Keutamaan Membaca Al Quran dan Menghafalkannya
Oleh : Adam Rizkala
Dipublikasikan : 12/23/2018
![]() |
Kitab Al Quran merupakan
pedoman dan petunjuk yang paling utama bagi umat Islam. Kitab ini berisikan ayat-ayat berupa
perintah dan larangan yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad shallallaahu
‘alaihi wasallam.
Perintah-perintah
yang disebutkan dalam Al
Quran adalah
perintah yang wajib dikerjakan, sedangkan larangannya wajib untuk dijauhi dan
ditinggalkan.
Di dalam Al
Quran juga
terdapat kisah-kisah nyata baik
yang telah
terjadi maupun
yang akan
terjadi
yang wajib diimani oleh setiap muslim. Dari kisah tersebut banyak terkandung hikmah yang
dapat dijadikan pelajaran hidup dan peringatan bagi manusia.
Cara
asli belajar Al Quran adalah dengan cara menghafalkannya. Berdasarkan
sejarah yang tercatat dalam kitab-kitab hadits, awal mula turunnya Al Quran
tidaklah diturunkan berupa tulisan yang tertulis dalam kitab atau lembaran. Namun, Al Quran diturunkan kepada
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melalui malaikat Jibril dengan cara bertalaqqi.
Rasulullah
shallallaahu
‘alaihi wasallam belajar
dan mendengar Al Quran yang dibacakan secara langsung dari malaikat Jibril. Setelah Jibril ‘alaihis salam
selesai membacakannya, maka beliaupun hafal terhadap ayat yang dibacakannya itu. Setelah itu, barulah beliau menyampaikan ayat
tersebut kepada para sahabatnya dengan metode yang sama.
Menghafalkan Al Quran adalah sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam dan para sahabatnya.
Banyak keutamaan yang didapatkan bagi seorang muslim
yang mau menghafalkan Al Quran.
Berikut beberapa keutamaan yang di peroleh bagi para penghafal Al Quran :
1. Orang Terbaik
Al Quran merupakan kalamnya Zat yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya.
Maka sudah sepantasnya seseorang yang belajar dan mengajarkan Al Quran adalah orang yang terbaik
di sisi Allah.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang
belajar dan mengajarkan Al-Quran.”
(HR. Bukhari)
2. Bersama Para Malaikat Safarah
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ، وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ
الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ، وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ، وَهُوَ
عَلَيْهِ شَدِيدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ
“Perumpamaan orang yang membaca al-Quran,
sedangkan ia hafal maka ia bersama (malaikat) safar yang mulia lagi berbakti. Dan
perumpamaan orang yang membaca al-Quran, sedangkan ia berusaha (menghafal)nya
dan merasa sangat berat untuk menghafalkannya maka ia mendapatkan dua pahala.”
(HR. Bukhari)
Dalam
kitab Umdatul Qari’, Imam Al Qurtubi menjelaskan bahwa “bersama malaikat safarah” memiliki dua
makna :
Makna
yang pertama :
(yakni) Ia memiliki memiliki kedudukan bersama para malaikat karena ia memiliki
sifat yang sama dengan malaikat dalam menghafal Al Quran.
Makna yang kedua : bahwa ia adalah orang yang
beramal dengan amalan para malaikat safarah dan berjalan menempuh jalannya
mereka.
3. Diangkat Derajatnya
Siapakah di antara kita yang tidak menginginkan
kedudukan yang tinggi di dunia maupun di akhirat? Tentu saja kita sangatlah
menginginkannya.
Namun,
kita perlu mengetahui bahwa Allah mengangkat dan menjatuhkan kedudukan suatu kaum baik di
dunia maupun di akhirat sebab
Al Quran.
Apabila
suatu kaum mau mengamalkan Al Quran maka Allah akan mengangkat derajat kaum tersebut.
Sebaliknya, apabila suatu kaum yang tidak mau membaca dan mengamalkan Al Quran
maka Allah akan merendahkan derajatnya.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا، وَيَضَعُ بِهِ
آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah mengangkat kaum dengan
kitab ini
(yakni Al Quran), dan merendahkan yang lain dengan (kitab) ini.”
(HR. Muslim)
4. Penolong di Hari Kiamat
Hari kiamat adalah hari di mana tidak ada seorangpun
yang dapat saling tolong menolong. Orang tua, anak, istri, harta, kedudukan dan
jabatan sudah tidak bisa diandalkan lagi untuk memberikan pertolongan.
Saat itulah seluruh manusia sibuk memikirkan
keselamatan dirinya sendiri. Maka dengan banyak membaca dan menghafalkan Al Quran, kita akan memperoleh pertolongan besok di
hari kiamat.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا
لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur’an, sesungguhnya al-Quran
akan datang di hari kiamat sebagai penolong bagi pembacanya, . . . (al-Hadits)”
(HR. Muslim)
5. Diberi Tanpa Meminta
Seorang yang
disibukkan dengan Al
Quran baik
membaca, menghafal, mempelajari, memahami, dan mengamalkan isinya sampai lupa untuk meminta kepada Allah, maka
akan diberikan segala apa yang ia butuhkan oleh Allah tanpa ia
memintanya.
