran disebutkan :

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, [QS. Al-A’raf ayat 16]

Tidak hanya itu, bahkan Iblis akan berupaya dengan segala cara dan upaya agar bisa menjadikan keturunan Nabi Adam menjadi hamba yang tidak bersyukur. Di dalam Al-Quran disebutkan :

ثُمَّ لَآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). [QS. Al-A’raf ayat 17]

Bahkan ia akan menghiasi segala jenis kemaksiatan seakan-akan terlihat indah di mata manusia. Di dalam Al-Quran disebutkan :

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, [QS. Al-Hijr ayat 39]

Meskipun berbagai upaya telah ia lakukan, ia mengetahui bahwa semua upaya yang dilakukannya tidak mempan bagi hamba-hamba Allah yang mukhlish[3]. Di dalam Al-Quran disebutkan :

إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". [QS. Al-Hijr ayat 40]

Mengetahui hal tersebut, maka Allah subhanahu wata’ala pun mengusir Iblis dan melaknatnya. Bahkan Allah mengancam siapa saja yang mengikuti Iblis maka akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam kesemuanya. Di dalam Al-Quran disebutkan :

قَالَ اخْرُجْ مِنْهَا مَذْءُومًا مَّدْحُورًا ۖ لَّمَن تَبِعَكَ مِنْهُمْ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنكُمْ أَجْمَعِينَ

Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya". [QS. Al-A’raf ayat 18]

Di ayat yang lain juga disebutkan :

قَالَ اذْهَبْ فَمَن تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَّوْفُورًا

Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. [QS. Al-Isra’ ayat 63]

Tidak sampai disitu, bahkan Allah mengancam Iblis agar ia kerahkan segala upaya yang bisa ia lakukan untuk menggoda anak turun Nabi Adam. Di dalam Al-Quran disebutkan :

وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُم بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِم بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ وَعِدْهُمْ ۚ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا

Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. [QS. Al-Isra’ ayat 64]

Kisah Nabi Adam Alaihissalam dan Istrinya di dalam Surga

Setelah Allah mengusir Iblis dari surga, lalu Allah kembali kepada Nabi Adam alaihissalam dan menciptakan istrinya. Allah subhanahu wata'ala menciptakan istrinya dari tulang rusuk Nabi Adam dan ia bernama Hawa.[4]

Kemudian Allah ta’ala mempersilahkan Nabi Adam alaihissalam dan istrinya untuk bertempat tinggal di dalam surga, serta mempersilahkan mereka berdua untuk menikmati semua makanan surga kecuali satu pohon.[5] Di dalam Al-Quran disebutkan :

وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

(Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim". [QS. Al-A’raf ayat 19]

Konteks ayat di atas menunjukkan bahwa istrinya yaitu Hawa diciptakan sebelum Nabi Adam memasuki surga.

Pada mulanya, Nabi Adam ditimpakan rasa kantuk. Ketika tertidur Allah mengambil salah satu dari tulang rusuk sebelah kirinya dan menambalnya dengan daging, sedangkan Nabi Adam masih tetap tertidur.

Setelah itu, Allah menjadikan tulang rusuknya itu istrinya ,yaitu Hawa, berupa seorang wanita yang sempurna agar Nabi Adam merasa tenang hidup dengannya.

Ketika Nabi Adam terbangun, ia melihat istrinya telah berada di sampingnya, lalu ia berkata, “Oh dagingku, darahku, dan istriku” lalu Nabi Adam merasa tenang dan tenteram bersamanya.

Setelah Allah mengawinkannya dan menjadikan rasa tenang dan tenteram di dalam diri Nabi Adam, maka Allah berfirman kepadanya secara langsung, "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.[6]

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa istrinya diciptakan setelah Nabi Adam dimasukkan ke dalam surga. Berikut kisahnya :

Pada mulanya, ketika Nabi Adam ditempatkan di dalam surga, maka Nabi Adam berjalan di dalamnya dengan perasaan kesepian karena tidak ada teman hidup yang membuat dia merasa tenang dan tenteram dengannya.

Kemudian Nabi Adam tidur sejenak. Setelah terbangun, ternyata di dekat kepalanya terdapat seorang wanita yang sedang duduk. Allahlah yang telah menciptakannya dari tulang rusuk Nabi Adam.

Lalu Nabi Adam bertanya kepadanya, “Siapakah kamu?”. Lalu wanita itu menjawab, “Seorang wanita”. Nabi Adam bertanya, “Mengapa engkau diciptakan”. Wanita itu menjawab “Agar kamu merasa tenang dan tenteram bersamaku”

Lalu para malaikat bertanya kepada Nabi Adam seraya menguji pengetahuan yang dicapai oleh Adam, “Siapakah nama wanita itu hai Adam?”. Nabi Adam menjawab, “Dia bernama Hawa” Mereka bertanya lagi, “Mengapa dinamakan Hawa?”. Nabi Adam menjawab, “Karena dia diciptakan dari sesuatu yang Hidup.” Allah ta’ala berfirman, “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.[7]

Kisah Teladan Nabi Adam Alaihissalam Bertaubat Kepada Allah

Setelah Allah memasukkan Nabi Adam alaihissalam beserta istrinya ke dalam surga serta mempersilahkan mereka berdua untuk menikmati fasilitas di surga, Allah ta’ala memperingatkan kepada mereka berdua bahwa mereka mempunyai musuh yakni Iblis yang patut mereka waspadai karena ia akan berusaha agar Adam alaihissalam beserta istrinya dikeluarkan dari surga.

فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَٰذَا عَدُوٌّ لَّكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَىٰ

Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. [QS. Thaha ayat 117]

Allah subhanahu wata'ala juga mengabarkan kepada Nabi Adam tentang fasilitas dan nikmat yang ia peroleh di dalam surga agar ia tidak terperdaya Iblis yang menginginkan ia dikeluarkan dari surga. Di dalam Al-Quran disebutkan :

إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرَىٰ ﴿١١٨﴾  وَأَنَّكَ لَا تَظْمَأُ فِيهَا وَلَا تَضْحَىٰ ﴿١١٩﴾

Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya". [QS. Thaha ayat 118-119]

Mengetahui nikmat yang Allah berikan kepada Nabi Adam alaihissalam dan istrinya, Hawa, Iblis merasa dengki dan iri hati. Maka dari itu, Iblis tidak tinggal diam. Dia berusaha menggoda Nabi Adam alaihissalam dan istrinya agar nikmat tersebut lenyap dari mereka berdua.

Iblis pun memulai tipu dayanya dengan berbisik kepada Nabi Adam dan istrinya bahwa sebenarnya Allah ta'ala melarang mereka memakan buah tersebut karena Allah tidak ingin mereka berdua menjadi malaikat dan kekal di dalam surga. Di dalam Al-Quran disebutkan :

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِن سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ

Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)". [QS. Al-A’raf ayat 20]

Diterangkan di ayat yang lain, Iblis mengabarkan kepada Adam bahwa pohon tersebut merupakan pohon khuldi yang apabila dimakan maka akan kekal abadi di dalam surga :

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَىٰ

Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?" [QS. Thaha ayat 120]

Agar Nabi Adam alaihissalam dan istrinya mempercayai bisikannya, Iblis pun bersumpah dengan nama Allah kepada mereka berdua agar terbujuk dengan tipuannya. Di dalam Al-Quran disebutkan :

وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ

Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua", [QS. Al-A’raf ayat 21]

Mendengar Iblis berani bersumpah atas nama Allah, maka Nabi Adam dan istrinyapun terperdaya oleh Iblis dan akhirnya mereka berdua pun memakan buah tersebut.

Tatkala mereka berdua baru mencicipi buah tersebut, pakaian merekapun langsung terbuka sehingga aurat mereka tersingkap. Karena mereka merasa malu, merekapun menutupi aurat mereka yang tersingkap dengan dedaunan surga. Di dalam Al-Quran disebutkan :

فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ الْجَنَّةِ 

maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. [QS. Al-A’raf ayat 22]

Setelah kejadian itu, Allah ta'ala pun memanggil dan menegur mereka berdua. Di dalam Al-Quran disebutkan :

وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" [QS. Al-A’raf ayat 22]

Mendengar teguran dari Allah subhanahu wata'ala, Nabi Adam alaihissalam dan istrinya, Hawa, menyesali perbuatannya. Mereka pun mengakui kesalahan mereka dan memohon kepada Allah agar Allah mengapuni dosa mereka serta merahmati mereka :

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. [QS. Al-A’raf ayat 23]

Kalimat yang mereka ucapan tersebut merupakan kalimat yang Adam terima dari Allah langsung. Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Allah pun menerima taubat mereka, karena Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Di dalam Al-Quran disebutkan :

فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِن رَّبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [QS. Al-Baqarah ayat 37]

Lihatlah bagaimana kisah teladan Nabi Adam alaihissalam tatkala ia berbuat salah. Adam mengakui kesalahannya dan bertaubat kepada Allah ketika berbuat salah. Sementara Iblis justru menyombongkan dirinya di hadapan Allah ketika berbuat salah.

Kisah Nabi Adam Alaihissalam Diturunkan ke Bumi

Meskipun Allah subhanahu wata'ala sudah menerima taubat Nabi Adam alaihissalam dan juga istrinya, bukan berarti mereka tidak dikeluarkan dari surga. Maka sebagai hukuman atas kemaksiatan yang mereka perbuat, Allah ta’ala pun mengeluarkan mereka berdua dari surga dan menurunkan mereka ke bumi.