Bahkan Allah akan memberikannya sesuatu yang lebih
baik dari pada sesuatu yang diberikan kepada orang yang meminta.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
يَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ عَنْ ذِكْرِي
وَمَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ، وَفَضْلُ كَلاَمِ
اللهِ عَلَى سَائِرِ الكَلاَمِ كَفَضْلِ اللهِ عَلَى خَلْقِهِ.
“Barang siapa
yang tersibukkan
dengan Al Quran dari berdzikir kepadaKu dan meminta kepadaKu maka Aku
berikan ia sesuatu yang lebih utama dari pada yang diberikan kepada orang-orang
yang meminta.
Keutamaan kalam Allah unggul di atas seluruh
kalam sebagaimana keutamaan
Allah unggul di atas ciptaanNya.”
(HR. Tirmidzi)
6. Mendapat Derajat Surga Sesuai Banyaknya Ayat yang Dihafal
Siapakah diantara kita yang tidak mau bertetangga di
surga bersama Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam? Apabila kita ingin
sederajat bersama Nabi di surga maka sudah sepantasnya kita menghafalkan dan
mengamalkan Al
Quran.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ، وَارْتَقِ، وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ
تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
“Dikatakan pada pembaca Al Quran: “Bacalah dan
naiklah! Dan tartilkanlah sebagaimana engkau mentartilkan di dunia, karena
sesungguhnya tempatmu berada di akhir ayat yang engkau baca.”
(HR. Abu Dawud)
7. Memperoleh Keamanan
Apabila kita dihidangkan makanan yang lezat,
apa yang biasanya kita lakukan? Tentunya kita akan
merasa senang
kemudian kita akan memakannya sampai habis. Apalagi apabila kita dalam keadaan yang sangat lapar.
Nah, ternyata Al Quran adalah hidangan dari Allah azza wajalla yang
disediakan untuk kita. Sangatlah rugi apabila Allah sudah menyediakan hidangan
namun kita tidak mau mengambilnya.
Padahal
kita mengetahui bahwa hidangan dari Allah jauh lebih baik dari pada hidangan
dari manusia. Barang siapa yang mau mengambil hidangan tersebut maka Allah
berikan jaminan keamanan baginya.
كَانَ عَبْدُ اللَّهِ، يَقُولُ: إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ
مَأْدُبَةُ اللَّهِ، فَمَنْ دَخَلَ فِيهِ، فَهُوَ آمِنٌ
Abdullah mengatakan: “Sesungguhnya Al Quran ini
adalah hidangannya Allah. Barang siapa yang masuk ke dalamnya maka dia aman.”
(HR. Ad-Darimi)
8. Tidak Disiksa oleh Allah
Allah telah menyediakan siksaan kepada para pendosa
berupa api yang jauh lebih panas dari pada api manapun yang ada di dunia.
Betapa pedihnya siksa yang diberikan oleh Allah kepada hamba yang menentang
kepada-Nya.
Apabila kita menghendaki untuk terhindar dari siksanya
Allah maka jalan yang
paling utama adalah memahami dan mengamalkan Al Quran. Dengan kita menghafal, membaca, memahami, dan
mengamalkannya maka Allah tidak akan menyiksa kita baik di dunia maupun di
akhirat.
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: اقْرَءُوا
الْقُرْآنَ وَلَا تغُرَّنَّكُمْ هَذِهِ الْمَصَاحِفُ الْمُعَلَّقَةُ، فَإِنَّ
اللَّهَ لَنْ يُعَذِّبَ قَلْبًا وَعَى الْقُرْآنَ
Dari Abu Umamah, sesungguhnya ia
mengatakan: “Bacalah Al Quran,
dan janganlah mushaf yang tercatat ini menipu kalian. Sesungguhnya
Allah tidak akan menyiksa hati yang memuat Al Quran (baik lafadz maupun
maknanya).”
(HR. Ad-Darimi)
Kesimpulan
Dari uraian keutamaan Al Quran
di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa betapa besarnya keutamaan yang
diberikan oleh Allah bagi para penghafal Al Quran.
Namun, Al Quran tidaklah cukup hanya dengan dihafalkan
saja.
Akan
tetapi harus disertai dengan pemahaman dan pengamalan.
Para sahabat pada zaman Nabi shallallaahu
‘alaihi wasallam tidak hanya menghafalkan Al Quran saja. Akan tetapi mereka juga
memahami isi serta mengamalkannya.
Sebetulnya, masih banyak lagi keutamaan-keutamaan
menghafal Al Quran yang belum dipaparkan dalam artikel
ini.
Namun, dari pemaparan tadi Insya Allah
sangatlah cukup dijadikan sebagai motivasi agar tergerak hati, lisan, dan badan
kita untuk membaca, menghafal, mempelajari, memahami, dan mengamalkan Al Quran.
Semoga artikel ini memberikan manfaat yang besar kepada kita semua. Amin.
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan komentar yang mencerminkan seorang muslim yang baik :)