Selain itu, Allah juga menjadikan permusuhan antara Adam alaihissalam dan juga Iblis. Di bumi itulah mereka akan menetap sampai pada waktu yang telah ditentukan. Di dalam Al-Quran disebutkan :

قَالَ اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ

Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan". [QS. Al-‘Araf ayat 24]

Kemudian, Allah subhanahu wata'ala juga telah menetapkan bahwasanya Nabi Adam alaihissalam dan keturunannya akan menjadi penghuni bumi sampai hari kiamat. Mereka akan hidup di bumi, mati di bumi, dikubur di bumi dan juga dibangkitkan dari bumi. Allah ta’ala berfirman :

قَالَ فِيهَا تَحْيَوْنَ وَفِيهَا تَمُوتُونَ وَمِنْهَا تُخْرَجُونَ

Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. [QS. Al-A’raf ayat 25]

Walaupun Allah subhanahu wata'ala telah menetapkan Adam alaihissalam beserta keturunannya untuk menjadi penghuni bumi sampai ajal menjemput, Allah ta'ala tidak membiarkan mereka begitu saja tanpa memberikan panduan agar mereka bisa kembali lagi ke surga.

Sehingga Allah pun mengutus para Nabi dan Rasul yang datang membawa petunjuk dari Allah kepada manusia. Barang siapa yang mengikuti petunjuk tersebut maka tidak ada rasa khawatir bagi mereka kelak di akhirat, tidak pula mereka bersedih hati atas perkara duniawi yang telah mereka lewatkan. Allah ta'ala berfirman :

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati [QS. Al-Baqarah ayat 38]

Di ayat yang lain juga disebutkan :

يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي ۙ فَمَنِ اتَّقَىٰ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. [QS. Al-A’raf ayat 35]

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ

Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. [QS. Thaha ayat 123]

Sementara bagi mereka yang tidak mau mengikuti petunjuk dari Allah, mendustakan ayat-ayatNya, berbuat kekufuran, serta menyombongkan diri dari petunjuk tersebut, maka mereka tidak akan bisa kembali ke surga dan mereka akan dijadikan sebagai penghuni neraka selama-lamanya. Disebutkan di dalam Al-Quran :

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. [QS. Al-Baqarah ayat 39]

Diterangkan pula di ayat yang lain bahwa Allah ta'ala berfirman :

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. [QS. Al-A’raf ayat 36]

Bahkan siapa yang berpaling dari petunjuk tersebut, maka Allah 'azza wajalla akan menjadikan kehidupannya di dunia menjadi sempit, dan membangkitkannya ketika di akhirat dalam keadaan buta. Allah ta'ala berfirman :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". [QS. Thaha ayat 124]

__________

Demikianlah telah kami ceritakan kisah teladan Nabi Adam alaihissalam yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Quran semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah tersebut.

Disusun oleh : Adam Rizkala

PERHATIAN : Silahkan copas dan share tulisan ini sebanyak-banyaknya agar bermanfaat dengan tetap menyertakan link sumbernya serta tidak untuk kepentingan komersil.

Buku-buku Refrensi :

- Al-Quran Al-Karim

- Qashahsul Anbiya' oleh Ibnu Katsir

- Tafsir Ibnu Katsir

- Tafsir Ath-Thabari



[1] Disebutkan dalam kitab-kitab tafsir bahwa penghuni bumi pertama kali adalah makhluk jin. Mereka berbuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi tersebut dan juga saling membunuh. Lalu Allah mengirimkan Iblis untuk memerangi mereka. Akhirnya Iblis bersama para malaikat memerangi jin, hingga mengejar mereka sampai ke pulau-pulau yang ada di berbagai lautan dan sampai kepuncak-puncak gunung. Setelah itu Allah menciptakan Ada, dan menempatkannya di bumi. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir dan Tafisr Ath-Thabari tentang tafisr QS. Al-Baqarah ayat 30]

[2] Pendapat ini merupakan pendapat Ibnu Abbas yang dipilih oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya Qashashul Anbiya’.

[3] Yaitu hamba-hamba Allah yang memurnikan ibadah hanya kepada Allah ta’ala dan tidak menyekutukan-Nya pada suatu apapun.

[4] Lihat Tafsir QS. Al-Baqarah ayat 35 dalam Tafsir Ibnu Katsir

[5] Para ulama berbeda pendapat mengenai nama pohon ini, ada yang mengatakan pohon anggur, ada juga yang berpendapat pohon gandum, ada juga yang berpendapat pohon tin, dan ada juga yang berkata bahwa pohon tersebut adalah pohon kurma. Yang jelas Allah subhanahu wata'ala tidak menyebutkan secara jelas apa nama pohon tersebut. Seandainya ada maslahat dibalik penyebutan nama pohon tersebut tentu Allah akan menyebutkannya, akan tetapi Allah tidak menyebutkannya. [Lihat Qashashul-Anbiya’ oleh Ibnu Katsir]

[6] Lihat Tafsir QS. Al-Baqarah ayat 35 dalam Tafsir Ibnu Katsir

[7] Lihat Tafsir QS. Al-Baqarah ayat 35 dalam Tafsir Ibnu Katsir

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan komentar yang mencerminkan seorang muslim yang baik :)